INTERAKSI DENGAN LINGKUNGAN
MAKALAH
Dibuat Untuk
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah:
Psikologi Umum
Dosen Pengampu
Tulus
Tu’u,S.Th,MP.d
OLEH KELOMPOK 3:
CUNCUN AGRIFA
DEVITA ELSANDI
ERA YURIANA
NANA
RIRIN YUNINGSIH
ROBERTO FERNANDO
ERA YURIANA
NANA
RIRIN YUNINGSIH
ROBERTO FERNANDO
SEKOLAH TINGGI
TEOLOGI
GEREJA KALIMANTAN
EVANGELIS
BANJARMASIN
2012
Kata Pengantar
Puji syukur kami
panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa karena penyertaaNya lah Kami bisa
menyelesaikan makalah Psikologi Umum ini dengan tepat waktu. Terimakasih untuk
Bpk. Tulus Tu’u S.Th,MP.d yang telah
memberikan tugas ini untuk kelompok kami sehingga kelompok kami sekarang bisa
memahami apa itu Interaksi dengan lingkungan serta beberapa faktor yang
mempengaruhinya.
Tidak lupa juga kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dalam penulisan malakah ini. Dan jika banyak terjadi kesalahan
yang tidak berkenan di hati saudara/I maka kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya, karena dalam hal ini kita semua sudah tahu bahwa tidak semua
manusia yang sempurna.TUHAN MEMBERKATI
TIM
PENULIS
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian
interaksi
Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau
lebih indivdu manusia, dimana kelakuan induvidu yang satu mempengaruhi,
mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain, atau sebaliknya.
Interaksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Interaksi
antara benda-benda, bersifat statis, member respon terhadap tindakan-tindakan
kita, bukan terhadap kita dan timbulnya hanya satu pihak saja yaitu pada orang
yang melakukan perbuatan itu. Misalnya cermin-cermin merupakan pemantulan
tetapi cermin tidak dapat melihat.
2. Interaksi
antara manusia dengan manusia, bersifat dinamis, memberikan respon tertentu
pada manusia lain ; dan proses kejiwaan yang timbul terdapat pada segala pihak
yang bersangkutan. Misalnya kalau kita melihat tingkah laku perbuatan orang
lain, maka timbullah kesadaran tertentu yanbg kiranya sesuai dengan kesadaran
orang yang diamatinya itu.
Kepribadian individu, kecakapannya, ciri-ciri kegiatannya,
baru menjadi kepribadian individu di dalam dia melangsungkan hubungannya dengan
lingkungannya. Individu memerlukan hubungan dengan lingkungannya
menggiatkannya, merangsang perkembangannya atau yang memberikannya sesuatu yang
ia perlukan. Tanpa hubungan ini individu bukanlah individu lagi. Menurut seorang
sarjana psikologi Woodworth, pada
dasarnya terdapat 4 jenis hubungan
antara individu dengan lingkungannya.
·
Individu dapat bertentangan dengan lingkungan,
·
Individu dapat menggunakan lingkungan ,
·
Individu dapat berpartisipasi ( ikut serta)
dengan lingkungannya,
·
Individu dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
Kelangsungan interaksi sosial dalam bentuk yang sederhana,
ternyata merupakan proses yang kompleks (kumpulan daerah tempat berkumpul).
Tetapi pada dasarnya dapat dibedakan menjadi beberapa faktor yang mendasar,
baik secara tunggal maupun bergabung, ialah sebagai berikut :
a. Faktor
imitasi
Telah diuraikan
dengan sejarah pendek ilmu jiwa social mengenai pendapat Gabriel Tarde, yang
beranggapan bahwa seluruh kehidupan social itu sebenarnya
berdasarkan factor imitasi saja.
Walaupun pendapat ini berat, namun
peranan imitasi dalam interaksi social tidak kecil. Imitasi bukan menjadi dasar
pokok dari pada semua interaksi social seperti yang diuraikan Gabriel Tarde,
tetapi imitasi merupakan suatu segi dari proses interaksi social, yang
menerangkan mengapa dan bagai mana dapat terjadinya keserangaman dalam
pandangan dan tingkah laku, antara orang banyak. Dengan cara imitasi pandang
dengan tingkah laku, seseorang mewujutkan sikap, ide-ide, dan adat-istiadat
dari suatu keseluruhan kelompok masyrakat, dengan demikian pula seseorang itu
dapat lebih melebarkan dan meluaskan hubungan-hubungannya dengan orang lain.
b. Faktor
sugesti
Arti sugesti dan
imitasi dalam hubungannya dengan interaksi sosial adalah hampir sama. Bedanya
ialah bahwa dalam imitasi itu orang yang satu mengikuti salah satu diluar
dirinya, sedangkan pada sugesti itu seseorang memberikan pandangan atau sikap
dari dirinya yang lalu diterima oleh orang lain diluarnya. Sugesti dalam ilmu
jiwa social dapat dirumuskan sebagai suatu proses dimana seseorang individu
menerima satu cara penglihatan, atau
pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa mengkritik lebih duhuhu.
Secara garis
besar terdapat beberapa keadaan tertentu serta syarat-syarat yang memudahkan
sugesti terjadi ialah sebagai berikut :
·
Sugesti karena hambatan pikiran
·
Sugesti karena keadaan pikiran terpecah belah
·
Sugesti karena otoritas
·
Sugesti karena mayoritas
·
Sugesti karena “will to believe”
c. Faktor
indentifikasi
Indentifikasi
adalah sebuah istilah dari psikologi Sigmund Freud dan untuk lebih jelas mari
kiita tijau pandangan kepda beberapa tokoh ilmu jiwa Freud itu guna mengerti
istilah indentifikasi dengan lebih mendalam. Istilah indentifikasi timbul dalam
uraian freud mengenai cara-cara seorang anak belajar norma-norma social dari
orang tuanya, ketika ia kira-kira berumur 5 tahun.
Indentifikasi
dalam psikologi berarti dorongan untuk
menjadi identik (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun secara
batiniah. Misalnya identifikasi seorang anak laki-laki untuk menjadi sama seperti ayahnya atau
seorang anak perempuan untuk menjadi sama dengan ibunya. Proses identifikasi
ini mula-mula berlangsung secara tidak sadar (secra dengan sendirinya) kemudian
irrasionil, yaitu berdasarkan perasaan-perasaan atau
kecenderungan-kecenderungan dirinya yang tidak di perhitungkan secara rasionil,
dan yang ketiga identifikasi berguna untuk melengkapi system norma-norma,
cita-cita dan pedoman-pedoman tingkah laku orang yang mengidentifikasi itu.
d. Faktor
sympati
Sympati adalah
perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Sympati timbul
tidak atas dasar logis rasionil, melainkan berdasarkan penilaian perasaan
seperti juga pada proses identifikasi. Peranan sympati cukup nyata dalam
hubungan persahabatan antara 2 orang atau lebih. Hubungan cinta kasih antara
manusia itu, biasanya didahului pula oleh hubungan sympati yang terus menerus
memegang peranannya dalam hubungan cinta kasih itu. Patut di tambahkan bahwa
sympati dapat pula berkembang perlahan-lahan , disamping syimpati yang timbul
dengan tiba-tiba.
e. Introjeksi
Introjeksi
terjadi dalam kondisi tertentu sesudah terbentuknya kerjasama antara atau lebih orang berdasarkan sympati. Andaikata terdapat 2 orang yang sudah menaruh
sympati dan sudah bekerjasama beberapa waktu, sesudah itu karena
keadaan-keadaan tertentu saling hubungan antara kedua itu harus diputuskan.
Entah karena meninggalkan yang satu, entah karena kepergian keluar negeri atau
ketempat lain yang jauh dari tempatnya dari tempat semula. Kejadian smacam ini
tentulah menyedihkan kedua belah pihak, karena berarti terhentinya kerjasama
dan saling mengerti itu dan kemungkinan terhentinya untuk meluaskan pandangan
pribadi kedua-duanya.
BAB II
Manusia Berinteraksi Dengan Dunia Luar
A. Tenaga-tenaga
Pendorong pada Manusia
Manusia sebagai individu hidup dalam satu
dunia yang bukan dirinya sendiri,tetapi yang mutlak diperlukan untuk hidupnya.
Tanpa dunia luar ia pasti mati. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya
melangsungkan dan mengembangkannya,manusia membutuhkan makanan,udara,juga
memerlukan persahabatan,ilmu pengetahuan,persekutuan , dan kesusilaan.
Daya-daya yang mendorong manusia dari dalam untuk melakukan perbuatan itu kita
sebut dorongan nafsu(driften). Yang dimaksud dorongan nafsu adalah kekuatan
pendorong maju yang memaksa dan mengejar kepuasan dengan jalan mencari,mencapai
sesuatu yang berupa benda-benda ataupun nilai-nilai tertentu. Manusia adalah
mahluk yang belum selesai,belum lengkap,dan membutuhkan dunia luar untuk
berkembang mencapai kesempurnaannya,baik
jasmani maupun rohani. Dorongan nafsu itulah yang merupakan kekutan dalam diri kita,yang mendorong kita
maju untuk memiliki benda-benda dan nilai-nilai itu.
Dalam garis besarnya, dorongan nafsu itu dapat dibagi
menjadi tiga golongan :
a.Dorongan
nafsu mempertahankan diri : mencari makanan jika ia lapar,memghindari dari bahaya,menjaga diri agar
tetap sehat, mencari perlindungan untuk hidup aman dan sebagainya
b.Dorongan
nafsu memngembangkan diri: dorongan
ingin tahu, melatih dan mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya. Pada
manusia dorongan inilah yang menjadikan kebudayaan manusia makin maju dan makin
tinggi.
c.Dorongan
nafsu mempertahankan jenis: Manusia ataupun hewan secara sadar maupun tidak
sadar, selalu menjaga agar jenisnya dan keturunannya tetap berkembang dan
hidup. Dorongan nafsu ini antara lain terjelma dalam adanya perjodohan dan
perkawinan serta dorongan untuk memelihara dan mendidik anak.
Ada pula yang membagi dorongan nafsu
tersebut menjadi 4 macam yaitu
Ø
.Dorongan nafsu Vital(hayati).
Ø
.Dorongan nafsu egois.
Ø
.Dorongan nafsu sosial.
Ø
.Dorongan nafsu supra sosial
BAB III
Daya-Daya/alat-alat Interaksi Manusia Dengan Dunia
Luar.
Manusia mengadakan interaksi dengan dunia
luar dengan menggunakan berbagai daya,yang disebut daya-daya jiwa. Adapun
daya-daya terpenting adalah: pengamataan,tanggapan,ingatan,fantasi,
berpikir,perasaan dan kemauan.
a.Pengamatan.
Pengamatan ialah
suatu daya jiwa untuk memasukan kesan-kesan dari luar melalui dengan menggunakan
alat indra. Seperti melihat,mendengar,mencium,meraba sesuatu dan sebagainya
pengamatan merupakan dasar bagi setiap pengalaman dan pengetahuan seseorang.
b.Ingatan.
Kesan-kesan
yang tertinggal dari pengamatan didalam diri manusia yang berupa tanggapan-tanggapan
maupun pengertian itu disimpan untuk sewaktu-waktu dikeluarkan lagi.
c.Fantasi.
fantasi ialah
daya jiwa untuk menciptakan tanggapan-tanggapan atau kesan-kesan yang baru dengan bantuan-bantuan tanggapan atau
kesan-kesan yang baru dengan bantuan tanggapan-tanggapan yang sudah ada.Didalam
fungsinya daya fantasi menyertai daya pengamatan dan daya berpikir manusia.
Faedah
dan keburukan fantasi bagi manusia.
Guna fantasi bagi kita terutama
adalah
1) Untuk
menerima,menambah dan memajukan ilmu pengetahuan.
2) Untuk
menciptakan kesenian dan teknik.
3) Untuk
membentuk watak dan pribadi yang baik.
4) Bagi
kehidupan fantasi memungkinkan kita menghindarkan diri dari kesusahaan dan
kesulitan hidup,menimbulkan cita-cita dan perasaan yang luhur. Dengan
singkat,dengan adanya fantasi maka kebudayaan manusia makin berkembang maju dan
makin tinggi.
Keburukan
1) Dapat
menyebabkan orang meninggalkan realitas kemudian menjadi pengelamun, menjadi
apatis ,takut menghadapi kesukaran dan
kepahitan hidup.
2) Dapat
menimbulkan pikiran dan perasaan yang rendah yang bersifat a-susila dan
a-sosial.
3) Dapat
menimbulkan perasaabn takut dan takhyul m yang merugikan diri seseorang.
d. Perasaan.
Dibanding dengan daya-daya/alat-alat
interaksi yang lain telah dibicarakan,perasaan merupakan daya yang sangat penting. Ia
lebih mencerminkan keppribadian seseorang dalam interaksinya dengan dunia
luar,karena sifatnya lebih subyektif ,lebih khas atau unik.
Perasaan ada dua jenis yaitu :
Ø
Jasmani : - Perasaan indrani : Panas
dingin,asam,pahit,manis,keras,lunak,dsb.
- Perasaan naluri : takut,marah,perasaan seksual,dsb.
- Perasaan vital :lapar,haus,sakit,lelah,kenyang,dsb.
Ø
Rohani :
1. Perasaan intelek.
2. Perasaan estesis(keindahan).
3.Perasaan etis(susila).
4.Perasaan
kemasyarakatan(sosial).
5.Perasaan
religious(keagamaan).
6.Perasaan harga
diri.
Daftar Pustaka
-Dr. W.A Gerungan,Dipl. Pysch, Pychologi Sosial,PT. Eresco-Jakarta-Bandung,1972.(hal 58-76).
-Drs.H.Abu Ahmadi,dkk, Psikologi
sosial,Rineka Cipta 2002.(hal 53-64).
-Lalim Purwanto, Psikologi
Pendidikan,(hal 32-42).
Refleksi Teologis
Kami Mengambil dari nast Alkitab Mazmur
104:14 : “Engkau yang menumbuhkan rumput bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan untuk
diusahakan manusia yang mengeluarkan makanan dari dalam tanah”. Hubungannya
Dengan interaksi dengan lingkungan adalah
Tuhan menginginkan kita untuk mengelola apa yang sudah dia berikan untuk
kita,sudah seharusnya kita tidak untuk merusaknya namun harusnya kita
manfaatkan sebaik mungkin lingkungan yang sudah Tuhan ciptakan untuk kita,dan
bagaimana cara kita untuk bisa berinteraksi dengan baik terhadap lingkungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar