MAKALAH
KITAB MAZMUR
Dibuat untuk memenuhi tugas
Mata kuliah
Pengantar Hermeneutik Perjanjian Lama 2
Dosen Pengampu
Pdt. Bimbing Kalvari M. Th
Oleh :
Devita Elsandi
11.15.94
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI
GEREJA KALIMANTAN EVANGELIS
BANJARMASIN, November 2012
PENDAHULUAN
Dalam paparan isi makalah ini saya akan menyajikan pada bagian
selanjutnya, saya akan menjelaskan bagian-bagian yang mendasar dari materi ini.
Namun, tidak menutup kemungkinan masih banyak hal yang perlu dibenahi lagi
dalam makalah ini.
Inti permasalah yang akan saya sajikan yaitu” Kitab Mazmur”. Dimana
dalam makalah ini akan membahas hal-hal yang penting seperti, nama penulis, tahun penulisan, nama,
tempat, dan arti mazmur, serta hal-hal khusus dalam kitab Mazmur ini.
Dalam penyajian dan penyampaian makalah ini, saya juga membutuhkan
kritik, saran, pendapat, maupun sanggahan supaya makalah yang saya buat dan
saya sajikan lebih baik dan bermanfaat bagi kita semua.
ISI
KITAB MAZMUR
Sebelum
saya memaparkan beberapa hal pokok dalam kitab Mazmur seperti latarbelakang dan
hal-hal penting dalam kitab Mazmur. Saya akan menjelaskan beberapa hal tentang penulis
kitab Mazmur. Dimana kitab Mazmur ditulis yang utama adalah Daud, tetapi terdapat paling tidak 7 penulis lain : Musa, Salomo, Asaf, Atan,
Heman, dan anak-anak Korah. Waktu penulisan kitab ini yaitu antara 1450
dan 430 SM. (Karena adanya berbagai penulis, rentang waktunya panjang , akan
tetapi sebagian besar ditulis sekitar 1000 SM).
Ø
NAMA, TEMPAT DAN ARTI MAZMUR
Dalam kanon ibrani jemaat yahudi
yang berbahasa Ibrani atau Aram menyebut Kitab Mazmur sefer tebillim,
artinya kitab-kitab pujian, atau singkatannya tebillim. Dalam bahasa
Arab doa pujian disebut tahlil dan kata ini telah masuk dalam perbendaharaan
bahas Indonesia. Sementara umat Kristen di Indonesia menerjemahkan kata
tersebut dengan “ nyanyian pujian”. Nama tebillim dengan jelas
menunjukkan bahwa kitab Mazmur dipakai sebagai buku nayanyian dan doa dalam
ibadat yahudi.
Sebagai judul buku istilah ”nyanyian
pujian” kiranya kurang tepat karena selain pujian kitab Mazmur terdiri atas
berbagai jenis nyanyian dan doa seperti permohonan, pernyataan kepercayaan dan
renungan. Judul ini dapat dipahami hanya apabila kita mengerti setiap doa dan
renungan sebagai pengakuan akan keagungan Tuhan. Hal ini tampak cukup jelas
dalam ibadat. Doa-doa permohonan dan kepercayaan Mazmur sendiri kadang-kadag
dituntut dengan suatu pernyataan pujian kepada Tuhan. Mungkin inilah sebabnya
kitab ini dinamakn tehilim.
Sedangkan, dalam kanon kristen
sebagaimana telah dikatakan bahwa gereja para rasul menggunakan Kitab Suci
berbahasa Yunani, yakni Septuaginta. Dalam Septuaginta kitab Mazmur ini disebut
Psalmoi , artinya nyanyian-nyanyian yang biasanya diiringi dengan musik,
khususnya kecapi. Kata psalmos adalah terjemahan dari kata Ibrani mizmor
yang dipakai sebagai judul dalam Mazmur 57. Kata Indonesia Mazmur berasal dari
bahasa Arab. Artinya, tepat sama dengan kata Mizmor. Nama Septuaginta
ini kemudian diambil alih oleh Perjanjian Baru ( Luk 20:42; 24:44; Kis 1:20; 13:33
dsb). Dan sejak saat itu menjadi nama yang lazim dipakai orang Kristen.
Dalam tradisi Kristen, Mazmur
digolongkan dalam kelompok “kitab-kitab kebijaksanaan dan nyanyian”. Dalam
urutan kelompok tempatnya sesudah kitab Ayub.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa kitab Mazmur bukan hanya
pujian. Kitab Mazmur terdiri atas berbagai nyanyian dan doa seperti permohonan,
pernyataan kepercayaan dan renungan. Saya akan memaparkan dari hal-hal ini.
v Mazmur Pujian
Isi dari Mazmur
Pujian ini objek satu-satunya adalah
Allah dengan segala sifat dan perbuatannya. Bukan manusia dengan segala
keperluan dan kepentingannya yang diperhatikan, melainkan Tuhan, yang sifat dan
perbuatan-Nya begitu menganggumkan. Sehingga umat Israel seolah-olah terpaksa
mengungkapkan rasa kagum itu dalam
pujian. Amat jarang sekali pujian ditutup
dengan suatu permohonan sendiri
bersifat rohani. Misalnya: “Kasih setia-Mu ya Tuhan, kiranya menyertai kami,
seperti kami berharap kepada-Mu” (Maz 33:22). Mazmur-mazmur pujian Israel tidak
pernah menjadi semacam bujukan halus untuk memperoleh sesuatu.
Ciri itu lebih
mencolok lagi, kalau lagu pujian Israel dibandingkan dengan lagu senada yang
diciptakan pada periode yang sama diwilayah yang berdekatan. Yakni wilayah di
Mesopotamia (Babel dan Asyur) dan di Mesir. Disitu biasanya lagu pujian
merupakan suatu pengantar atas permohonan. Di Israel lagu pujian adalah lagu
spontan dan tulus tanpa pamrih.
Ciri khas yang
lain adalah antusiasme, kegembiraan dan semangat. Seakan-akan tugas untuk
memuji Allah dalah tugas yang paling enak dan menarik. Hanya umat yang
berhubungan erat dengan Allahnya dapat memuji Tuhan tanpa mencari keuntungan,
sungguhpun tanpa pamrih. Mazmur pujian Israel merupakan suatu ungkapan yang jelas
dari cita-cita perjanjian: Yahwe adalah Israel, Israel adalah umat kesayangan
Yahwe. Dari lagu pujian itu dapat belajar mangagumi Allah sebagai pencipta dan
penebus.
Memuji
dipandang sebagai suatu anugerah, karena perbedaan antara antara orang yang hidup
dan orang mati sering dirumuskan oleh Israel sebagai berikut: orang mati tidak
dapat memuji lagi (mis. Maz 30:10; 88:11-13; 115:17). Hidup dalam arti penuh
berarti ikut serta dalam perayaan-perayaan meriah pada hari pesta bersama
dengan seluruh umat yang berkumpul, serta “meledak” dalam lagu-lagu pujian.
Sejumlah tema
atau topik terus-menerus dipakai dalam Mazmur pujian. Menggambarkan dan
menerangkan suatu tema atau topik berarti menyajikan semacam teologi lengkap
dari Perjanjian Lama. Sebab mazmur ini, sebagai reaksi manusia atas karya
penyelamatan Allah, mencerminkan seluruh karya dalam bentuk doa. Tema yang
kerap kali disebutkan adalah:
Allah yang
kekal (berhadapan dengan ciptaan / manusia fana)
Allah yang
luhur dan agung
Allah yang
kekal dan bijaksana dalam segala tindakan dan karya
Allah yang
dahsyat (sebagai hakim; sebagai pembela umat-Nya)
Ø Jenis-jenis Mazmur
·
Nyanyian-nyanyian
Sion
Dalam hal ini yang termasuk mazmur nyanyian yaitu nyanyian-nyanyian
Sion. Mazmur-mazmur yang termasuk nyanyian Sion, ialah Maz 46; 48; 76; 84; 87;
dan 122. Istilah “nyanyian Sion” berasal dari kitab suci sendiri (137:33).
Nyanyian-nyanyian Sion berisi tentang hal mengagungkan Tuhan karena
pilihan dan perlindungan-Nya atas Yerusalem dan kehadira-Nya yang menyelamatkan
di kota itu. Sion adalah “kota Allah” (46:5; 48:2; 9; 87:3), “kota Tuhan
semesta Alam” (48:9) bandingkan 84:2), “kota Raja Besar”(48:3) dan “kediaman
Yang Mahatinggi” (46:4). Di sanalah ada
pondokNya(76:3). Kehadiran Allah dalam
kota ini adalah jaminan perlindungan dalam kesusahan, bencana alam dan serangan
musuh(46; 48; 76). Kesanalah semua suku bangsa Israel berziarah untuk
menyanyikan pujian bagi Tuhan (84:6-7; 122). Tuhan sendirilah yang membangun
kota ini (48:9; 87:5). Juga di sanalah ditaruh “kursi-kursi milik keluarga raja
Daud”(122:5). Sungguh hal-hal mulia di katakan” tentang kota ini (87:3).
Berbeda dengan madah, nyayian-nyayian Sion tidak dibuka denagn
suatu undangan untuk memuji Tuhan. Gantinya terdapat pernyataan-pernyataan
pujian kepada Tuhan sebagai yang berdiam di Sion dan sebagai perlindungan dari
segala marabahaya. Pernyataan-perntaan seperti ini disertai dengan motif, yakni
tentang apa yang dikerjakan Tuhan bagi Sion, terutama dalam mematahkan dan
menghalau serangan-serangan musuh. Dalam 46:9a, 11; 48:12-14 dan 76:12-13
nyanyian-nyanyian Sion ditutup dengan kesimpulan-kesimpulan untuk untuk
pendengar dalam bentuk seruan atau perintah.
Ada sarjana yang berpendapat bahwa nyayian-nyayian Sion berasal
dari jaman pembuangan-sesudah pembuangan. Karena dalam kedua periode itu
teologi Sion-Yerusalem, terutama dalam pewartaan kenabian muncul dengan cukup
kuat. Pandangan ini tidak dapat diterima. Pewartaan nabi agung Yesaya dari
pertengahan abad ke-8 sebelum Masehi cukup kuat dijiwai oleh teologinya tentang
Sion-Yerusalem. Menurut H.J. Kraus, latarbelakang nyayian Sion agaknya suatu
“pesta Rajawi Sion”.
Meskipun adanya “pesta rajawi Sion” tahunan ini disimpulkan hanya
dari nyayian-nyayian Sion dan Maz 132 (bandingkan pula 68; ada sejumlah sarjana
yang menghitung Maz 132 sebagai nyayian Sion pula). Namun hipotese kraus ini
perlu dipertimbangkan. Latarbelakang sejarah atau suatu kejadian konkrit dari
nyayian-nyayian itu harus selalu ditanyakan apabila kita melihat artinya secara
lebih mendalam.
·
Mazmur
keluhan atau permohonan
Keluhan adalah adalah reaksi dari bangsa Israel atau dari seorang
Israelit yang berada dalam bahaya maut. Keadaan “bahaya maut” itu tidak
cocok dengan gambaran indah tentang hubungan Allah-manusia.
Keadaan “bahaya maut” bagi bangsa Israel timbul, jika ada perang atau bencana alam
yang hebat. Sedangkan bagi seorang individu bahaya itu disebabkan oleh
penyakit, oleh tuduhan palsu dalam perkara berat, atau oleh dosa besar.
Eksistensi diri terancam, dan situasi yang amat kritis itu mendorong Israel
untuk secara spontan “meledak” keluhan. Akan tetapi, dalam kondisi seperti ini
pun Israel selalu bertindak sebagai umat yang beriman. Biarpun situasi sangat
gelap dan tak terpahami, Israel tetap merupakan umat yang berpengalaman akan
Allah. Pengalaman itulah yang menjadi sebab mengapa Israel tidak dapat
membatasi gambaran Allah pada gambaran pahit saat ini.
Ingatan akan Allah yang lain, akan Allah yang cocok dengan skema
tentang hubungan Allah-manusia. Menyebabkan Israel sebagai bangsa atau
individu-tidak berhenti pada keluhan saja, melainkan mengarahkan diri kepada
Allah yang sudah dikenal dan dialaminya. Dalam doa permohonan yang penuh
kepercayaan. Dengan kata lain, bahaya maut sekarang tidak dapat tidak
memunculkan pertanyaan : Mengapa? Seharusnya jawaban yang mudah adalah karena
Allah ternyata mengkhianati umat-Nya, sahabat-Nya! Akan tetapi, jawaban yang mudah
itu tidak diberikan oleh Israel. Israel tidak dapat percaya dan menerima bahwa
Allah menjadi “lain”. Maka ia akan tetap mengarahkan diri kepada Allah, ia akan
menyampaikan keluhan yang keras keluhan kepada-Nya. Serta memohon kepada-Nya situasi
semula dipulihkan. Permohonan itu disampaikan atas dasar kepercayaan yang kuat.
Serta hasil pengalaman yang lama akan Allah yang penuh kasih setia. Demikianlah
yang paling penting dalam mazmur keluhan tersebut adalah:
Ø Seruan kepada Allah
Ø Keluhan
Ø Permohona penuh kepercayaan.
Oleh karena itu
unsur ”keluhan” dan unsur “permohonan” berperan begitu penting dalam kelompok
mazmur ini. Maka ada ahli yang memberi nama “mazmur keluhan” kepada kelompok
mazmur ini. Sedangkan ahli lain lebih suka menyebutkannya “mazmur permohonan”.
·
Doa
kepercayaan
Sangat dekat hubungannya
dengan doa permohonan ialah doa kepercayaan. Doa kepercayaan dapat dibagi atas
dua kelompok yakni doa kepercayaan perseorangan dan doa kepercayaan jemaah.
Termasuk yang pertama ialah Maz 3; 4; 11; 16; 23; 27; 62; 121; 131. Termasuk
yang kedua ialah 115; 125; 129
Doa kepercayaan adalah
ungkapan ketenangan hati, kedamaian, kegembiraan dan kekuatan iman ditengah
segala kesukaran, tantangan dan penderitaan hidup. Penderitaan yang paling
banyak disebut dalam doa kepercayaan perseorangan ialah penindasan (3; 4; 11;
27; 62). Motif-motif kepercayaan kepada Tuhan Penyelamatan diungkapkan terutama
melalui bahasa gambaran seperti perisai (3:4), gembalaku (23:1), warisan dan
pialaku (16:5), gunung batuku dan dan kota bentengku (62), penjaga dan
naunganmu (121) dan ibu (131)
Dari ketiga doa
kepercayaan jemaah, ada dua bersifat umum (125; 129) dan satu adalah doa
kepercayaan umat ditengah dunia kekafiran (115). Doa kepercayaan tidak
mempunyai pola jenis. Meskipun demikian kita harus mengakui dua jenis ini,
karena kepercayaan merupakan unsur yang dominan
(3; 4; 16;) atau merupakan satu-satunya unsur (11; 23; 62; 121; 131;
115; 125; 129). Maz 27 terdiri dari doa kepercayaan (ayat 1-6) dan doa
permohonan (ayat 7-14). Namun kedua bagian ini agaknya merupakan suatu kesatuan
dan kepercayaan sebagai unsur pokok.
Doa kepercayaan membawa
kita ke nilai-nilai hidup batin yang tinggi. Dalam kepercayaan terdengar dengan
gema pujian. Hampir semua penafsir sepakat bahwa doa kepercayaan adalah
ungkapan kesalehan di luar ibadat atau doa orang-orang saleh” yang rukun di
negeri” (35:20).
Ø
Hal-hal
khusus dalam kitab Mazmur
a.
Tempat Penulisan : Berbagai tempat, disebabkan para
pengarang yang berbeda-beda.
b.
Mulanya Ditujukan Kepada : Bangsa Israel.
c.
Isi: Kitab Mazmur digunakan sebagai kitab nyanyian di Bait
Suci selama masa kerajaan baik untuk penyembahan publik maupun pribadi.
Pembagian lima bagian dari Kitab Mazmur ini selaras dengan urutan maupun
pemikiran dengan ke-5 Kitab Musa. Berdasarkan keadaan beberapa penulis yang
menberikan sumbangan pada koleksi ini sepanjang periode waktu yang panjang,
mazmur meliputi hampir setiap bidang dari pengalaman dan emosi manusia :
ketakutan melawan kepercayaan; amarah melawan belaskasihan; kesusahan melawan
sukacita; dan doa dan pujian bagi Allah yang agung dari para pemazmur. Daud
menulis sebagian besar dari kitab Mazmur ketika ia lari dari Saul dan pasukannya.
Beberapa Mazmur mengacu kepada Allah Mesias, Yesus kristus : kedatangan,
kematian, dan kebangkitan-Nya.
d. Kata kunci :”Pujian”;
“Percaya”. 150 mazmur ini penuh dengan “pujian” kepada Allah untuk semua
kebaikan-Nya, karena segala yang telah dan akan diperbuat-Nya. Umat Allah
secara terus menerus dipuji karena mem-”percaya” Allah atas segala
perlindungan, kasih, dan pembebasan-Nya.
e. Tema : doa dan
pujian
f. Garis Besar :
·
Kitab 1 ; mzm 1-41.Kitab 2 : Mazmur 42-72.
·
Kitab 3 : Mazmur 73-89.
·
Kitab 4 : Mazmur 80-106.
·
Kitab 5 : mazmur 108-150.
g.
Survai
Selaku
suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab
ini meliputi bemacam-macam pokok, termasuk pernyataan tentang Allah, ciptaan, umat
manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan
dan pujian, doa dan hukuman. Allah dipandang dengan beranekaragam cara: sebuah
benteng perlindungan, batu karang, perisai, gembaka, tentara, pencipta,
penguasa, hakim penebus, pemelihara, penyembuh, dan penuntut balas; Ia
mengungkapkan kasih, kemarahan, kasih dan belas kasihan , dan Ia ada
dimana-mana mengetahui segala sesuatu dan ada dimana-mana, mengetahui segala
sesuatu dan mahakuasa.
Umat Allah juga dilukiskan dengan aneka
cara: biji mata, domba, orang kudus, orang jujur dan benar yang diangkatnya
dari sumur berlumpur, menempatkan kakinya pada batu karang dan menaruh nyanyian
baru dalam mulut mereka. Allah melangkahkan langkah-langkah mereka memuaskan
kerinduan rohani mereka, mengampun semua dosa mereka, menyembuhkan segala
penyakit mereka dan menyediakan tempat tinggal kekal bagi mereka.
Salah satu cara yang bermanfaat untuk
meninjau kitab ini adalah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk
memggolongkan mazmur-mazmur ini (dengan agak bertumpang tindih). (1)
Nyanyian haleluya atau pujian: mazmur-mazmur ini membesarkan nama,
kemegahan, kebaiakan, kebesaran, dan keselamatan Allah (mis. Mzm 8; 21; 33-34;
103-106; 111-113; 115-117; 135; 145-150). (2) Nyanyian ucapan syukur.
Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam penyelamatan dan membesarkan
seseorang atau Israel selaku bangsa (mis. Mzm 18; 30; 34; 41; 66; 92; 100; 106;
116; 118; 124; 136; 138). (3) Mazmur Doa Permohonan: Tercakup
mazmur-mazmur ratapan dan permononan kepada
Allah, kerinduan akan Allah dan syafaat bagi umat Allah (mis. Mzmr 3-6;
13; 43; 54; 67; 69-70; 79-80; 85-86; 88; 90; 102; 141-143). (4) Mamur Pengakuan Dosa:
Berfokus pada pengakuan dosa (mis. Mzm 32; 38; 51; 130). (5) Nyanyian
Sejarah Kudus: mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai
bangsa (mis. Mzm 78; 105-106; 108; 114; 126; 137). (6) Mazmur Pemahkotaan
Tuhan ; Mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa “Tuhan adalah Raja” (mis.
24; 47; 93; 96-99). (7) Nyanyian Liturgi; Mazmur ini digubah untuk
perayaan atau kebaktian khusus (mis. Mzm 15; 24; 45; 68; 113-118; mazmur
terakhir ini digunakan untuk perayaan paskah setiap tahun. (8) Mazmur
kepercayaan dan Pengabdian; Mazmur-mazmur ini mengungkapkan: (a)
kepercayaan seseorang akan integritas Allah dan pentingnya kehadiran-Nya dan (b)
pengabdian hati kepada Allah (mis. Mzm 11; 16; 23; 27; 31-32; 40; 46; 56;
62-63; 91; 119; 130-131; 139). (9) Nyanyian Ziarah; yang disebut
“Nyanyian Sion” atau “N yayian Pendakian” yang dinyayikan para peziarah
sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan paskah, pentakosta atau
pondok daun setiap tahun (mis. Mzm 43; 46; 48; 76; 84; 87; 120-134). (10) Nyayian
Pencipta; Mazmur ini mengakui hasil dari perbuatan Allah di Sorga dan di
bumi (mis. Mzm 19; 29; 33; 65; 104). (11) Mazmur-mazmur Hikmat dan
Pendidikan; Mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita
mengenai kebenaran (mis. Mzm 1; 34; 37; 73; 112; 119; 133). (12) Mazmur Kerajaan atau Mesias;
Mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo, yang mempunyai
makna nubuat dan akhirnya di genapi dalam kedatangan Mesias Yesus Kristus (mis.
Mzm 2; 8; 16; 22; 40-41; 45; 68-69; 72; 89; 102; 110; 118). (13) Mazmur Bernada
Kutukan; Mazmur ini mengandung kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik
(mis. Mzm 7; 35; 55; 58;59; 69; 109; 137; 139).
Karena banyak orang kristen bingung oleh
mazmur ini. Perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan
semangat demi Allah kedalam kebenaran-Nya. Serta kebencian kuat terhadap
kejahatan dan bukan karena persaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur
ini berseru kepada Allah agar menggunakan orang benar dan merendahkan orang
Fasik.
h.
Tujuan
Kitab mazmur sebagai doa dan pujianyang diilhamkan Roh, ditulis
secara umum, untuk mengungkapakan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam
hubungan dengan Allah. (1) Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah,
mengungkapkan (a) kepercayaan, kasiah, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan
kerinduan akan persekutuan erat; (b) kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan,
kekhawatiran. (2) Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang yang mengungkapkan
pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah
dilakukan-Nya. (3) Beberapa Mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan
dengan Mesias.
i.
Ciri-ciri
khas
1.
Merupakan
kitab terpanjang dalam alkitab dan berisi pasal yang terpanjang (119:1-176) dan
ayat tengah (118:8).
2.
Sebagian kitab nyayian dan ibadah Ibrani,
kerohaniannya yang dalam dan luas itu menjadikan kitab ini bagian PL yang
paling digemari dan dibaca oleh orang-orang percaya.
3.
“Haleluya’
(pujilah Tuhan), istilah Ibrani yang diakui secara universal di kalangan orang
percaya, dipakai 28 kali dalam Alkitab, 24 di antaranya dalam kitab ini. Di
dalam Mzm 150 pujian kepada Tuhan mencapai puncaknya dan menyampaikan pujian
yang utuh dan sempurna kepada Tuhan.
4.
Tidak
ada kitab lain di Alkitab yang demikian terang-terangan mengungkapkan perasaan
dan kebutuhan manusia dalam hubungan dengan Allah dan kehidupan ini. Nyayian
pujian dan pengabdian mengalir dari gunung-gunung tertinggi, dan seruan-seruan
keputusan-keputusannya timbul dari lembah-lembah terdalam.
5.
Sekitar
separuh mazmur mencakup doa iman di tengah kesengsaraan
6.
Inilah
kitab yang paling banyak dikutip di PB.
7.
Berisi
banyak “pasal kesayangan” seperti ps 1; 23; 24; 34; 37; 84; 91; 103; 119; 121;
139; dan 150.
8.
Mazmur
119 adalah unik dalam Alkitab karena (a)
panjangnya (176 ayat), (b)
kasihnya yang agung kepada firman Allah, dan (c) susunan sastranya yang
mencakup 22 stanza mengawali setiap
ayatnya dengan huruf yang sama, juga setiap stanzanya memakai memakai huruf
yang berturut-turut dari abjad Ibrani sebagai bantuan untuk mengingatnya
(yaitu, suatu akrostik).
9.
Ciri
sastranya yang paling menonjol adalah gaya syair yang disebut paralisme,
mencakup irama pemikiran dan bukan irama sajak atau matra; ciri khas ini
menjadikan beritanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain tanpa
terlalu banyak kesulitan.
DAFTAR PUSTAKA
Barth Marie Claire dan Pareira. A.B. Tafsiran Alkitab Kitab
Mazmur 1-72 Pembimbung dan Tafsirannya. PT BPK GUNUNG MULIA,
1999
Dr. Weiden, Wim Van Der. Mazmur Dalam Ibadat Harian. Kanisius,
1991
Barth Marie Claire dan Pareira A.B.Tafsiran Alkitab Pembimbing
Kepada Mazmur. BPK Gunung Mulia, 1984
Tim Penyusun, Alkitab Penuntun. Gandum Mas, 1992
Terima kasih saudari atas pengetahuan yang dimiliki dan dibagikan.
BalasHapusUntuk diperbaiki, jenis-jenis mazmur masih kurang 2 yaitu mazmur pentahtaan Tuhan dan mazmur kebijaksanaan. Bisa lht mzmr pentahtaan Tuhan dlm mzmr 47,93,96,dst. Lalu mzmr kebijaksanaan dlm mzmr 1,37,49, dst. Ok!