Terima Kasih Anda Telah Berkunjung di Blog Obet Nego Y. Agau

Minggu, 26 Mei 2013

keadaan situasi dalam zaman kitab Amos

KITAB AMOS
Pendahuluan

1.      Penulis                         :  Amos
2.      Tema                           :  Keadilan, Kebenaran dan Hukuman Ilahi Karena Dosa
3.      Tanggal Penulisan       :  Sekitar 760 – 755 SM

            Amos merupakan kitab ketiga dari kedua belas kitab Nabi-nabi Kecil. Secara kronologis kitab Amos sebenarnya menempati urutan pertama di antara nabi-nabi penulis, namun sedikit lebih tua. Rekan sezaman Yesaya dan Mikha di Yehuda, dan Yunus serta Hosea di Israel. Nama Amos berarti “terbeban/pemikul beban/penanggung beban”.
            Amos berasal dari Yehuda (Kerajaan Selatan) tetapi pelayanan utamanya di Israel, Kerajaan Utara. Ia seorang peternak domba dan seorang pemungut buah ara hutan dari Tekoa, sebuah desa sekitar 16/19KM jauhnya di selatan Yerusalem. Allah memanggilnya untuk bernubuat kepada Kerajaan Utara 50 tahun  sebelum pembuangan ke Asyur. Pelayanan Amos kepada Israel terjadi ketika Uzia menjadi raja Yehuda dan Yerobeam II raja Israel. Masa pemerintahan kedua raja ini tumpang tindih pada tahun 767-753 SM. Sangat mungkin Amos melayani sekitar 760-750/755 SM. Amos bernubuat 2 tahun sebelum “gempa bumi”.        Para ahli purbakala telah menemukan bukti terjadinya gempa bumi besar yang merusak dari waktu ini di beberapa tempat di Israel, termasuk ibukotanya Samaria. Ada kesamaan sebab Zakharia juga menyebutkan gempa bumi yang sama (Zak.14:5) lebih dari 200 tahun kemudian, serta menyatakan bahwa gempa itu sangat besar.
             Pernyataan Amos tentang dirinya kepada Amazia (imam palsu) bahwa ia bukan termasuk golongan nabi tapi hanya seorang peternak dan pemungut buah ara hutan. Tetapi Tuhan memanggil dan mengutusnya untuk menyampaikan nubuatan kepada bangsa Israel (7:14-15). Dengan pernyataan itu Amos menunjukkan bahwa ia bukan dari “golongan orang beragama yang berkuasa” menekankan pemisahan dirinya dari lembaga-lembaga formal seperti lingkungan istana bait suci. Karena Amos tampil sebagai orang awam yang berdikari dan sebagai pekerja kasar, Amos memiliki kekuasaan untuk mencanangkan pesan Allah tanpa dibebani kepentingan pribadi yang mengikat atau pendapat umum.
            Dalam kitab Amos, kita menemukan bahwa Tuhan mencintai keadilan dan Dia peduli akan orang-orang yang tertindas. Penduduk Israel tidak hanya menyembah ilah-ilah palsu, hakim-hakim mereka membuat keputusan berdasarkan suap, orang-orang miskin tidak mendapat keadilan dan orang kaya menjadi makin kaya di atas penderitaan mereka.¹
            Allah memakai Amos seorang yang tidak memiliki pendidikan teoritis yang “formal” atau pendidikan keagamaan menyoroti kebenaran bahwa Allah tidak bersikap memihak. Berita ilahi yang disampaikan melalui Amos dan respon orang-orang Israel terhadap berita tersebut sangat berkaitan dengan situasi bangsa Israel maupun Yehuda pada masa itu. Dalam hal ini kita perlu memperhatikan situasi politik, sosial, maupun keagamaan mereka, sehingga kita bisa memahami pesan Amos secara lebih baik.

I.                   Latar Belakang Sosial

            Pada zaman itu, terjadi kemerosotan sosial dan moral baik di Israel dan di Yehuda. Penduduk banyak melakukan ketidak-adilan sosial dan kemunafikan rohani, hal ini menjadi perhatian Amos dengan mengatakan, bahwa bangsa Israel telah ‘menjual orang benar karena uang’ (2:6); artinya di Israel telah terjadi jual-beli manusia, baik laki-laki, wanita maupun anak-anak, untuk menjadi budak sebagai ganti pembayaran hutang. Tindakan amoral yang sangat dikutuk oleh Amos (2:7) mungkin menunjuk kepada penyalah-gunaan dan penyiksaan budak-budak wanita; budak-budak tersebut sama sekali tidak mendapat perlindungan moral seperti yang terdapat dalam hukum Israel (bandingkan Kel.21:7-11). Amos secara khusus menunjuk bahwa sistem keadilan telah hancur, sehingga melalui suap, sogok dan yang semacamnya serta sikap acuh-tak acuh maka para orang kaya dan penguasa dapat memanipulasi hukum untuk kepentingan diri mereka sendiri, termasuk untuk menindas rakyat miskin (Amos 5:10-11,15).
           
II.                Latar belakang Ekonomi

            Situasi sosial, kesuksesan militer dan politik pada gilirannya melahirkan orang-orang
yang kuat secara ekonomi dan sosial. Perdagangan meningkat tajam (8:5a), bahkan berskala
internasional (3:9). Pembangunan gedung-gedung makin berkembang (3:15). Jumlah rumah
semakin banyak  (3:15b; 5:11; 6:8) dan perabotan pun semakin bervariasi (3:10,12b,15b;6:4a). Pengembangbiakan pohon anggur dan ternak meningkat untuk mencukupi permintaan pelanggan (5:11b; 6:4b) karena kehausan pelampiasan akan pesta-
¹Mari Berpikir tentang Alkitab, hal.121, Mark Tabb, Yayasan Gloria, 2011

pesta (4:1;6:4,6). Mereka menyalahgunakan kekuasaan dan kekayaan mereka untuk menindas
mereka yang miskin dan lemah. Ketidakadilan dapat ditemui di mana-mana dengan mudah (5:7, 15, 24; 6:12). Praktek penipuan dalam berbisnis semakin menguntungkan (8:5b). Perbudakan karena utang yang belum terbayar semakin beragam bentuknya (2:6;8:6). Orangorang yang kurang mampu secara sosial dieksploitasi (2:7a; 4:1;8:4) Hak-hak mereka
ditindas melalui intimidasi para saksi dan hakim (2:7a;5:10,12). Situasi seperti inilah yang
menjadi fokus pemberitaan Amos.

III.             Latar belakang Budaya

            Bersamaan dengan hancurnya sistem pendukung moralitas dan keadilan itu. Amos juga melihat bahwa ibadah-ibadah Israel yang sangat teratur ternyata merupakan tipuan yang tak berguna (5:4-5, 21-24). Masalah utama  pada zaman Amos adalahnya penyembahan berhala (2:8; 5:5, 26; 7:9-13; 8:14). Walaupun mereka tetap menjalankan ibadah kepada TUHAN secara luar  (4:4-5; 5:21-26) maupun memelihara Sabat (8:5), tetapi hidup mereka secara keseluruhan bertentangan dengan keagamaan mereka. Mereka tidak memperhatikan keadilan (2:7-8). Kemabukan menjadi sesuatu yang umum, bahkan di kalangan para wanita (4:1; bdk.2:8). Semua ini membuat TUHAN muak dengan semua ibadah mereka (5:23-25).
           
IV.             Hal-hal Khusus

Ø  Perhatian sosial dalam pengajaran Amos meliputi :



Pelayanan Sosial                                                             1) Meringankan kekurangan   
    manusia (5:12)
2) Kegiatan kemanusiaan
    (4:5; 6:4-7)
3) Melayani perseorangan  
    /keluarga (4:1; 5:6-7)
4) Perbuatan-perbuatan belas  
    kasihan (4:1; 6:4-7)
Aksi Sosial
1)      Menyingkirkan penyebab-penyebab kekurangan manusia (8:4-6)
2)      Kegiatan politik dan ekonomi (5:10-11, 15)
3)      Mengubah struktur masyarakat (4:4-5; 7:7-9)
4)      Mencari keadilan (2:6-8; 5:7; 24; 6:12)





Ø  Penulisan Kitab
      Detail-detail mengenai bagaimana nubuat-nubuat yang disampaikan Amos kepada Israel di Betel dapat dituangkan dalam bentuk tulisan masih tetap tidak diketahui. Tidaklah mungkin entahkah dia mendikte pernyataan-pernyataan yang diterimanya pada seorang jurutulis atau dia menyusunnya sendiri dalam bentuk tulisan. Tampaknya lebih mudah untuk menerima bahwa Amos menuliskan penyataan-penyataannya sesudah ia kembali ke Tekoa dari perjalanan singkatnya untuk “berkhotbah keliling” Israel. Berbagai pesan dan penglihatannya yang disampaikan dengan memakai kata ganti orang pertama mendukung asumsi ini (misalnya 5:1; 7:1-9; 8:1; 9:1)
      Ada versi yang hanya merujuk kepada gempa bumi dalam superskripsi kitab ini, namun dianjurkan lebih baik rujukan ini diartikan 2 tahun sebelum gempa bumi (seperti yang terdapat dalam Alkitab Terjemahan Baru). Jika ini benar, maka ini berarti bahwa barangkali Amos menuliskan pesan-pesannya dalam jangka waktu 2 tahun sesudah pelayanan kenabiannya yang singkat di Betel.
      Gempa bumi itu barangkali merupakan kejadian yang mendorong Amos untuk mengumumkan pengalamannya karena kutipan dalam ayat pendahuluan kitab itu menunjukkan bahwa nabi Amos menganggap bencana alam itu sebagai pengenapan sebagian dari apa yang dinubuatkannya pada Israel dan sebagai penegasan penugasannya oleh Allah (2:13; 9:1).
      Kitab Amos secara tradisional dianggap telah ditulis pada pertengahan atau akhir masa pemerintahan Yerobeam II (sekitar 760 SM). Penyelidikan sejarah belakangan ini dan perhitungan kronologis sudah mendorong tanggal penulisan nubuat-nubuat Amos lebih dekat ke tahun 750-748 SM, beberapa saat menjelang kematian Yerobeam. Pengertian ini didasarkan pada indikasi bahwa kejadian-kejadian sejarah yang disinggung secara tidak langsung di dalam kitab Amos menggambarkan masa ketika Israel yang mendukung Asyur sedang diserang oleh suatu koalisi Siro-Palestina yang anti-Asyur.

Ø  Keadaan waktu itu
      Amos berkhotbah kepada suatu masyarakat yang belum pernah mengalami keadaan sebaik itu.
1.      Masa damai. Kerajaan Asyur yang penuh kuasa dipimpin oleh penguasa-penguasa yang lemah, sehingga Israel dibiarkan begitu saja.
2.      Masa kemakmuran. Perdagangan maju dan untuk beberapa waktu Israel cukup makmur.
3.      Masa penuh masalah. Kekayaan tidak dibagi rata dalam masyarakat. Si kaya bertambah kaya, sedangkan si miskin bukan hanya bertambah miskin, tetapi dengan sengaja ditindas oleh si kaya. Pada waktu yang bersamaan mereka mulai melupakan Allah dalam kehidupan mereka. Mereka tetap menampilkan sikap beragama mereka, tetapi semua itu tidak berarti apa-apa bagi mereka.

Ø  Gaya dan sifat Amos :
1.      Seorang pemberani.
2.      Khotbahnya langsung pada sasaran.
3.      Apa adanya dan tidak berpura-pura dengan kata-katanya, bahkan ketika ia berdebat dengan seorang imam Amazia (7:17).
4.      Nubuat yang disampaikan penuh dengan penghakiman dan kebinasaan.
5.      Allah digambarkan sebagai seekor singa yang mengaum-aum, sehingga kita dapat membayangkan bagaimana ia menyampaikan khotbahnya bak singa sedang mengaum kepada para pendengar yang enggan mendengar dan malu, yang ketentramannya sudah diganggunya dengan kasar.
6.      Secara keseluruhan, ada saat-saat kelembutan di dalam nubuatnya.
7.      Pada akhir kitab diakhiri dengan suatu pesan pengharapan.

Ø  Tujuan dan Pesan
Tujuan; Allah mengutus Amos ke Betel untuk memberitakan amanat pertobatan atau mati bagi bangsa Israel. Ketika Amos pulang ke rumahnya di Yehuda ia menulis beritanya dengan maksud :
a.1. Menyampaikan sebuah salinan tertulis dari peringatan kenabiannya kepada raja Yerobeam II;
a.2. Menyebarluaskan berita di Israel (dan Yehuda) tentang kepastian hukuman Allah yang menjelang atas Israel dan bangsa-bangsa di sekitarnya, kecuali mereka bertobat dari penyembahan berhala, kebejatan dan ketidakadilan. Kebinasaan Israel terjadi hanya 30 tahun kemudian.

Pesan I (2:6-16): Nabi Amos mencela dosa Israel dan meramalkan malapetaka nasional dengan  maksud mengingatkan umat itu mengenai akibat-akibat ketidaktaatan terhadap perjanjian.
Pesan II (3:1-6: 14): Nabi Amos menyalahkan secara khusus perbuatan-perbuatan ketidakadilan sosial dan kemunafikan rohani. Beberapa tujuan pesan ini meliputi seruan yang ditujukan pada beberapa orang untuk bertobat dari dosa pribadi, dorongan untuk kembali pada norma-norma perilaku yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan perjanjian Yahweh, dan penolakan gagasan yang meluas bahwa “Hari Tuhan” hanya merupakan hari berkat secara nasional.
Pesan III (7:1-9: 4): Nabi Amos menceritakan 5 penglihatan yang dialaminya, yang kesemuanya berhubungan dengan hukuman dan murka Allah atas Israel. Penglihatan-penglihatan tersebut diberikan untuk mempertegas ucapan-ucapan nubuat melawan bangsa itu, menekankan kepastian kehancuran dan pembuangan Israel, dan memperkenalkan tema sisa-sisa bangsa itu.
Pesan IV (9:5-15): Nabi Amos mengakhiri pelayanannya kepada Israel dengan janji mengenai pemulihan dan berkat, yang dilakukan oleh Sang Mesias. Di sini tujuannya adalah membesarkan hati dan menanamkan pengharapan di dalam sisa-sisa umat yang hidup benar di antara bangsa itu dengan cara menyakinkan mereka bahwa hukuman Allah bukanlah akhir dari segala-galanya. Ia akan mengingat perjanjian-Nya dengan Israel dan membaharui kembali kasih setia-Nya.

Ø  Sktruktur kitab Amos meliputi 4 bagian dasar, yaitu :
1.      8 ucapan ilahi terhadap bangsa-bangsa (1:3-2:16)
2.      5 perkataan nubuat (3-6)
3.      Pengaruh dari 5 penglihatan nubuat (7:1-9:10)
4.      Epilog berupa janji berkat dan pembaharuan untuk Israel (9:11-15)

Ø  Ciri-ciri Khas :
1.      Kitab Amos terutama merupakan seruan kenabian untuk keadilan dan kebenaran, berdasarkan sifat Allah.
2.      Kitab Amos secara jelas melukiskan betapa jijiknya agama bagi Allah ketika dipisahkan dari perilaku yang benar dalam hidup sehari-hari.
3.      Kitab Amos bersifat konfrontasi yang tidak tanggung-tanggung dan penuh semangat.
4.      Gaya yang tegas dan penuh semangat mencerminkan kesetiaan sang nabi yang kuat dan kokoh kepada Allah dan standar-standar kebenaran-Nya bagi umat perjanjian itu.
5.      Kitab Amos menunjukkan kesediaan dan kesiapan Allah memakai orang-orang yang takut akan Allah, meskipun mereka tidak memiliki mandat kependetaan yang formal untuk memberitakan amanat-Nya pada zaman profesionalisme ini.
6.      Kitab Amos berisi banyak bagian terkenal, di antaranya ialah: 3:3,7; 4:6-12; 5:14-15,21-24; 6:1a; 7:8; 8:11; 9:13.

Ø  Pengenapan dalam Perjanjian Baru
            Berita Amos adalah tampak jelas sekali dalam ajaran Yesus dan kitab Yakobus. Yesus dan Yakobus keduanya menerapkan berita Amos bahwa ibadah yang sejati kepada Allah bukanlah pelaksanaan formal dari tatacara agama, tetapi “mendengar” dan “melaksanakan” kehendak Allah, yang ditunjukkan dengan perlakuan yang adil dan benar terhadap sesama manusia (misal : Mat.7:15-27; 23; Yak.2). Juga Amos dan Yakobus menekankan prinsip bahwa “agama yang sejati menuntut perilakuyang benar”. Akhirnya Yakobus mengutip Amos 9: 11-12 pada Sidang di Yerusalem (lihat KIS 15:16-18) dalam hubungan dengan penerimaan orang bukan Yahudi di dalam gereja.

Ø  Garis Besar Kitab
I.                   Pendahuluan (1:1-2)
II.                Ucapan ilahi melawan bangsa-bangsa :
A.    Damsyik (1:3-5)
B.     Gaza (1:6-8)
C.     Tirus (1:9-10)
D.    Edom (1:11-12)
E.     Amon (1:13-15)
F.      Moab (2:1-3)
G.    Yehuda (2:4-5)
H.    Israel (2:6-16)
III.             Ucapan lebih lanjut melawan Israel :
A.    Dengarlah firman ini, hai orang Israel (3)
B.     Dengarlah firman ini, hai lembu-lembu Basan (4)
C.     Dengarlah perkataan ini, hai kaum Israel (5:1-17)
D.    Celakalah mereka yang menginginkan hari Tuhan (5:18-27)
E.     Celaka atas orang-orang yang merasa aman di Sion (6)
IV.             Berbagai Penglihatan Mengenai Hukuman
A.    Penglihatan 1              : Bencana belalang (7:1-3)
B.     Penglihatan 2              : Api yang memakan habis (7:4-6)
C.     Penglihatan 3              : Tali Sipat Tuhan (7:7-9)
D.    Selingan Sejarah          : Amazia menantang Amos (7:10-17)
E.     Penglihatan 4              : Bakul dengan buah-buahan musim kemarau (8:1-3)
F.      Sisipan Nubuat            : Ucapan ilahi mengenai hukuman (8:4-14)
G.    Penglihatan 5              : Tuhan berdiri dekat mezbah (9:1-4)
H.     Eksposisi teologis        : Mengenai kedaulatan Allah dan pemulihan Israel (9:5-15)

Ø  Tema Utama
            Menurut John Stott, kunci bagi pengembangan yang baik dari perhatian sosial kristiani adalah ajaran alkitabiah yang sehat. Ia menyebut lima bidang khusus pengajaran Kristen yang dapat menolong menumbuhkan keterlibatan yang berarti dalam masyarakat. Di sini sekali lagi Amos mengetengahkan apa yang ditunjukkan dalam Perjanjian Lama mengenai hubungan penting antara pengajaran Alkitab dan perhatian sosial. Salah satu contoh adalah sebagai berikut :
1.      Doktrin tentang Allah sebagai Pencipta dan pemelihara ciptaan, pelepas umat-Nya, Allah yang rahimi terhadap semua bangsa, Allah yang membenci kejahatan dan mencintai keadilan karena Dia memperhatikan semua umat manusia (2:10; 4:13; 5:8, 15; 9:7)
2.      Doktrin tentang manusia yang menafsirkan bahwa semua orang adalah ciptaan Allah, dan kenyataan dari sebab dan akibat dalam pengalaman sosial manusia yang disebabkan oleh dosa, karena kalau seseorang melihat semua umat manusia sebagai makhluk yang diciptakan dalam gambar Allah, maka keinginan untuk melayani mereka akan semakin meningkat (1:9; 2:1; 9:7).
3.      Doktrin tentang Yesus Kristus sebagai Mesias yang menafsirkan pembaharuan dan pemulihan berkaitan dengan penebusan sejati, karena Kristus dalam sejarah dan Alkitab adalah benar-benar “Anak Manusia” (9:13-15).
4.      Doktrin tentang keselamatan yang mengakui kejatuhan dosa manusia, tidak mengharapkan dirinya tetapi mengharapkan Allah untuk memberikan jalan keluar bagi masalah dosa dan kejahatan dalam dunia, dan benar-benar “menjalankan keadilan,” karena keselamatan yang dari Allah adalah untuk manusia yang utuh, bukan hanya bagi “jiwa” (2:4; 3:2; 5:4-6, 14-15)
5.      Doktrin tentang gereja sebagai masyarakat perjanjian yang melihat tanggung jawabnya sebagai alat pendamaian dan pemulihan dalam dunia kita yang sudah jatuh karena gereja adalah berbeda dari dunia sebagai “garam dan terang”, namun gereja itu dipanggil untuk merembes ke dunia bagi Kristus (3:1; 9:11-15).



DAFTAR PUSTAKA

Hill, E, Andrew & Walton, H, John. 1996. Survey Perjanjian Lama. Yayasan Penerbit Gandum Mas.

Wahono, Wismady. 2002. Di Sini Kutemukan. PT Gunung Mulia.

Balchin, John, dkk. 2010. Intisari Alkitab Perjanjian Lama. Pancar Pijar Alkitab.

Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. 2008. Percetakan LAI.

            

4 komentar: