Terima Kasih Anda Telah Berkunjung di Blog Obet Nego Y. Agau

Rabu, 22 Mei 2013

Setiap orang Percaya wajib untuk menjadi seorang Teolog


Setiap Orang Wajib Menjadi Teolog

Setiap orang tidak perlu menjadi seorang tukang ledeng, seorang tukang kayu, seorang dokter, bahkan seorang ibu rumah tangga. Semua ini adalah kemungkinan-kemungkinan saja dan bukan kewajiban. Mungkin saja seorang awam menjadi salah satu dari profesi-profesi tersebut, namun bagaimanapun juga dia wajib menjadi seorang teolog. Mengapa?
Menjadi seorang teolog adalah kewajiban dan bukan pilihan. Umumnya seorang awam berpikir dia tidak perlu menjadi seorang teolog. Ini adalah pendapat yang keliru. Setiap orang wajib menjadi teolog dan mempelajari teologi. Bahkan ini adalah satu-satunya pekerjaan ahli yang wajib dikerjakan setiap orang.

Setiap orang awam wajib menjadi teolog. Memang tidak perlu menjadi seorang teolog profesional, tidak perlu menjadi ahli bahasa Gerika atau Ibrani, tidak perlu mahir mengajar, namun setiap orang awam wajib menjadi teolog. Artinya setiap orang wajib mengenal Tuhan. Setiap dari kita wajib belajar untuk memperoleh pengetahuan yang murni dan benar mengenai Tuhan. Di pemandangan Tuhan, manusia tidak memiliki alasan apapun untuk tidak belajar tentang KebenaranNya.

Tugas menjadi teolog adalah umum untuk semua. Dalam teologi, perbedaan antara orang awam dan pelayan Tuhan (profesional) hanya pada gelar orang itu saja dan bukan tingkat pengetahuannya. Anggapan bahwa teologi hanya untuk dipelajari oleh pelayan Tuhan adalah kekeliruan besar yang membawa kepada kebinasaan.

Seorang teolog adalah seseorang yang tahu tentang Tuhan.
Seorang teolog awam adalah seseorang yang tahu tentang kebenaran Tuhan dalam pengertian istilah yang tidak tehnis, tidak profesional dan tidak akademis. Walaupun demikian seorang teolog awam tetap adalah seorang teolog.

Adakah seseorang, baik dia itu awam atau tidak, yang tidak perlu tahu tentang Tuhan? Tidakkah Alkitab berkata, ‘Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal (tahu) Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus’ (Yohanes 17:3).

Jika demikian, bukanlah sebuah pilihan bagi seorang awam untuk menjadi teolog atau tidak; untuk memiliki hidup kekal atau tidak; untuk tahu tentang Tuhan atau tidak. Pengetahuan tentang Tuhan adalah mutlak guna memperoleh hidup yang kekal. Dan jika kehidupan yang kekal adalah sebuah keharusan bagi setiap manusia, maka teologi juga adalah sebuah kewajiban bagi setiap manusia.

Jika seorang teolog adalah seseorang yang tahu tentang Tuhan, maka menggunakan hukum kebalikan, seseorang yang bukan teolog adalah seorang yang tidak tahu tentang Tuhan. Bukan merupakan hal yang memalukan bila seorang awam tidak tahu tentang teknik tukang kayu, teknik tukang ledeng, ilmu obat-obatan, pengetahuan hukum, ilmu mengajar atau bahkan tidak tahu cara menjadi ibu rumah tangga. Tetapi adalah merupakan sebuah hal yang paling memalukan bagi seorang awam bila ia diberi tahu bahwa dia tidak tahu tentang Tuhan.

Lebih jauh, ini bukan sekedar berbicara tentang rasa malu, ini adalah berbicara tentang perkara yang paling berbahaya. Alkitab berkata bahwa hidup terpisah dari Tuhan adalah kematian. Sama halnya seperti yang dikatakan di Alkitab bahwa kehidupan kekal hanya bisa diperoleh bila orang itu mengetahui Tuhan dan Kristus; dan pada ayat yang lain di dalam Buku yang sama dikatakan bahwa mereka yang tidak percaya Kristus tidak akan melihat hidup dan murka Allah tinggal atasnya (Yohanes 3:36).

Mungkin ada yang berpendapat bahwa pada ayat terakhir, istilah yang digunakan adalah ‘percaya’ dan bukan ‘tahu’. Pernahkah atau bisakah anda ‘percaya’ kepada seseorang tanpa ‘tahu’ tentang dia? Jadi, mungkinkah anda ‘percaya’ kepada Kristus tanpa ‘tahu’ tentang Dia?

Seseorang bisa menjadi teolog namun tidak diselamatkan.
Apakah seseorang yang tidak tahu tentang Tuhan akan binasa? Apabila seseorang tahu tentang Tuhan, maka apakah ia akan memperoleh kehidupan kekal? Apakah seorang teolog awam aman dengan jiwanya sedangkan seseorang yang bukan seorang teolog akan binasa selamanya? Tanpa pengetahuan tentang Tuhan, tidak ada kehidupan kekal; yang ada hanya kematian kekal.

Satu hal yang sangat penting, yaitu Alkitab banyak bicara tentang banyak orang yang tahu banyak tentang Tuhan tetapi tidak mengenal Tuhan. Itu sebabnya Alkitab menghardik keras agar kita bukan hanya menjadi pendengar tetapi menjadi pelaku (Yakobus 1:22). Pernyataan ini menunjukkan bahwa seseorang bisa saja mendengar, belajar dan mengetahui pengetahuan tentang Tuhan namun tidak melakukan; dan itu tidak membawa manfaat apapun.

Rasul Paulus berkata dengan tegas, “Sebab murka Allah dinyatakan dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang memegang (menahan) kebenaran dengan kelaliman” (Terjemahan bebas KJV Roma 1:18). Dengan kata lain Paulus berkata bahwa ada orang-orang yang mempunyai pengetahuan tentang Tuhan namun orang-orang tersebut hanya memegang (menahan) pengetahuan itu dan bukan pelaku kebenaran. Walaupun pengetahuan seorang manusia tentang Tuhan begitu banyak, bahkan cukup untuk mendatangkan kutukan atas dirinya sendiri sekalipun, dia tetap tidak akan diselamatkan hanya oleh karena pengetahuannya itu.

Kaum Farisi adalah orang-orang yang sangat terpelajar. Mereka memiliki pengetahuan yang sangat tinggi tentang Tuhan. Mereka adalah pengajar-pengajar. Bahkan di Matius 5:20, Yesus berkata jika hidup keagamaan seseorang tidak lebih benar daripada hidup keagamaan orang-orang Farisi, sesungguhnya orang tersebut tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Yesus mengakui pengetahuan mereka tentang Tuhan dan bahkan menjadikannya sebagai bahan dasar perbandingan. Ilmu pengetahuan tentang Tuhan yang dimiliki orang-orang Farisi jauh lebih tinggi daripada orang awam, namun mereka binasa (Matius 23:33). Jika orang Farisi saja binasa, apa yang bisa diharapkan dari seorang awam yang pengetahuannya tentang Tuhan sangat terbatas. Seseorang bisa menjadi teolog namun tetap tidak diselamatkan.

Setiap orang tidak bisa diselamatkan tanpa menjadi teolog!
Bila apa yang telah dibahas di atas memberi cukup petunjuk bahwa seseorang mungkin memiliki pengetahuan tentang Tuhan dan Kristus namun tetap tidak diselamatkan; sekarang mari melihat satu kebenaran yang terkait yaitu bahwa seseorang tidak mungkin diselamatkan tanpa mengetahui Kebenaran Firman Tuhan atau teologi. Roma 10:17 berbunyi ‘iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Kristus’. Ayat ini menegaskan bahwa tidak mungkin seseorang menjadi percaya tanpa mendengar akan sesuatu yang mendatangkan pengetahuan tentang Kristus.

Untuk memiliki pengetahuan tentang Tuhan seseorang harus mempelajari teologi. Dalam bahasa Gerika, teologi adalah terdiri dari dua suku kata, theos yang artinya Tuhan dan logos yang artinya kata atau firman. Jadi teologi artinya Firman Tuhan. Dengan mempelajari teologi berarti orang tersebut adalah seorang teolog. Setiap manusia yang mempelajari Alkitab adalah seorang teolog.

Roma 1:16, “‘karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya”, Paulus menekankan bahwa tanpa pengetahuan tentang Injil, atau tanpa menjadi seorang teolog yang mempelajari teologi, seorang manusia tidak bisa percaya. Tidak bisa percaya berarti tidak bisa diselamatkan!

Dalam doa Kristus menjelang kematianNya, Dia berkata, ‘Kuduskanlah mereka melalui kebenaran-Mu; firman-Mu adalah kebenaran’ (Yohanes 17:17). Hanya melalui Firman Tuhan seseorang bisa dikuduskan. Memang Roh Kudus turun setelah Kristus diangkat, tetapi berdasarkan ayat di Yohanes 17:17 bahkan Roh Kudus pun tidak bisa mengkuduskan seorang manusia tanpa Firman Tuhan. Jadi, walaupun benar bahwa huruf-huruf di Alkitab adalah mati tanpa Roh Kudus, sekali-kali Roh Kudus tidak bisa melakukan karya penyelamatan tanpa huruf-huruf di Alkitab (Firman Tuhan). Firman Tuhan adalah ‘pedang Roh Kudus’ (Efesus 6:17). Tanpa ‘pedang’, Roh Kudus tidak bisa berkarya.

Kehidupan tidak diberikan kepada manusia bukan karena mereka tahu atau tidak. Keselamatan tidak diberikan kepada manusia bukan karena mereka ‘percaya tentang kebenaran’ atau tidak. Malah sebaliknya, Tuhan memilih manusia untuk menerima keselamatan melalui ‘percaya Kebenaran’ (bukan ‘percaya tentang Kebenaran’). Alkitab penuh dengan kebenaran ini.

Dapat disimpulkan, sekarang, bahwa seorang awam bisa saja mempunyai pengetahuan tentang Tuhan tetapi tidak diselamatkan; namun orang tersebut tidak mungkin diselamatkan tanpa pengetahuan tentang Tuhan. Setiap orang wajib menjadi teolog!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar