KITAB
AMOS
Pendahuluan
1.
Penulis : Amos
2.
Tema : Keadilan, Kebenaran dan Hukuman Ilahi Karena
Dosa
3.
Tanggal
Penulisan : Sekitar 760 – 755 SM
Amos merupakan kitab ketiga dari
kedua belas kitab Nabi-nabi Kecil. Secara kronologis kitab Amos sebenarnya menempati
urutan pertama di antara nabi-nabi penulis, namun sedikit lebih tua. Rekan
sezaman Yesaya dan Mikha di Yehuda, dan Yunus serta Hosea di Israel. Nama Amos
berarti “terbeban/pemikul beban/penanggung
beban”.
Amos berasal dari Yehuda (Kerajaan
Selatan) tetapi pelayanan utamanya di Israel, Kerajaan Utara. Ia seorang peternak domba dan seorang pemungut buah ara hutan dari Tekoa, sebuah desa sekitar 16/19KM
jauhnya di selatan Yerusalem. Allah memanggilnya untuk bernubuat kepada
Kerajaan Utara 50 tahun sebelum
pembuangan ke Asyur. Pelayanan Amos kepada Israel terjadi ketika Uzia menjadi
raja Yehuda dan Yerobeam II raja Israel. Masa pemerintahan kedua raja ini
tumpang tindih pada tahun 767-753 SM. Sangat mungkin Amos melayani sekitar
760-750/755 SM. Amos bernubuat 2 tahun sebelum “gempa bumi”. Para ahli purbakala telah menemukan bukti
terjadinya gempa bumi besar yang merusak dari waktu ini di beberapa tempat di
Israel, termasuk ibukotanya Samaria. Ada kesamaan sebab Zakharia juga menyebutkan
gempa bumi yang sama (Zak.14:5) lebih dari 200 tahun kemudian, serta menyatakan
bahwa gempa itu sangat besar.
Pernyataan Amos tentang dirinya kepada Amazia
(imam palsu) bahwa ia bukan termasuk golongan nabi tapi hanya seorang peternak
dan pemungut buah ara hutan. Tetapi Tuhan memanggil dan mengutusnya untuk
menyampaikan nubuatan kepada bangsa Israel (7:14-15). Dengan pernyataan itu
Amos menunjukkan bahwa ia bukan dari “golongan
orang beragama yang berkuasa” menekankan pemisahan dirinya dari
lembaga-lembaga formal seperti lingkungan istana bait suci. Karena Amos tampil
sebagai orang awam yang berdikari dan sebagai pekerja kasar, Amos memiliki
kekuasaan untuk mencanangkan pesan Allah tanpa dibebani kepentingan pribadi
yang mengikat atau pendapat umum.
Dalam kitab Amos, kita menemukan
bahwa Tuhan mencintai keadilan dan Dia peduli akan orang-orang yang tertindas.
Penduduk Israel tidak hanya menyembah ilah-ilah palsu, hakim-hakim mereka
membuat keputusan berdasarkan suap, orang-orang miskin tidak mendapat keadilan
dan orang kaya menjadi makin kaya di atas penderitaan mereka.¹
Allah memakai Amos seorang yang
tidak memiliki pendidikan teoritis yang “formal”
atau pendidikan keagamaan menyoroti kebenaran bahwa Allah tidak bersikap
memihak. Berita ilahi yang disampaikan melalui Amos dan respon orang-orang
Israel terhadap berita tersebut sangat berkaitan dengan situasi bangsa Israel
maupun Yehuda pada masa itu. Dalam hal ini kita perlu memperhatikan situasi
politik, sosial, maupun keagamaan mereka, sehingga kita bisa memahami pesan
Amos secara lebih baik.
I.
Latar
Belakang Sosial
Pada zaman itu, terjadi kemerosotan
sosial dan moral baik di Israel dan di Yehuda. Penduduk banyak melakukan
ketidak-adilan sosial dan kemunafikan rohani, hal ini menjadi perhatian Amos
dengan mengatakan, bahwa bangsa Israel telah ‘menjual orang benar karena uang’
(2:6); artinya di Israel telah terjadi jual-beli manusia, baik laki-laki,
wanita maupun anak-anak, untuk menjadi budak sebagai ganti pembayaran hutang.
Tindakan amoral yang sangat dikutuk oleh Amos (2:7) mungkin menunjuk kepada
penyalah-gunaan dan penyiksaan budak-budak wanita; budak-budak tersebut sama
sekali tidak mendapat perlindungan moral seperti yang terdapat dalam hukum Israel
(bandingkan Kel.21:7-11). Amos secara khusus menunjuk bahwa sistem keadilan
telah hancur, sehingga melalui suap, sogok dan yang semacamnya serta sikap
acuh-tak acuh maka para orang kaya dan penguasa dapat memanipulasi hukum untuk
kepentingan diri mereka sendiri, termasuk untuk menindas rakyat miskin (Amos
5:10-11,15).
II.
Latar belakang Ekonomi
Situasi sosial, kesuksesan militer
dan politik pada gilirannya melahirkan orang-orang
yang
kuat secara ekonomi dan sosial. Perdagangan meningkat tajam (8:5a), bahkan
berskala
internasional
(3:9). Pembangunan gedung-gedung makin berkembang (3:15). Jumlah rumah
semakin
banyak (3:15b; 5:11; 6:8) dan perabotan
pun semakin bervariasi (3:10,12b,15b;6:4a). Pengembangbiakan pohon anggur dan
ternak meningkat untuk mencukupi permintaan pelanggan (5:11b; 6:4b) karena
kehausan pelampiasan akan pesta-
¹Mari
Berpikir tentang Alkitab, hal.121, Mark Tabb, Yayasan Gloria, 2011
|
pesta
(4:1;6:4,6). Mereka menyalahgunakan kekuasaan dan kekayaan mereka untuk
menindas
mereka
yang miskin dan lemah. Ketidakadilan dapat ditemui di mana-mana dengan mudah (5:7,
15, 24; 6:12). Praktek penipuan dalam berbisnis semakin menguntungkan (8:5b). Perbudakan
karena utang yang belum terbayar semakin beragam bentuknya (2:6;8:6).
Orangorang yang kurang mampu secara sosial dieksploitasi (2:7a; 4:1;8:4)
Hak-hak mereka
ditindas
melalui intimidasi para saksi dan hakim (2:7a;5:10,12). Situasi seperti inilah
yang
menjadi fokus
pemberitaan Amos.
III.
Latar belakang Budaya
Bersamaan dengan hancurnya sistem
pendukung moralitas dan keadilan itu. Amos juga melihat bahwa ibadah-ibadah
Israel yang sangat teratur ternyata merupakan tipuan yang tak berguna (5:4-5,
21-24). Masalah utama pada zaman Amos
adalahnya penyembahan berhala (2:8; 5:5, 26; 7:9-13; 8:14). Walaupun mereka
tetap menjalankan ibadah kepada TUHAN secara luar (4:4-5; 5:21-26) maupun memelihara Sabat
(8:5), tetapi hidup mereka secara keseluruhan bertentangan dengan keagamaan
mereka. Mereka tidak memperhatikan keadilan (2:7-8). Kemabukan menjadi sesuatu
yang umum, bahkan di kalangan para wanita (4:1; bdk.2:8). Semua ini membuat
TUHAN muak dengan semua ibadah mereka (5:23-25).
IV.
Hal-hal Khusus
Ø Perhatian sosial dalam pengajaran
Amos meliputi :
Pelayanan
Sosial
1) Meringankan
kekurangan
manusia
(5:12)
2) Kegiatan kemanusiaan
(4:5;
6:4-7)
3) Melayani perseorangan
/keluarga
(4:1; 5:6-7)
4) Perbuatan-perbuatan belas
kasihan
(4:1; 6:4-7)
Aksi Sosial
1)
Menyingkirkan penyebab-penyebab
kekurangan manusia (8:4-6)
2)
Kegiatan politik dan ekonomi (5:10-11,
15)
3)
Mengubah struktur masyarakat (4:4-5;
7:7-9)
4)
Mencari keadilan (2:6-8; 5:7; 24; 6:12)
Ø Penulisan Kitab
Detail-detail mengenai bagaimana
nubuat-nubuat yang disampaikan Amos kepada Israel di Betel dapat dituangkan
dalam bentuk tulisan masih tetap tidak diketahui. Tidaklah mungkin entahkah dia
mendikte pernyataan-pernyataan yang diterimanya pada seorang jurutulis atau dia
menyusunnya sendiri dalam bentuk tulisan. Tampaknya lebih mudah untuk menerima
bahwa Amos menuliskan penyataan-penyataannya sesudah ia kembali ke Tekoa dari
perjalanan singkatnya untuk “berkhotbah keliling” Israel. Berbagai pesan dan
penglihatannya yang disampaikan dengan memakai kata ganti orang pertama
mendukung asumsi ini (misalnya 5:1; 7:1-9; 8:1; 9:1)
Ada versi yang hanya merujuk kepada gempa
bumi dalam superskripsi kitab ini, namun dianjurkan lebih baik rujukan ini
diartikan 2 tahun sebelum gempa bumi (seperti yang terdapat dalam Alkitab
Terjemahan Baru). Jika ini benar, maka ini berarti bahwa barangkali Amos
menuliskan pesan-pesannya dalam jangka waktu 2 tahun sesudah pelayanan
kenabiannya yang singkat di Betel.
Gempa bumi itu barangkali merupakan
kejadian yang mendorong Amos untuk mengumumkan pengalamannya karena kutipan
dalam ayat pendahuluan kitab itu menunjukkan bahwa nabi Amos menganggap bencana
alam itu sebagai pengenapan sebagian dari apa yang dinubuatkannya pada Israel
dan sebagai penegasan penugasannya oleh Allah (2:13; 9:1).
Kitab Amos secara tradisional dianggap
telah ditulis pada pertengahan atau akhir masa pemerintahan Yerobeam II
(sekitar 760 SM). Penyelidikan sejarah belakangan ini dan perhitungan
kronologis sudah mendorong tanggal penulisan nubuat-nubuat Amos lebih dekat ke
tahun 750-748 SM, beberapa saat menjelang kematian Yerobeam. Pengertian ini
didasarkan pada indikasi bahwa kejadian-kejadian sejarah yang disinggung secara
tidak langsung di dalam kitab Amos menggambarkan masa ketika Israel yang
mendukung Asyur sedang diserang oleh suatu koalisi Siro-Palestina yang anti-Asyur.
Ø Keadaan waktu itu
Amos berkhotbah kepada suatu masyarakat
yang belum pernah mengalami keadaan sebaik itu.
1.
Masa
damai. Kerajaan
Asyur yang penuh kuasa dipimpin oleh penguasa-penguasa yang lemah, sehingga
Israel dibiarkan begitu saja.
2.
Masa
kemakmuran.
Perdagangan
maju dan untuk beberapa waktu Israel cukup makmur.
3.
Masa
penuh masalah.
Kekayaan
tidak dibagi rata dalam masyarakat. Si kaya bertambah kaya, sedangkan si miskin
bukan hanya bertambah miskin, tetapi dengan sengaja ditindas oleh si kaya. Pada
waktu yang bersamaan mereka mulai melupakan Allah dalam kehidupan mereka.
Mereka tetap menampilkan sikap beragama mereka, tetapi semua itu tidak berarti
apa-apa bagi mereka.
Ø Gaya dan sifat Amos :
1. Seorang
pemberani.
2. Khotbahnya
langsung pada sasaran.
3. Apa
adanya dan tidak berpura-pura dengan kata-katanya, bahkan ketika ia berdebat
dengan seorang imam Amazia (7:17).
4. Nubuat
yang disampaikan penuh dengan penghakiman dan kebinasaan.
5. Allah
digambarkan sebagai seekor singa yang mengaum-aum, sehingga kita dapat
membayangkan bagaimana ia menyampaikan khotbahnya bak singa sedang mengaum
kepada para pendengar yang enggan mendengar dan malu, yang ketentramannya sudah
diganggunya dengan kasar.
6. Secara
keseluruhan, ada saat-saat kelembutan di dalam nubuatnya.
7. Pada
akhir kitab diakhiri dengan suatu pesan pengharapan.
Ø Tujuan dan Pesan
Tujuan;
Allah mengutus Amos ke Betel untuk memberitakan amanat pertobatan atau mati
bagi bangsa Israel. Ketika Amos pulang ke rumahnya di Yehuda ia menulis
beritanya dengan maksud :
a.1.
Menyampaikan sebuah salinan tertulis dari peringatan kenabiannya kepada raja
Yerobeam II;
a.2.
Menyebarluaskan berita di Israel (dan Yehuda) tentang kepastian hukuman Allah
yang menjelang atas Israel dan bangsa-bangsa di sekitarnya, kecuali mereka
bertobat dari penyembahan berhala, kebejatan dan ketidakadilan. Kebinasaan
Israel terjadi hanya 30 tahun kemudian.
Pesan I (2:6-16): Nabi
Amos mencela dosa Israel dan meramalkan malapetaka nasional dengan maksud mengingatkan umat itu mengenai
akibat-akibat ketidaktaatan terhadap perjanjian.
Pesan II (3:1-6: 14):
Nabi Amos menyalahkan secara khusus perbuatan-perbuatan ketidakadilan sosial
dan kemunafikan rohani. Beberapa tujuan pesan ini meliputi seruan yang
ditujukan pada beberapa orang untuk bertobat dari dosa pribadi, dorongan untuk
kembali pada norma-norma perilaku yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan
perjanjian Yahweh, dan penolakan gagasan yang meluas bahwa “Hari Tuhan” hanya
merupakan hari berkat secara nasional.
Pesan III (7:1-9: 4):
Nabi Amos menceritakan 5 penglihatan yang dialaminya, yang kesemuanya
berhubungan dengan hukuman dan murka Allah atas Israel. Penglihatan-penglihatan
tersebut diberikan untuk mempertegas ucapan-ucapan nubuat melawan bangsa itu,
menekankan kepastian kehancuran dan pembuangan Israel, dan memperkenalkan tema
sisa-sisa bangsa itu.
Pesan IV (9:5-15):
Nabi Amos mengakhiri pelayanannya kepada Israel dengan janji mengenai pemulihan
dan berkat, yang dilakukan oleh Sang Mesias. Di sini tujuannya adalah
membesarkan hati dan menanamkan pengharapan di dalam sisa-sisa umat yang hidup
benar di antara bangsa itu dengan cara menyakinkan mereka bahwa hukuman Allah
bukanlah akhir dari segala-galanya. Ia akan mengingat perjanjian-Nya dengan
Israel dan membaharui kembali kasih setia-Nya.
Ø Sktruktur kitab Amos meliputi 4
bagian dasar, yaitu :
1. 8
ucapan ilahi terhadap bangsa-bangsa (1:3-2:16)
2. 5
perkataan nubuat (3-6)
3. Pengaruh
dari 5 penglihatan nubuat (7:1-9:10)
4. Epilog
berupa janji berkat dan pembaharuan untuk Israel (9:11-15)
Ø Ciri-ciri Khas :
1. Kitab
Amos terutama merupakan seruan kenabian untuk keadilan dan kebenaran,
berdasarkan sifat Allah.
2. Kitab
Amos secara jelas melukiskan betapa jijiknya agama bagi Allah ketika dipisahkan
dari perilaku yang benar dalam hidup sehari-hari.
3. Kitab
Amos bersifat konfrontasi yang tidak tanggung-tanggung dan penuh semangat.
4. Gaya
yang tegas dan penuh semangat mencerminkan kesetiaan sang nabi yang kuat dan
kokoh kepada Allah dan standar-standar kebenaran-Nya bagi umat perjanjian itu.
5. Kitab
Amos menunjukkan kesediaan dan kesiapan Allah memakai orang-orang yang takut
akan Allah, meskipun mereka tidak memiliki mandat kependetaan yang formal untuk
memberitakan amanat-Nya pada zaman profesionalisme ini.
6. Kitab
Amos berisi banyak bagian terkenal, di antaranya ialah: 3:3,7; 4:6-12;
5:14-15,21-24; 6:1a; 7:8; 8:11; 9:13.
Ø Pengenapan dalam Perjanjian Baru
Berita Amos adalah tampak jelas
sekali dalam ajaran Yesus dan kitab Yakobus. Yesus dan Yakobus keduanya
menerapkan berita Amos bahwa ibadah yang sejati kepada Allah bukanlah pelaksanaan
formal dari tatacara agama, tetapi “mendengar” dan “melaksanakan” kehendak
Allah, yang ditunjukkan dengan perlakuan yang adil dan benar terhadap sesama
manusia (misal : Mat.7:15-27; 23; Yak.2). Juga Amos dan Yakobus menekankan
prinsip bahwa “agama yang sejati menuntut perilakuyang benar”. Akhirnya Yakobus
mengutip Amos 9: 11-12 pada Sidang di Yerusalem (lihat KIS 15:16-18) dalam
hubungan dengan penerimaan orang bukan Yahudi di dalam gereja.
Ø Garis Besar Kitab
I.
Pendahuluan (1:1-2)
II.
Ucapan ilahi melawan bangsa-bangsa :
A. Damsyik
(1:3-5)
B. Gaza
(1:6-8)
C. Tirus
(1:9-10)
D. Edom
(1:11-12)
E. Amon
(1:13-15)
F. Moab
(2:1-3)
G. Yehuda
(2:4-5)
H. Israel
(2:6-16)
III.
Ucapan lebih lanjut melawan Israel :
A. Dengarlah
firman ini, hai orang Israel (3)
B. Dengarlah
firman ini, hai lembu-lembu Basan (4)
C. Dengarlah
perkataan ini, hai kaum Israel (5:1-17)
D. Celakalah
mereka yang menginginkan hari Tuhan (5:18-27)
E. Celaka
atas orang-orang yang merasa aman di Sion (6)
IV.
Berbagai Penglihatan Mengenai Hukuman
A. Penglihatan
1 : Bencana belalang (7:1-3)
B. Penglihatan
2 : Api yang memakan habis
(7:4-6)
C. Penglihatan
3 : Tali Sipat Tuhan (7:7-9)
D. Selingan
Sejarah : Amazia menantang Amos
(7:10-17)
E. Penglihatan
4 : Bakul dengan buah-buahan
musim kemarau (8:1-3)
F. Sisipan
Nubuat : Ucapan ilahi mengenai
hukuman (8:4-14)
G. Penglihatan
5 : Tuhan berdiri dekat
mezbah (9:1-4)
H.
Eksposisi teologis : Mengenai
kedaulatan Allah dan pemulihan Israel (9:5-15)
Ø Tema
Utama
Menurut John Stott, kunci bagi
pengembangan yang baik dari perhatian sosial kristiani adalah ajaran alkitabiah
yang sehat. Ia menyebut lima bidang khusus pengajaran Kristen yang dapat
menolong menumbuhkan keterlibatan yang berarti dalam masyarakat. Di sini sekali
lagi Amos mengetengahkan apa yang ditunjukkan dalam Perjanjian Lama mengenai
hubungan penting antara pengajaran Alkitab dan perhatian sosial. Salah satu
contoh adalah sebagai berikut :
1. Doktrin
tentang Allah sebagai Pencipta dan pemelihara ciptaan, pelepas umat-Nya, Allah
yang rahimi terhadap semua bangsa, Allah yang membenci kejahatan dan mencintai
keadilan karena Dia memperhatikan semua umat manusia (2:10; 4:13; 5:8, 15; 9:7)
2. Doktrin
tentang manusia yang menafsirkan bahwa semua orang adalah ciptaan Allah, dan
kenyataan dari sebab dan akibat dalam pengalaman sosial manusia yang disebabkan
oleh dosa, karena kalau seseorang melihat semua umat manusia sebagai makhluk
yang diciptakan dalam gambar Allah, maka keinginan untuk melayani mereka akan
semakin meningkat (1:9; 2:1; 9:7).
3. Doktrin
tentang Yesus Kristus sebagai Mesias yang menafsirkan pembaharuan dan pemulihan
berkaitan dengan penebusan sejati, karena Kristus dalam sejarah dan Alkitab
adalah benar-benar “Anak Manusia” (9:13-15).
4. Doktrin
tentang keselamatan yang mengakui kejatuhan dosa manusia, tidak mengharapkan
dirinya tetapi mengharapkan Allah untuk memberikan jalan keluar bagi masalah
dosa dan kejahatan dalam dunia, dan benar-benar “menjalankan keadilan,” karena
keselamatan yang dari Allah adalah untuk manusia yang utuh, bukan hanya bagi
“jiwa” (2:4; 3:2; 5:4-6, 14-15)
5. Doktrin
tentang gereja sebagai masyarakat perjanjian yang melihat tanggung jawabnya
sebagai alat pendamaian dan pemulihan dalam dunia kita yang sudah jatuh karena
gereja adalah berbeda dari dunia sebagai “garam dan terang”, namun gereja itu
dipanggil untuk merembes ke dunia bagi Kristus (3:1; 9:11-15).
DAFTAR PUSTAKA
Hill, E, Andrew & Walton, H, John.
1996. Survey Perjanjian Lama. Yayasan Penerbit Gandum Mas.
Wahono, Wismady. 2002. Di Sini
Kutemukan. PT Gunung Mulia.
Balchin, John, dkk. 2010. Intisari
Alkitab Perjanjian Lama. Pancar Pijar Alkitab.
Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. 2008.
Percetakan LAI.
mana gambar nyata arkeologinya
BalasHapusmana bukti arkeologinya (gambar)
BalasHapusmana bukti arkeologinya (gambar)
BalasHapusHmm
Hapus