SEJARAH PENDIDIKAN AGAMA PADA MASA
KUNO/ZAMAN PERJANJIAN LAMA
Based on: Robert
Boehlke
1. PENDIDIKAN YUNANI-ROMAWI
•
Pendekatan
Sokrates, para pendidik kristen belajar bagaimana menjernihkan pemikiran
melalui seri pertanyaan yang semakin mendalam.
•
Pendekatan
Plato (428-348s.M), para pendidik Kristen menyoroti intisari pendidikan sebagai
proses mengantar orang agar dapat bertindak sesuai dengan dunia nyata. Proses
pendidikan berarti meneliti kembali pandangan yang sudah ada dan menolaknya
jika memang data baru harus menuntut demikian.
•
Pendekatan
Aristoteles (384-322 M), ia mengajar akal manusia untuk mempertimbangkan bobot
dari tujuan usaha insani termasuk pendidikannya sebagai sesuatu yang dianggap
paling kuat.
•
Pendekatan
Quintilianes (35-95 M), ia menjunjung tinggi kemampuan bertindak semaksimal
mungkin, menjadi sumber yang dimanfaatkan untuk menyoroti cara mendidik secara
praktis dan manusiawi.
2. PENDIDIKAN AGAMA DARI BAPA LELUHUR
SAMPAI DENGAN PEMBUANGAN
Ada 4 pokok pendidikan
utama yang ditekankan pada agama Yahudi:
1. Dasar Teologi
Pendidikan agama Yahudi
2. Tujuan pendidikan
3. Pengajar-pengajar
4. Kurikulum
1. Dasar Teologi Pendidikan agama Yahudi:
•
Bangsa
yang terpilih: berdasarkan
panggilan Allah kepada Abram dan ia menjawab dengan imannya, maka keturunannya
dinamakan bangsa yang terpilih. Dipilih karena anugerah Tuhan semata bukan
karena hasil perbuatannya. Dipilih untuk melayani dan menjadi berkat bagi semua
bangsa.
•
Penyataan: Allah dengan kehendakNya menyatakan diri
kepada manusia pada saat2 tertentu. Orang yahudi cenderung bersandar pada Tuhan
yang menyatakan diriNya melalui Firmannya, peristiwa2 sejarah, dan perbuatan2
yang ajaib.
•
Ajaran
tentang manusia: manusia
diciptakan menurut gambar Allah, utk memelihara lingkungan hidup, menaati
perintah penciptanya dan hidup dengan setia sebagai anggota umat terpilih/kawan
sekerja perjanjian. Manusia adalah mahkluk khusus yang mampu untuk mengambil
keputusan dalam hidupnya.
2. Tujuan Pendidikan
•
Tujuan
pendidikan Yahudi: melibatkan angkatan muda dan dewasa dalam sejumlah
pengalaman belajar yang menolong mereka mengingat perbuatan-perbuatan ajaib
yang dilaksanakan Allah pada masa lampau, serta membimbing mereka mengharapkan
terjadinya perbuatan sama dengan penyataan di tengah2 kehidupan mereka guna
memenuhi syarat2 perjanjian, baik yang berkaitan dengan kebaktian keluarga dan
seluruh persekutuan maupun yang mencakup perilaku yang sesuai dengan kehendak
Tuhan, sebagaimana diejawantahkan dalam urusan sosial dan pemeliharaan ciptaan
yang dinamakan baik oleh Tuhan.
3. Pengajar-pengajar
•
Allah
adalah pengajar utama Israel, Dia lah yang mempercayakan pelayanan pengajaran
kepada umatNya secara umum dan khusus.
•
Secara
umum pengajar Israel adalah: Imam, Nabi, Penyair dan Orang Bijak
•
Secara
khusus pengajar Israel dipercayakan kepada para orangtua, yang bertugas untuk
mengajar anak2nya.
4. Kurikulum
Kurikulum yang
diterapkan dalam beberapa tema,sbb:
- Pemilihan Abraham dgn keturunannya
- Penciptaan langit dan bumi
- Pelepasan dari perbudakkan di Mesir
- Pemberian perjanjian/Hk.Taurat
- Pendudukan Tanah Perjanjian
- Permulaan Kerajaan Israel
- Kesaksian para Nabi tentang penyelewengan
umat Israel terhadap perjanjian mereka dengan Tuhan Allah.
3. PENDIDIKAN AGAMA DARI ZAMAN PEMBUANGAN
SAMPAI DENGAN PERMULAAN MASEHI
Pembuangan ke Babel
berdampak luar biasa pada umat Israel. Mereka mengalami krisis kebangsaan dan
iman. Perasaan bangga menjadi bangsa yang terpilih mulai direnungkan lagi
setelah terjadi peristiwa pembuangan.
Kejadian tersebut
menimbulkan berbagai perubahan yang terjadi dalam kehidupan bangsa Israel.
Empat pokok pendidikan
agama Yahudi:
•
Dasar
Teologi Baru
•
Pembangunan
rumah ibadat dan sekolah
•
Metode
mengajar
•
Para
pelajar
1. Dasar Teologi Baru
Dua hal yang ditinjau
ulang sebagai dasar teologi baru pasca pembuangan sbb:
a.Bangsa yang terpilih
•
Nabi2 di
Israel (kerajaan Utara) dan Yehuda (kerajaan Selatan) menyampaikan hukuman yang
akan datang jika mereka tdk berbuat adil.
•
Tapi
mereka tdk memperdulikannya karena merasa mereka ad bangsa yang terpilih, tdk
mgkn dihukum. Pembuangan ke Babel mengejutkan mereka, pandangan mereka salah.
•
Bangsa
Israel memahami sebagai bangsa terpilih mereka harus mengikuti Hk.Taurat dan
jika melanggarnya mereka akan dihukum. Itulah mengapa mereka menitikberatkan
pada peraturan yang berhub. Dg kebaktian di Bait Allah, gaya hidup lahiriah,
sementara itu melalaikan inti sarinya.
•
b.Penyataan
•
Dulu
Penyataan itu merupak Firman hidup yg dimuarakan Tuhan melalui peristiwa2
alamiah atau sejarah yang ditafsirkan oleh org2 yang setia sebagai amanat dari
Tuhan. Isi Firman disampaikan scr lisan.
•
Kemudian
di Babel penyataan itu cenderung dibekukan dalam bentuk tertulis yang perlu
dihapal, tanpa mengharapkan terjadinya penyataan yang serupa pada masa kini.
Juga dalam bentuk Hukum Taurat sbg penyataan yg condong diutamakan, misalnya
huruf2nya dan kalimat2nya.
•
Bagi
pendidikan penyataan yang dulunya bersifat dinamis sekarang menjadi kaku. Jika
salah satu bagian dari Hk.Taurat itu sdh dihapal, maka penyataan abadi telah
diterima oleh org yang menghapalnya.
•
Selanjutnya
selain Hk.Taurat mereka mulai menghapal penafsiran Hk. Taurat (Mysina), yg
dipandang sama berlaku seperti Hk. Taurat. Dalam Mysina ada petunjuk2 mengajar
anak, juga mysina mengusulkan agar org2 mempelajari isi Taurat dg jalan
mengamalkan atau menaati isinya.
2.Pembangunan rumah ibadat
dan sekolah
dan sekolah
•
Masalah
yang terjadi terhadap bangsa Israel mengakibatkan para orang tua tdk mampu lagi
mengajar anak2 mereka secara baik karena suasana yang tdk lg kondusif utk
mengajar
•
Bangsa
yang dibuang itu mulai memikirkan tempat2 pertemuan utk ibadah, rumah ibadat
mereka disebut Synagoge (suatu kumpulan org2). Di tempat ini pengajaran
disampaikan.
•
Dalam
synagoge dilaksanakan ibadah dan pengajaran, ibadah berporos pada pengajaran
bukan lagi pada pemberian kurban. Di sini terjadi pendidikan agamawi.
•
Dgn adanya
rumah ibadat utk mengajar org dewasa, maka muncul pula sekolah rumah ibadat utk
mendidik angkatan muda secara tertib.
•
Tahun 75
sM, Rabi simson Ben Syatakh mendirikan sebuah sekolah dasar/Beth-Hasepher,
rumah buku di Yerusalem. Anak2 laki2 masuk sekolah ini umur 6 tahun. Isi
pelajaran mereka: bhs.Ibrani, Taurat, Nubuat dan tulisan2 lainnya, stlh lulus
mereka diharapkan mampu membaca seluruh PL dalam bhs.Ibr.
•
Umur
10-11, mereka masuk sekolah Beth-Talmud/rumah Talmud. Mempelajari Mysina yaitu
suatu tafsiran tentang Taurat, Talmud, dan Haggadah, ilmu hitung, ilmu bintang,
ilmu bumi, ilmu hayat.
3. Metode mengajar
•
Metode
menghapal
•
Meminta
murid yang pintar utk mengajar yg kurang pintar
•
Mengajar
dengan metode menyanyi
4. Para pelajar
•
Perempuan
tdk mendapat tempat dlm pola pendidikan formal Yahudi. Perempuan hanya
diajarkan keterampilan oleh ibunya untuk dapat melaksanakan tugas2 khusus
perempuan.
•
Tapi
mungkin saja ada beberapa perempuan yang mempelajari Taurat dari ayahnya di
rumah sendiri
•
Anak laki2
miskin dan kaya dapat belajar bersama-sama dalam sistem pendidikan Yahudi yang
berakar pada agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar