Terima Kasih Anda Telah Berkunjung di Blog Obet Nego Y. Agau

Selasa, 22 Oktober 2013

Percakapan Perbatim Pastoral (Obet Nego)

6Nama lengkap             : Obet Nego
NIM                             : 11.16.23
Tugas mata kuliah          : Pastoral 2
Dosen pengampu          : Pdt.Maria Apriana Angela, S.Th, M.Si

Percakapan Perbatim Pastoral

Ia adalah seorang pemuda yang berkuliah di salah satu perguruan tinggi di Banjarmasin. Ia bertempat tinggal jauh dari kedua orang tuanya. Orang tuanya tinggal berada di kota Palangka Raya. Ia memiliki sebuah masalah di hidupnya. Masalahnya adalah karena ia tidak dapat mengelola keuangan dengan baik saat ia berkuliah. Bahkan sampai-sampai keuangan untuk membayar sekolah pun habis karena ia sangat boros.
Konselor         : Tok-tok. Selamat malam teman. ( saya mengetok pintu kost rumah dimana pemuda itu tinggal)
Konseli                        : Selamat malam juga ( dia keluar untuk membukakan pintu untuk saya ).
 Konselor        : apa kabar ? (saya mengajak pemuda itu berjabat tangan)
konseli             :  Hm..  saya lagi kurang baik. Kamu sendiri bagaimana?
Konselor         : Saya baik-baik saja. Sudah lama kita tidak bertemu. Kamu kenapa? Perkuliahan baik-baik saja bukan?
Konseli                        : Benar kita sudah lama sekali tidak bertemu hampir sudah sekira 2 minggu ini saya tidak melihat kamu. Kalau perkuliahan ku sih baik-baik saja. Walaupun saya kadang harus extra keras untuk mengerti setiap proses-proses pembelajaran. Apa yang dosen sampaikan pada saya. Sorry membuat mu berdiri didepan pintu terlalu lama. Silahkan duduk ( pemuda itu mempersilahkan saya untuk duduk di kamar kostnya)
Konselor         : Oh ya makasih.(saya duduk) hm..  Kenapa bisa ?
Konseli                        : Saya bingung.. benar-benar bingung sekarang. Saya bingung harus berbuat apa untuk menghadapi masalah ini, untung saja kamu datang. Bisakah kamu menjadi teman curhat saya? Yah sapa tahu anda dapat membantu saya
Konselor         : Ouh begitu. Dengan senang hati temanku. Aku akan mendengarkan apa yang anda ingin ceritakan kepada ku. terlebih bersyukurlah kalau saya dapat membantumu. Untuk memetakan masalahmu agar kamu dapat keluar dari masalah yang dihadapi?
Konseli                        : Hm ..saya sangat berterima kasih teman. Oh ya ada ingin minum apa? Mau air teh, kopi atau, syirup?( pemuda itu menawarkan minuman  untuk saya)
Konselor         : Tidak usah repot-repot kok.
Konseli                        : Tidak apa-apa teman ini biasa saja. Mau minum apa?
Konselor         : Baiklah kalau begitu, aku mau secangkir air teh hangat saja, kalau bisa dengan kue-kuenya biar ada yang dicelup. hahaha. just kidding. beneran juga boleh. (saya berusaha membuat suana menjadi hangat)
Konseli                        : Okey tunggu sebentar ya teman minum dan kuenya akan ku bawa kesini untuk kita ( Dia pergi kedapur untuk membuat saya minum )
(Sekitar kira-kira 5 menit lamanya sesudah ia pergi kedapur. iapun akhirnya kembali kekamar menemui saya sambil membawa minum dan kue)
Konselor         : Wah… ini baru enak sambil menenin kamu lagi curhat dengan saya. haha ( gurau saya kepada pemuda itu )
Konseli                        : Haha.. kamu ini ada-ada saja.. silahkan diminum dan dimakan kuenya.
Konselor         : Oh ya terima kasih..(saya minum teh tersebut, kemudian lanjut untuk mendengarkan masalahnya)
Konselor         : Alangkah baiknya berdoa dulu memohon pertolongan ( Saya mengajaknya berdoa untuk membawa dia merasa tenang, saya yang memimpin kami doa )
Konseli                        : Hm.. baiklah teman.
Konselor         : Berceritalah sekarang( saya mengajak dia untuk bercerita tentang masalahnya
Konseli                        : Begini teman saya memiliki masalah tentang keuangan saya ini.
Konselor         : Masalah keuangan?(saya bertanya dia)
Konseli                        : Ia masalah keuangan, kamu kan sudah tahu bahwa saya memiliki kebiasaan buruk terhadap keuangan saya sejak lama. Hal inipun terbawa ketika saya berkuliah di Perguruan Tinggi ini. Saya sangat boros dalam  menggelola keuangan yang dikirimkan orang tua saya.
Konseli                        :Saya sering sekali hilaf istilah yang saya pakai. Hilaf kan biasanya tindakan yang dilakukan tanpa kesadaran tidak dengan sengaja sebaliknya saya mengungkapkan kata hilaf dengan kesengajaan saat saya membelanjakan unang saya untuk hal-hal yang kurang perlu.
Konseli                        : Padahal saya tahu apa yang lebih penting yang harus saya lakukan daripada saya menghambur-hamburkan uang dengan hal-hal yang kurang perlu.
Konseli                        : Saya suka sekali membeli barang-barang yang saya tidak rencanakan sebelumnya. Misalnya saya jalan keluar rumah menemani teman saya mencari pakaian saya melihat-lihat  pakaian di pasar malam. Melihat pakaian yang baik menurut saya. Timbul keinginan dalam hati ini yang susah untuk menolak untuk membeli pakaian yang saya lihat itu. Akhirnya saya pun membeli pakaian itu.
Konseli                        : Hal ini terus saya lakukan kebiasaan buruk ini dalam keseharian saya.   
 (Saya berusaha mendengar semua masalah pemuda itu dengan baik)
 Konseli                 :Bahkan saya melalukan kesalahan yang besar. Uang sekolah untuk membayar perkuliahan  saya gunakan untuk berbelanja hal-hal yang kurang penting. Tanpa saya memikirkan selanjutnya bagaimana saya membayar keuangan perkuliahan saya. Orang tua saya tidak tahu hal ini. Saya tidak berani untuk mengatakan masalah ini keorang tua saya.
Konseli                  : Menurut anda bagaimana?(ia menayakan saya bagaimana menyelesaikan masalah ini)
Konselor               : Hm .. masalah mu sangatlah berat ? anda ingin bagaimana?
Konseli                  :Yah.. saya sangat bersalah. Membiarkan diri saya masuk dalam jebakan yang saya buat sendiri.  Saya pastinya ingin secepatnya membayar uang perkuliahan saya ini. Tapi saya bingung? Ingin rasanya jujur menceritakan masalah ini kepada orang tua saya.
Konselor               : Hm.. sudah kah anda mencobanya teman untuk jujur menceritakan masalah ini kepada orang tua mu?
Konseli                  : Belum, sama sekali saya belum bercerita masalah ini kepada mereka.
Konselor               : Saya melihat kamu sudah jujur kepada dirimu sendiri.
Konseli                  : Jujur bagaimana maksudmu? ( Ia bingung dan bertanya kepada saya )
Konselor               : Ya kamu sudah mau jujur pada dirimu, kamu mengatakan bahwa kamu melakukan tindakan  yang salah dengan tidak mengelola keuangan dengan baik itu adalah hal yang sangat baik. Dan kamu juga sudah sangat berani untuk menceritakan masalahmu ini kepada saya.
Konseli                  : Saya jadi bingung.
Konselor               : Bukankah berkata jujur itu penting?
 Konseli                 : Ia berkata jujur sangat penting bagi saya.
Konselor               : kamu adalah orang yang berani dan.sangat jujur. Saya kagum pada kamu.
Konseli                  :Ah biasa saja teman.hehehe
Konselor               :Itu benar kamu mau membuka hati untuk menceritakan masalahmu ini. Hal apa yang ingin ada perbuat saat ini? 
Konseli                  :Sepertinya hal yang terakhir yang harus saya akan lakukan adalah mencoba bercerita tentang masalah ini ke orangtua saya dan berkata jujur dengan kepada mereka. Semoga saja mereka bisa mengerti dan memahami saya bahkan tetap membantu saya untuk membayar uang kuliah saya
 Konselor              :Hal ini sangatlah baik, jujur sepertinya kunci untuk menjawab pergumulan masalahmu.
Konseli                  :Terima kasih ya teman. Sudah membantu saya untuk mencari jawaban jalan keluar bagi masalah saya. kamu pendengar curhat yang baik.
 Konselor              : Haha. Sama-sama teman. Sebagai manusia apalagi teman seiman kita wajib saling mengasihi sesama.
Konselor               : Ada kah lagi yang menganjal di hatimu ?
Konseli                  :Aku takut dimarahi nantinya.
Konselor               : Hm..  Mari kita berdoa memohon kepada Tuhan untuk menolong kamu. ( saya membawa ia untuk berdoa menyerahkan menjawab permasalahnya )  
Konseli                  : Saya berterima kasih sekali lagi Kepadamu teman. (kali ini dia memeluk saya)
Konselor               : Sama-sama teman. Oh ya sudah agak malam saya mohon pamit untuk pulang ya.(segera pergi meningalkan pemuda itu)
Konseli                  : Ouh ia.. terimakasih sudah berkunjung. Hati-hati di jalan ya.
Konselor               :ia selamat malam
Konseli                  : malam.juga.
  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar