Terima Kasih Anda Telah Berkunjung di Blog Obet Nego Y. Agau

Senin, 03 Juni 2013

belajar mengenal Kitab Mazmur dalam Kitab Perjanjian Lama

MAKALAH
KITAB MAZMUR
Dibuat untuk memenuhi tugas
Mata kuliah
Pengantar Hermeneutik Perjanjian Lama 2
Dosen Pengampu
Pdt. Bimbing Kalvari M. Th


Oleh :
Devita Elsandi
11.15.94

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI
GEREJA KALIMANTAN EVANGELIS
BANJARMASIN, November 2012


PENDAHULUAN

Dalam paparan isi makalah ini saya akan menyajikan pada bagian selanjutnya, saya akan menjelaskan bagian-bagian yang mendasar dari materi ini. Namun, tidak menutup kemungkinan masih banyak hal yang perlu dibenahi lagi dalam makalah ini.
Inti permasalah yang akan saya sajikan yaitu” Kitab Mazmur”. Dimana dalam makalah ini akan membahas hal-hal yang penting  seperti, nama penulis, tahun penulisan, nama, tempat, dan arti mazmur, serta hal-hal khusus dalam kitab Mazmur ini.
Dalam penyajian dan penyampaian makalah ini, saya juga membutuhkan kritik, saran, pendapat, maupun sanggahan supaya makalah yang saya buat dan saya sajikan lebih baik dan bermanfaat bagi kita semua.

















ISI
KITAB MAZMUR

Sebelum saya memaparkan beberapa hal pokok dalam kitab Mazmur seperti latarbelakang dan hal-hal penting dalam kitab Mazmur. Saya akan menjelaskan beberapa hal tentang penulis kitab Mazmur. Dimana kitab Mazmur ditulis yang utama adalah  Daud, tetapi terdapat paling tidak 7  penulis lain : Musa, Salomo, Asaf, Atan, Heman, dan anak-anak Korah. Waktu penulisan kitab ini yaitu antara   1450 dan 430 SM. (Karena adanya berbagai penulis, rentang waktunya panjang , akan tetapi sebagian besar ditulis sekitar 1000 SM).
Ø  NAMA, TEMPAT DAN ARTI MAZMUR
Dalam kanon ibrani jemaat yahudi yang berbahasa Ibrani atau Aram menyebut Kitab Mazmur sefer tebillim, artinya kitab-kitab pujian, atau singkatannya tebillim. Dalam bahasa Arab doa pujian disebut tahlil dan kata ini telah masuk dalam perbendaharaan bahas Indonesia. Sementara umat Kristen di Indonesia menerjemahkan kata tersebut dengan “ nyanyian pujian”. Nama tebillim dengan jelas menunjukkan bahwa kitab Mazmur dipakai sebagai buku nayanyian dan doa dalam ibadat yahudi.
Sebagai judul buku istilah ”nyanyian pujian” kiranya kurang tepat karena selain pujian kitab Mazmur terdiri atas berbagai jenis nyanyian dan doa seperti permohonan, pernyataan kepercayaan dan renungan. Judul ini dapat dipahami hanya apabila kita mengerti setiap doa dan renungan sebagai pengakuan akan keagungan Tuhan. Hal ini tampak cukup jelas dalam ibadat. Doa-doa permohonan dan kepercayaan Mazmur sendiri kadang-kadag dituntut dengan suatu pernyataan pujian kepada Tuhan. Mungkin inilah sebabnya kitab ini dinamakn tehilim.
Sedangkan, dalam kanon kristen sebagaimana telah dikatakan bahwa gereja para rasul menggunakan Kitab Suci berbahasa Yunani, yakni Septuaginta. Dalam Septuaginta kitab Mazmur ini disebut Psalmoi , artinya nyanyian-nyanyian yang biasanya diiringi dengan musik, khususnya kecapi. Kata psalmos adalah terjemahan dari kata Ibrani mizmor yang dipakai sebagai judul dalam Mazmur 57. Kata Indonesia Mazmur berasal dari bahasa Arab. Artinya, tepat sama dengan kata Mizmor. Nama Septuaginta ini kemudian diambil alih oleh Perjanjian Baru ( Luk 20:42; 24:44; Kis 1:20; 13:33 dsb). Dan sejak saat itu menjadi nama yang lazim dipakai orang Kristen.
Dalam tradisi Kristen, Mazmur digolongkan dalam kelompok “kitab-kitab kebijaksanaan dan nyanyian”. Dalam urutan kelompok tempatnya sesudah kitab Ayub.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa kitab Mazmur bukan hanya pujian. Kitab Mazmur terdiri atas berbagai nyanyian dan doa seperti permohonan, pernyataan kepercayaan dan renungan. Saya akan memaparkan dari hal-hal ini.
v  Mazmur Pujian
Isi dari Mazmur Pujian ini  objek satu-satunya adalah Allah dengan segala sifat dan perbuatannya. Bukan manusia dengan segala keperluan dan kepentingannya yang diperhatikan, melainkan Tuhan, yang sifat dan perbuatan-Nya begitu menganggumkan. Sehingga umat Israel seolah-olah terpaksa mengungkapkan rasa kagum  itu dalam pujian. Amat jarang sekali pujian ditutup  dengan suatu permohonan  sendiri bersifat rohani. Misalnya: “Kasih setia-Mu ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu” (Maz 33:22). Mazmur-mazmur pujian Israel tidak pernah menjadi semacam bujukan halus untuk memperoleh sesuatu.
Ciri itu lebih mencolok lagi, kalau lagu pujian Israel dibandingkan dengan lagu senada yang diciptakan pada periode yang sama diwilayah yang berdekatan. Yakni wilayah di Mesopotamia (Babel dan Asyur) dan di Mesir. Disitu biasanya lagu pujian merupakan suatu pengantar atas permohonan. Di Israel lagu pujian adalah lagu spontan dan tulus tanpa pamrih.
Ciri khas yang lain adalah antusiasme, kegembiraan dan semangat. Seakan-akan tugas untuk memuji Allah dalah tugas yang paling enak dan menarik. Hanya umat yang berhubungan erat dengan Allahnya dapat memuji Tuhan tanpa mencari keuntungan, sungguhpun tanpa pamrih. Mazmur pujian Israel merupakan suatu ungkapan yang jelas dari cita-cita perjanjian: Yahwe adalah Israel, Israel adalah umat kesayangan Yahwe. Dari lagu pujian itu dapat belajar mangagumi Allah sebagai pencipta dan penebus.
Memuji dipandang sebagai suatu anugerah, karena perbedaan antara antara orang yang hidup dan orang mati sering dirumuskan oleh Israel sebagai berikut: orang mati tidak dapat memuji lagi (mis. Maz 30:10; 88:11-13; 115:17). Hidup dalam arti penuh berarti ikut serta dalam perayaan-perayaan meriah pada hari pesta bersama dengan seluruh umat yang berkumpul, serta “meledak” dalam lagu-lagu pujian.
Sejumlah tema atau topik terus-menerus dipakai dalam Mazmur pujian. Menggambarkan dan menerangkan suatu tema atau topik berarti menyajikan semacam teologi lengkap dari Perjanjian Lama. Sebab mazmur ini, sebagai reaksi manusia atas karya penyelamatan Allah, mencerminkan seluruh karya dalam bentuk doa. Tema yang kerap kali disebutkan adalah:
Allah yang kekal (berhadapan dengan ciptaan / manusia fana)
Allah yang luhur dan agung
Allah yang kekal dan bijaksana dalam segala tindakan dan karya
Allah yang dahsyat (sebagai hakim; sebagai pembela umat-Nya)
Ø  Jenis-jenis Mazmur
·         Nyanyian-nyanyian Sion
Dalam hal ini yang termasuk mazmur nyanyian yaitu nyanyian-nyanyian Sion. Mazmur-mazmur yang termasuk nyanyian Sion, ialah Maz 46; 48; 76; 84; 87; dan 122. Istilah “nyanyian Sion” berasal dari kitab suci sendiri (137:33).
Nyanyian-nyanyian Sion berisi tentang hal mengagungkan Tuhan karena pilihan dan perlindungan-Nya atas Yerusalem dan kehadira-Nya yang menyelamatkan di kota itu. Sion adalah “kota Allah” (46:5; 48:2; 9; 87:3), “kota Tuhan semesta Alam” (48:9) bandingkan 84:2), “kota Raja Besar”(48:3) dan “kediaman Yang Mahatinggi” (46:4). Di   sanalah ada pondokNya(76:3).  Kehadiran Allah dalam kota ini adalah jaminan perlindungan dalam kesusahan, bencana alam dan serangan musuh(46; 48; 76). Kesanalah semua suku bangsa Israel berziarah untuk menyanyikan pujian bagi Tuhan (84:6-7; 122). Tuhan sendirilah yang membangun kota ini (48:9; 87:5). Juga di sanalah ditaruh “kursi-kursi milik keluarga raja Daud”(122:5). Sungguh hal-hal mulia di katakan” tentang kota ini (87:3).
Berbeda dengan madah, nyayian-nyayian Sion tidak dibuka denagn suatu undangan untuk memuji Tuhan. Gantinya terdapat pernyataan-pernyataan pujian kepada Tuhan sebagai yang berdiam di Sion dan sebagai perlindungan dari segala marabahaya. Pernyataan-perntaan seperti ini disertai dengan motif, yakni tentang apa yang dikerjakan Tuhan bagi Sion, terutama dalam mematahkan dan menghalau serangan-serangan musuh. Dalam 46:9a, 11; 48:12-14 dan 76:12-13 nyanyian-nyanyian Sion ditutup dengan kesimpulan-kesimpulan untuk untuk pendengar dalam bentuk seruan atau perintah.
Ada sarjana yang berpendapat bahwa nyayian-nyayian Sion berasal dari jaman pembuangan-sesudah pembuangan. Karena dalam kedua periode itu teologi Sion-Yerusalem, terutama dalam pewartaan kenabian muncul dengan cukup kuat. Pandangan ini tidak dapat diterima. Pewartaan nabi agung Yesaya dari pertengahan abad ke-8 sebelum Masehi cukup kuat dijiwai oleh teologinya tentang Sion-Yerusalem. Menurut H.J. Kraus, latarbelakang nyayian Sion agaknya suatu “pesta Rajawi Sion”.
Meskipun adanya “pesta rajawi Sion” tahunan ini disimpulkan hanya dari nyayian-nyayian Sion dan Maz 132 (bandingkan pula 68; ada sejumlah sarjana yang menghitung Maz 132 sebagai nyayian Sion pula). Namun hipotese kraus ini perlu dipertimbangkan. Latarbelakang sejarah atau suatu kejadian konkrit dari nyayian-nyayian itu harus selalu ditanyakan apabila kita melihat artinya secara lebih mendalam.

·         Mazmur keluhan atau permohonan
Keluhan adalah adalah reaksi dari bangsa Israel atau dari seorang Israelit yang berada dalam bahaya maut. Keadaan “bahaya maut” itu tidak cocok dengan gambaran indah tentang hubungan Allah-manusia.
Keadaan “bahaya maut” bagi bangsa Israel  timbul, jika ada perang atau bencana alam yang hebat. Sedangkan bagi seorang individu bahaya itu disebabkan oleh penyakit, oleh tuduhan palsu dalam perkara berat, atau oleh dosa besar. Eksistensi diri terancam, dan situasi yang amat kritis itu mendorong Israel untuk secara spontan “meledak” keluhan. Akan tetapi, dalam kondisi seperti ini pun Israel selalu bertindak sebagai umat yang beriman. Biarpun situasi sangat gelap dan tak terpahami, Israel tetap merupakan umat yang berpengalaman akan Allah. Pengalaman itulah yang menjadi sebab mengapa Israel tidak dapat membatasi gambaran Allah pada gambaran pahit saat ini.
Ingatan akan Allah yang lain, akan Allah yang cocok dengan skema tentang hubungan Allah-manusia. Menyebabkan Israel sebagai bangsa atau individu-tidak berhenti pada keluhan saja, melainkan mengarahkan diri kepada Allah yang sudah dikenal dan dialaminya. Dalam doa permohonan yang penuh kepercayaan. Dengan kata lain, bahaya maut sekarang tidak dapat tidak memunculkan pertanyaan : Mengapa? Seharusnya jawaban yang mudah adalah karena Allah ternyata mengkhianati umat-Nya, sahabat-Nya! Akan tetapi, jawaban yang mudah itu tidak diberikan oleh Israel. Israel tidak dapat percaya dan menerima bahwa Allah menjadi “lain”. Maka ia akan tetap mengarahkan diri kepada Allah, ia akan menyampaikan keluhan yang keras keluhan kepada-Nya. Serta memohon kepada-Nya situasi semula dipulihkan. Permohonan itu disampaikan atas dasar kepercayaan yang kuat. Serta hasil pengalaman yang lama akan Allah yang penuh kasih setia. Demikianlah yang paling penting dalam mazmur keluhan tersebut adalah:
Ø  Seruan kepada Allah
Ø  Keluhan
Ø  Permohona penuh kepercayaan.
Oleh karena itu unsur ”keluhan” dan unsur “permohonan” berperan begitu penting dalam kelompok mazmur ini. Maka ada ahli yang memberi nama “mazmur keluhan” kepada kelompok mazmur ini. Sedangkan ahli lain lebih suka menyebutkannya “mazmur permohonan”.
·       Doa kepercayaan          
      Sangat dekat hubungannya dengan doa permohonan ialah doa kepercayaan. Doa kepercayaan dapat dibagi atas dua kelompok yakni doa kepercayaan perseorangan dan doa kepercayaan jemaah. Termasuk yang pertama ialah Maz 3; 4; 11; 16; 23; 27; 62; 121; 131. Termasuk yang kedua ialah 115; 125; 129
      Doa kepercayaan adalah ungkapan ketenangan hati, kedamaian, kegembiraan dan kekuatan iman ditengah segala kesukaran, tantangan dan penderitaan hidup. Penderitaan yang paling banyak disebut dalam doa kepercayaan perseorangan ialah penindasan (3; 4; 11; 27; 62). Motif-motif kepercayaan kepada Tuhan Penyelamatan diungkapkan terutama melalui bahasa gambaran seperti perisai (3:4), gembalaku (23:1), warisan dan pialaku (16:5), gunung batuku dan dan kota bentengku (62), penjaga dan naunganmu (121) dan ibu (131)
      Dari ketiga doa kepercayaan jemaah, ada dua bersifat umum (125; 129) dan satu adalah doa kepercayaan umat ditengah dunia kekafiran (115). Doa kepercayaan tidak mempunyai pola jenis. Meskipun demikian kita harus mengakui dua jenis ini, karena kepercayaan merupakan unsur yang dominan  (3; 4; 16;) atau merupakan satu-satunya unsur (11; 23; 62; 121; 131; 115; 125; 129). Maz 27 terdiri dari doa kepercayaan (ayat 1-6) dan doa permohonan (ayat 7-14). Namun kedua bagian ini agaknya merupakan suatu kesatuan dan kepercayaan sebagai unsur pokok.
      Doa kepercayaan membawa kita ke nilai-nilai hidup batin yang tinggi. Dalam kepercayaan terdengar dengan gema pujian. Hampir semua penafsir sepakat bahwa doa kepercayaan adalah ungkapan kesalehan di luar ibadat atau doa orang-orang saleh” yang rukun di negeri” (35:20).
Ø  Hal-hal khusus dalam kitab Mazmur
a.       Tempat Penulisan : Berbagai tempat, disebabkan para pengarang yang berbeda-beda.
b.      Mulanya Ditujukan Kepada : Bangsa Israel.
c.       Isi: Kitab Mazmur digunakan sebagai kitab nyanyian di Bait Suci selama masa kerajaan baik untuk penyembahan publik maupun pribadi. Pembagian lima bagian dari Kitab Mazmur ini selaras dengan urutan maupun pemikiran dengan ke-5 Kitab Musa. Berdasarkan keadaan beberapa penulis yang menberikan sumbangan pada koleksi ini sepanjang periode waktu yang panjang, mazmur meliputi hampir setiap bidang dari pengalaman dan emosi manusia : ketakutan melawan kepercayaan; amarah melawan belaskasihan; kesusahan melawan sukacita; dan doa dan pujian bagi Allah yang agung dari para pemazmur. Daud menulis sebagian besar dari kitab Mazmur ketika ia lari dari Saul dan pasukannya. Beberapa Mazmur mengacu kepada Allah Mesias, Yesus kristus : kedatangan, kematian, dan kebangkitan-Nya.
d.      Kata kunci :”Pujian”; “Percaya”. 150 mazmur ini penuh dengan “pujian” kepada Allah untuk semua kebaikan-Nya, karena segala yang telah dan akan diperbuat-Nya. Umat Allah  secara terus menerus dipuji karena mem-”percaya” Allah atas segala perlindungan, kasih, dan pembebasan-Nya.
e.       Tema : doa dan pujian
f.       Garis Besar :
·         Kitab 1 ; mzm 1-41.Kitab 2 : Mazmur 42-72.
·         Kitab 3 : Mazmur 73-89.
·         Kitab 4 : Mazmur 80-106.
·         Kitab 5 : mazmur 108-150.
g.      Survai

Selaku suatu  kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliputi bemacam-macam pokok, termasuk pernyataan tentang Allah, ciptaan, umat manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman. Allah dipandang dengan beranekaragam cara: sebuah benteng perlindungan, batu karang, perisai, gembaka, tentara, pencipta, penguasa, hakim penebus, pemelihara, penyembuh, dan penuntut balas; Ia mengungkapkan kasih, kemarahan, kasih dan belas kasihan , dan Ia ada dimana-mana mengetahui segala sesuatu dan ada dimana-mana, mengetahui segala sesuatu dan mahakuasa.
      Umat Allah juga dilukiskan dengan aneka cara: biji mata, domba, orang kudus, orang jujur dan benar yang diangkatnya dari sumur berlumpur, menempatkan kakinya pada batu karang dan menaruh nyanyian baru dalam mulut mereka. Allah melangkahkan langkah-langkah mereka memuaskan kerinduan rohani mereka, mengampun semua dosa mereka, menyembuhkan segala penyakit mereka dan menyediakan tempat tinggal kekal bagi mereka.
      Salah satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini adalah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk memggolongkan mazmur-mazmur ini (dengan agak bertumpang tindih). (1) Nyanyian haleluya atau pujian: mazmur-mazmur ini membesarkan nama, kemegahan, kebaiakan, kebesaran, dan keselamatan Allah (mis. Mzm 8; 21; 33-34; 103-106; 111-113; 115-117; 135; 145-150). (2) Nyanyian ucapan syukur. Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam penyelamatan dan membesarkan seseorang atau Israel selaku bangsa (mis. Mzm 18; 30; 34; 41; 66; 92; 100; 106; 116; 118; 124; 136; 138). (3) Mazmur Doa Permohonan: Tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permononan kepada  Allah, kerinduan akan Allah dan syafaat bagi umat Allah (mis. Mzmr 3-6; 13; 43; 54; 67; 69-70; 79-80; 85-86; 88;  90; 102; 141-143). (4) Mamur Pengakuan Dosa: Berfokus pada pengakuan dosa (mis. Mzm 32; 38; 51; 130). (5) Nyanyian Sejarah Kudus: mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa (mis. Mzm 78; 105-106; 108; 114; 126; 137). (6) Mazmur Pemahkotaan Tuhan ; Mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa “Tuhan adalah Raja” (mis. 24; 47; 93; 96-99). (7) Nyanyian Liturgi; Mazmur ini digubah untuk perayaan atau kebaktian khusus (mis. Mzm 15; 24; 45; 68; 113-118; mazmur terakhir ini digunakan untuk perayaan paskah setiap tahun. (8) Mazmur kepercayaan dan Pengabdian; Mazmur-mazmur ini mengungkapkan: (a) kepercayaan seseorang akan integritas Allah dan pentingnya kehadiran-Nya dan (b) pengabdian hati kepada Allah (mis. Mzm 11; 16; 23; 27; 31-32; 40; 46; 56; 62-63; 91; 119; 130-131; 139). (9) Nyanyian Ziarah; yang disebut “Nyanyian Sion” atau “N yayian Pendakian” yang dinyayikan para peziarah sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan paskah, pentakosta atau pondok daun setiap tahun (mis. Mzm 43; 46; 48; 76; 84; 87; 120-134). (10) Nyayian Pencipta; Mazmur ini mengakui hasil dari perbuatan Allah di Sorga dan di bumi (mis. Mzm 19; 29; 33; 65; 104). (11) Mazmur-mazmur Hikmat dan Pendidikan; Mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai kebenaran (mis. Mzm 1; 34; 37; 73; 112; 119; 133).  (12) Mazmur Kerajaan atau Mesias; Mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo, yang mempunyai makna nubuat dan akhirnya di genapi dalam kedatangan Mesias Yesus Kristus (mis. Mzm 2; 8; 16; 22; 40-41; 45; 68-69; 72; 89; 102; 110; 118). (13) Mazmur Bernada Kutukan; Mazmur ini mengandung kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik (mis. Mzm 7; 35; 55; 58;59; 69; 109; 137; 139).
      Karena banyak orang kristen bingung oleh mazmur ini. Perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan semangat demi Allah kedalam kebenaran-Nya. Serta kebencian kuat terhadap kejahatan dan bukan karena persaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur ini berseru kepada Allah agar menggunakan orang benar dan merendahkan orang Fasik.   

h.      Tujuan
Kitab mazmur sebagai doa dan pujianyang diilhamkan Roh, ditulis secara umum, untuk mengungkapakan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah. (1) Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah, mengungkapkan (a) kepercayaan, kasiah, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat; (b) kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran. (2) Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang yang mengungkapkan pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah dilakukan-Nya. (3) Beberapa Mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan dengan Mesias.
i.        Ciri-ciri khas
1.      Merupakan kitab terpanjang dalam alkitab dan berisi pasal yang terpanjang (119:1-176) dan ayat tengah (118:8).
2.       Sebagian kitab nyayian dan ibadah Ibrani, kerohaniannya yang dalam dan luas itu menjadikan kitab ini bagian PL yang paling digemari dan dibaca oleh orang-orang percaya.
3.      “Haleluya’ (pujilah Tuhan), istilah Ibrani yang diakui secara universal di kalangan orang percaya, dipakai 28 kali dalam Alkitab, 24 di antaranya dalam kitab ini. Di dalam Mzm 150 pujian kepada Tuhan mencapai puncaknya dan menyampaikan pujian yang utuh dan sempurna kepada Tuhan.
4.      Tidak ada kitab lain di Alkitab yang demikian terang-terangan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan manusia dalam hubungan dengan Allah dan kehidupan ini. Nyayian pujian dan pengabdian mengalir dari gunung-gunung tertinggi, dan seruan-seruan keputusan-keputusannya timbul dari lembah-lembah terdalam.
5.      Sekitar separuh mazmur mencakup doa iman di tengah kesengsaraan
6.      Inilah kitab yang paling banyak dikutip di PB.
7.      Berisi banyak “pasal kesayangan” seperti ps 1; 23; 24; 34; 37; 84; 91; 103; 119; 121; 139; dan 150.
8.      Mazmur 119 adalah unik dalam Alkitab karena (a)  panjangnya (176 ayat),  (b) kasihnya yang agung kepada firman Allah, dan (c) susunan sastranya yang mencakup 22 stanza  mengawali setiap ayatnya dengan huruf yang sama, juga setiap stanzanya memakai memakai huruf yang berturut-turut dari abjad Ibrani sebagai bantuan untuk mengingatnya (yaitu, suatu akrostik).
9.      Ciri sastranya yang paling menonjol adalah gaya syair yang disebut paralisme, mencakup irama pemikiran dan bukan irama sajak atau matra; ciri khas ini menjadikan beritanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain tanpa terlalu banyak kesulitan.

                                        
                                         DAFTAR PUSTAKA
Barth Marie Claire dan Pareira. A.B. Tafsiran Alkitab Kitab Mazmur 1-72 Pembimbung dan Tafsirannya. PT BPK GUNUNG MULIA, 1999 
Dr. Weiden, Wim Van Der. Mazmur Dalam Ibadat Harian. Kanisius, 1991
Barth Marie Claire dan Pareira A.B.Tafsiran Alkitab Pembimbing Kepada Mazmur. BPK Gunung Mulia, 1984

Tim Penyusun, Alkitab Penuntun. Gandum Mas, 1992

1 komentar:

  1. Terima kasih saudari atas pengetahuan yang dimiliki dan dibagikan.
    Untuk diperbaiki, jenis-jenis mazmur masih kurang 2 yaitu mazmur pentahtaan Tuhan dan mazmur kebijaksanaan. Bisa lht mzmr pentahtaan Tuhan dlm mzmr 47,93,96,dst. Lalu mzmr kebijaksanaan dlm mzmr 1,37,49, dst. Ok!

    BalasHapus