Tarian Mandau Kalimantan Tengah
Tari Mandau. Tarian Mandau merupakan satu dari sekian banyak jenis tari yang lahir dari kultur Budaya masyarakat Suku Dayak di Kalimantan Tengah. Tari Mandau Suku Dayak simbolisasi dari semangat juang masyarakat Suku Dayak dalam membela harkat dan martabatnya.
Selain menggambarkan patriotisme warga Bumi Tambun Bungai untuk menjaga tanah kelahirannya, Tari Mandau Suku Dayak Kalteng juga merupakan simbolisasi keperkasaan pria Suku Dayak Kalimantan Tengah dalam menghadapi segala macam tantangan dalam aspek kehidupan.
Dalam setiap pertunjukan atau persembahan Tari Mandau diringi alunan suara kemerduan Gandang dan Garantung bertalu kencang. Harmonisasi perangkat musik tradisional tersebut memunculkan irama penuh semangat, seolah mengajak mereka yang mendengar dan menyaksikan persembahan Tari Mandau semakin bersemangat layaknya pejuang Suku Dayak yang siap terjun ke medan juang.
Kelompok penari Tari Mandau seringkali dilengkapi dengan menggenggam Mandau pada tangan sebelah kanan, sedangkan di tangan kiri Talawang menangkis serangan musuh sebagai tameng kokoh suku Dayak juga tampil menyempurnakan Tari Mandau Suku Dayak yang ditampilkan.
Tari Pesisir atau Garapan
Tari merupakan bahasa komunikasi dari tubuh kepada penonton ( body languarge ), merupakan bentuk ekspresi dari rangsang penciptaan. Rangsang penciptaan merupakan sesuatu yang bisa membangkitkan pikir. Dalam tari tradisional, nilai - nilai magis dan sakral selalu sangat berpengaruh terhadap rasa yang mempengaruhi gerak dan secara visual berpengaruh pula terhadap orang – orang di sekitarnya hingga menjadi bagian dari ritualisme tersebut. Problem of Arts mengatakan bahwa: bentuk ekspresif itu ialah bentuk yang di ungkapkan manusia, untuk di nikmati dengan rasa. Pada buku Fajar Kebudayaan dikatakan bahwa: tari telah mencapai tingkat kesempurnaan yang belum tercapai oleh seni atau ilmu pengetahuan lainnya.
1. Tari Tradisional Dayak adalah Semua Tari Dayak yang telah mengalami perjalanan sejarah yang cukup panjang dan bertumpu pada nilai-nilai tradisional yang masih ada. Curt Sahch ( ahli sejarah musik dan sejarah tari dari Jerman yang bermukim di Amerika Serikat ) dalam bukunya berjudul World History Of The Dance mengemukakan bahwa; perkembangan tari sebagai seni yang tinggi telah ada pada zaman prasejarah.
2. Sedangkan Tari Kreasi Dayak adalah: Ungkapan tari yang tidak berpijak pada aturan tradisi yang telah ada / baku dengan berorientasi pada dasar gerak dari tari tradisional Dayak yang di tata secara Koreografis.
Tari Tradisional Dayak di bagi berdasarkan fungsinya menjadi dua jenis:
Tari Adat dan Tari Rakyat.
1.1. Tari Adat adalah semua tarian tradisional Dayak yang belum tergarap dan masih monoton baik dari gerak tarinya maupun musiknya dan mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Contohnya: Tari Pedang Mualang dan Tari Ayun Pala’ ( Dayak Mualang ), Tari Hudo’ ( Dayak Kayaan Mendalam ), dll.
1.2. Tari Rakyat Adalah tari yang mengungkapkan kehendak rakyat. Misalnya: Ngajat ( Ibanic Group: Iban, Mualang, Kantuk, Ketungau, Bugau, Seberuang, Desa, Banyur dll Dayak berbahasa Benadai )
Di Kalimantan kalteng Tari Dayak terbagi menjadi dua pola garapan;
1. Tari Tradisional Dayak
2. Tari Kreasi Dayak.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Tari Tradisional Dayak adalah Semua Tari Dayak yang telah mengalami perjalanan sejarah yang cukup panjang dan bertumpu pada nilai-nilai tradisional yang masih ada. Curt Sahch ( ahli sejarah musik dan sejarah tari dari Jerman yang bermukim di Amerika Serikat ) dalam bukunya berjudul World History Of The Dance mengemukakan bahwa; perkembangan tari sebagai seni yang tinggi telah ada pada zaman prasejarah.
2. Sedangkan Tari Kreasi Dayak adalah: Ungkapan tari yang tidak berpijak pada aturan tradisi yang telah ada / baku dengan berorientasi pada dasar gerak dari tari tradisional Dayak yang di tata secara Koreografis.
Tari Tradisional Dayak di bagi berdasarkan fungsinya menjadi dua jenis:
Tari Adat dan Tari Rakyat.
1.1. Tari Adat adalah semua tarian tradisional Dayak yang belum tergarap dan masih monoton baik dari gerak tarinya maupun musiknya dan mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Contohnya: Tari Pedang Mualang dan Tari Ayun Pala’ ( Dayak Mualang ), Tari Hudo’ ( Dayak Kayaan Mendalam ), dll
Tari Iseng Mulang
Orang tak lagi memandang budaya dan warisan Datu Hiang sebagai sesuatu yang sakral. Modernisasi terasa semakin menggerus primordialisme. Kini, suara garantung dan syair karungut hanya terdengar lamat-lamat. Generasi muda Dayak dapat dihitung dengan jari yang peduli dengan warisan budayanya. Pertahanan budaya hanya ditopang oleh kaum tua. Kalteng masih beruntung memiliki agama Kaharingan, karena sebagian besar hanya umat Kaharinganlah yang secara konsisten menjalankan warisan budaya Dayak melalui berbagai upacara adat.Karungut adalah salah satu kesenian tradisional yang sangat komunikatif, karena pesan-pesan yang disampaikan berbentuk pantun dalam bahasa daerah Dayak dan mudah dimengerti penontonnya. Karungut diiringi alat musik kecapi, gong dan lainnya. bisa pakai band atau organ. Karungut semacam sastra lisan nusantara untuk
salam kenal dari dayak tonyooi
BalasHapusmantap,,,
BalasHapusKunjungi blog saya "PERJALANAN DI TANAH DAYAK /; link back : http://sangkaicity.blogspot.co.id/