Terima Kasih Anda Telah Berkunjung di Blog Obet Nego Y. Agau

Senin, 17 Juni 2013

SEJARAH PENDIDIKAN AGAMA PADA MASA KUNO/ZAMAN PERJANJIAN LAMA Based on: Robert Boehlke

SEJARAH PENDIDIKAN AGAMA PADA MASA KUNO/ZAMAN PERJANJIAN LAMA
Based on: Robert Boehlke

1. PENDIDIKAN YUNANI-ROMAWI

       Pendekatan Sokrates, para pendidik kristen belajar bagaimana menjernihkan pemikiran melalui seri pertanyaan yang semakin mendalam.
       Pendekatan Plato (428-348s.M), para pendidik Kristen menyoroti intisari pendidikan sebagai proses mengantar orang agar dapat bertindak sesuai dengan dunia nyata. Proses pendidikan berarti meneliti kembali pandangan yang sudah ada dan menolaknya jika memang data baru harus menuntut demikian.
       Pendekatan Aristoteles (384-322 M), ia mengajar akal manusia untuk mempertimbangkan bobot dari tujuan usaha insani termasuk pendidikannya sebagai sesuatu yang dianggap paling kuat.
       Pendekatan Quintilianes (35-95 M), ia menjunjung tinggi kemampuan bertindak semaksimal mungkin, menjadi sumber yang dimanfaatkan untuk menyoroti cara mendidik secara praktis dan manusiawi.

2. PENDIDIKAN AGAMA DARI BAPA LELUHUR SAMPAI DENGAN PEMBUANGAN

Ada 4 pokok pendidikan utama yang ditekankan pada agama Yahudi:
1. Dasar Teologi Pendidikan agama Yahudi
2. Tujuan pendidikan
3. Pengajar-pengajar
4. Kurikulum


1. Dasar Teologi Pendidikan agama Yahudi:
       Bangsa yang terpilih: berdasarkan panggilan Allah kepada Abram dan ia menjawab dengan imannya, maka keturunannya dinamakan bangsa yang terpilih. Dipilih karena anugerah Tuhan semata bukan karena hasil perbuatannya. Dipilih untuk melayani dan menjadi berkat bagi semua bangsa.
       Penyataan: Allah dengan kehendakNya menyatakan diri kepada manusia pada saat2 tertentu. Orang yahudi cenderung bersandar pada Tuhan yang menyatakan diriNya melalui Firmannya, peristiwa2 sejarah, dan perbuatan2 yang ajaib.
       Ajaran tentang manusia: manusia diciptakan menurut gambar Allah, utk memelihara lingkungan hidup, menaati perintah penciptanya dan hidup dengan setia sebagai anggota umat terpilih/kawan sekerja perjanjian. Manusia adalah mahkluk khusus yang mampu untuk mengambil keputusan dalam hidupnya. 

2. Tujuan Pendidikan
       Tujuan pendidikan Yahudi: melibatkan angkatan muda dan dewasa dalam sejumlah pengalaman belajar yang menolong mereka mengingat perbuatan-perbuatan ajaib yang dilaksanakan Allah pada masa lampau, serta membimbing mereka mengharapkan terjadinya perbuatan sama dengan penyataan di tengah2 kehidupan mereka guna memenuhi syarat2 perjanjian, baik yang berkaitan dengan kebaktian keluarga dan seluruh persekutuan maupun yang mencakup perilaku yang sesuai dengan kehendak Tuhan, sebagaimana diejawantahkan dalam urusan sosial dan pemeliharaan ciptaan yang dinamakan baik oleh Tuhan.

3. Pengajar-pengajar
        Allah adalah pengajar utama Israel, Dia lah yang mempercayakan pelayanan pengajaran kepada umatNya secara umum dan khusus.
       Secara umum pengajar Israel adalah: Imam, Nabi, Penyair dan Orang Bijak
       Secara khusus pengajar Israel dipercayakan kepada para orangtua, yang bertugas untuk mengajar anak2nya.

4. Kurikulum
Kurikulum yang diterapkan dalam beberapa tema,sbb:
  • Pemilihan Abraham dgn keturunannya
  • Penciptaan langit dan bumi
  • Pelepasan dari perbudakkan di Mesir
  • Pemberian perjanjian/Hk.Taurat
  • Pendudukan Tanah Perjanjian
  • Permulaan Kerajaan Israel
  • Kesaksian para Nabi tentang penyelewengan umat Israel terhadap perjanjian mereka dengan Tuhan Allah.
3. PENDIDIKAN AGAMA DARI ZAMAN PEMBUANGAN SAMPAI DENGAN PERMULAAN MASEHI

Pembuangan ke Babel berdampak luar biasa pada umat Israel. Mereka mengalami krisis kebangsaan dan iman. Perasaan bangga menjadi bangsa yang terpilih mulai direnungkan lagi setelah terjadi peristiwa pembuangan.
Kejadian tersebut menimbulkan berbagai perubahan yang terjadi dalam kehidupan bangsa Israel.
Empat pokok pendidikan agama Yahudi:
       Dasar Teologi Baru
       Pembangunan rumah ibadat dan sekolah
       Metode mengajar
       Para pelajar

1. Dasar Teologi Baru

Dua hal yang ditinjau ulang sebagai dasar teologi baru pasca pembuangan sbb:
a.Bangsa yang terpilih
       Nabi2 di Israel (kerajaan Utara) dan Yehuda (kerajaan Selatan) menyampaikan hukuman yang akan datang jika mereka tdk berbuat adil.
       Tapi mereka tdk memperdulikannya karena merasa mereka ad bangsa yang terpilih, tdk mgkn dihukum. Pembuangan ke Babel mengejutkan mereka, pandangan mereka salah.
       Bangsa Israel memahami sebagai bangsa terpilih mereka harus mengikuti Hk.Taurat dan jika melanggarnya mereka akan dihukum. Itulah mengapa mereka menitikberatkan pada peraturan yang berhub. Dg kebaktian di Bait Allah, gaya hidup lahiriah, sementara itu melalaikan inti sarinya.
       b.Penyataan
       Dulu Penyataan itu merupak Firman hidup yg dimuarakan Tuhan melalui peristiwa2 alamiah atau sejarah yang ditafsirkan oleh org2 yang setia sebagai amanat dari Tuhan. Isi Firman disampaikan scr lisan.
       Kemudian di Babel penyataan itu cenderung dibekukan dalam bentuk tertulis yang perlu dihapal, tanpa mengharapkan terjadinya penyataan yang serupa pada masa kini. Juga dalam bentuk Hukum Taurat sbg penyataan yg condong diutamakan, misalnya huruf2nya dan kalimat2nya.
       Bagi pendidikan penyataan yang dulunya bersifat dinamis sekarang menjadi kaku. Jika salah satu bagian dari Hk.Taurat itu sdh dihapal, maka penyataan abadi telah diterima oleh org yang menghapalnya.
       Selanjutnya selain Hk.Taurat mereka mulai menghapal penafsiran Hk. Taurat (Mysina), yg dipandang sama berlaku seperti Hk. Taurat. Dalam Mysina ada petunjuk2 mengajar anak, juga mysina mengusulkan agar org2 mempelajari isi Taurat dg jalan mengamalkan atau menaati isinya.

2.Pembangunan rumah ibadat
dan sekolah
       Masalah yang terjadi terhadap bangsa Israel mengakibatkan para orang tua tdk mampu lagi mengajar anak2 mereka secara baik karena suasana yang tdk lg kondusif utk mengajar
       Bangsa yang dibuang itu mulai memikirkan tempat2 pertemuan utk ibadah, rumah ibadat mereka disebut Synagoge (suatu kumpulan org2). Di tempat ini pengajaran disampaikan.
       Dalam synagoge dilaksanakan ibadah dan pengajaran, ibadah berporos pada pengajaran bukan lagi pada pemberian kurban. Di sini terjadi pendidikan agamawi. 
       Dgn adanya rumah ibadat utk mengajar org dewasa, maka muncul pula sekolah rumah ibadat utk mendidik angkatan muda secara tertib.
       Tahun 75 sM, Rabi simson Ben Syatakh mendirikan sebuah sekolah dasar/Beth-Hasepher, rumah buku di Yerusalem. Anak2 laki2 masuk sekolah ini umur 6 tahun. Isi pelajaran mereka: bhs.Ibrani, Taurat, Nubuat dan tulisan2 lainnya, stlh lulus mereka diharapkan mampu membaca seluruh PL dalam bhs.Ibr.
       Umur 10-11, mereka masuk sekolah Beth-Talmud/rumah Talmud. Mempelajari Mysina yaitu suatu tafsiran tentang Taurat, Talmud, dan Haggadah, ilmu hitung, ilmu bintang, ilmu bumi, ilmu hayat.

3. Metode mengajar
       Metode menghapal
       Meminta murid yang pintar utk mengajar yg kurang pintar
       Mengajar dengan metode menyanyi

4. Para pelajar
       Perempuan tdk mendapat tempat dlm pola pendidikan formal Yahudi. Perempuan hanya diajarkan keterampilan oleh ibunya untuk dapat melaksanakan tugas2 khusus perempuan.
       Tapi mungkin saja ada beberapa perempuan yang mempelajari Taurat dari ayahnya di rumah sendiri
       Anak laki2 miskin dan kaya dapat belajar bersama-sama dalam sistem pendidikan Yahudi yang berakar pada agama.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar