6Nama
lengkap : Obet Nego
NIM : 11.16.23
Tugas
mata kuliah : Pastoral 2
Dosen
pengampu : Pdt.Maria Apriana
Angela, S.Th, M.Si
Percakapan Perbatim Pastoral
Ia adalah seorang
pemuda yang berkuliah di salah satu perguruan tinggi di Banjarmasin. Ia bertempat
tinggal jauh dari kedua orang tuanya. Orang tuanya tinggal berada di kota
Palangka Raya. Ia memiliki sebuah masalah di hidupnya. Masalahnya adalah karena
ia tidak dapat mengelola keuangan dengan baik saat ia berkuliah. Bahkan
sampai-sampai keuangan untuk membayar sekolah pun habis karena ia sangat boros.
Konselor :
Tok-tok. Selamat malam teman. ( saya mengetok pintu kost rumah dimana pemuda
itu tinggal)
Konseli : Selamat
malam juga ( dia keluar untuk membukakan pintu untuk saya ).
Konselor : apa
kabar ? (saya mengajak pemuda itu berjabat tangan)
konseli : Hm.. saya lagi kurang baik. Kamu sendiri bagaimana?
Konselor :
Saya baik-baik saja. Sudah lama kita tidak bertemu. Kamu kenapa? Perkuliahan
baik-baik saja bukan?
Konseli : Benar
kita sudah lama sekali tidak bertemu hampir sudah sekira 2 minggu ini saya
tidak melihat kamu. Kalau perkuliahan ku sih baik-baik saja. Walaupun saya
kadang harus extra keras untuk mengerti setiap proses-proses pembelajaran. Apa
yang dosen sampaikan pada saya. Sorry membuat mu berdiri didepan pintu terlalu
lama. Silahkan duduk ( pemuda itu mempersilahkan saya untuk duduk di kamar
kostnya)
Konselor :
Oh ya makasih.(saya duduk) hm.. Kenapa
bisa ?
Konseli :
Saya bingung.. benar-benar bingung sekarang. Saya bingung harus berbuat apa
untuk menghadapi masalah ini, untung saja kamu datang. Bisakah kamu menjadi
teman curhat saya? Yah sapa tahu anda dapat membantu saya
Konselor :
Ouh begitu. Dengan senang hati temanku. Aku akan mendengarkan apa yang anda
ingin ceritakan kepada ku. terlebih bersyukurlah kalau saya dapat membantumu.
Untuk memetakan masalahmu agar kamu dapat keluar dari masalah yang dihadapi?
Konseli :
Hm ..saya sangat berterima kasih teman. Oh ya ada ingin minum apa? Mau air teh,
kopi atau, syirup?( pemuda itu menawarkan minuman untuk saya)
Konselor :
Tidak usah repot-repot kok.
Konseli :
Tidak apa-apa teman ini biasa saja. Mau minum apa?
Konselor :
Baiklah kalau begitu, aku mau secangkir air teh hangat saja, kalau bisa dengan
kue-kuenya biar ada yang dicelup. hahaha.
just kidding. beneran juga boleh. (saya berusaha membuat suana menjadi
hangat)
Konseli : Okey
tunggu sebentar ya teman minum dan kuenya akan ku bawa kesini untuk kita ( Dia
pergi kedapur untuk membuat saya minum )
(Sekitar kira-kira 5
menit lamanya sesudah ia pergi kedapur. iapun akhirnya kembali kekamar menemui
saya sambil membawa minum dan kue)
Konselor :
Wah… ini baru enak sambil menenin kamu lagi curhat dengan saya. haha ( gurau
saya kepada pemuda itu )
Konseli : Haha..
kamu ini ada-ada saja.. silahkan diminum dan dimakan kuenya.
Konselor :
Oh ya terima kasih..(saya minum teh tersebut, kemudian lanjut untuk mendengarkan
masalahnya)
Konselor :
Alangkah baiknya berdoa dulu memohon pertolongan ( Saya mengajaknya berdoa
untuk membawa dia merasa tenang, saya yang memimpin kami doa )
Konseli :
Hm.. baiklah teman.
Konselor :
Berceritalah sekarang( saya mengajak dia untuk bercerita tentang masalahnya
Konseli :
Begini teman saya memiliki masalah tentang keuangan saya ini.
Konselor :
Masalah keuangan?(saya bertanya dia)
Konseli :
Ia masalah keuangan, kamu kan sudah tahu bahwa saya memiliki kebiasaan buruk
terhadap keuangan saya sejak lama. Hal inipun terbawa ketika saya berkuliah di
Perguruan Tinggi ini. Saya sangat boros dalam
menggelola keuangan yang dikirimkan orang tua saya.
Konseli :Saya
sering sekali hilaf istilah yang saya pakai. Hilaf kan biasanya tindakan yang
dilakukan tanpa kesadaran tidak dengan sengaja sebaliknya saya mengungkapkan
kata hilaf dengan kesengajaan saat saya membelanjakan unang saya untuk hal-hal
yang kurang perlu.
Konseli : Padahal
saya tahu apa yang lebih penting yang harus saya lakukan daripada saya
menghambur-hamburkan uang dengan hal-hal yang kurang perlu.
Konseli :
Saya suka sekali membeli barang-barang yang saya tidak rencanakan sebelumnya.
Misalnya saya jalan keluar rumah menemani teman saya mencari pakaian saya
melihat-lihat pakaian di pasar malam.
Melihat pakaian yang baik menurut saya. Timbul keinginan dalam hati ini yang
susah untuk menolak untuk membeli pakaian yang saya lihat itu. Akhirnya saya
pun membeli pakaian itu.
Konseli : Hal
ini terus saya lakukan kebiasaan buruk ini dalam keseharian saya.
(Saya berusaha mendengar semua masalah pemuda
itu dengan baik)
Konseli :Bahkan saya melalukan kesalahan
yang besar. Uang sekolah untuk membayar perkuliahan saya gunakan untuk berbelanja hal-hal yang
kurang penting. Tanpa saya memikirkan selanjutnya bagaimana saya membayar
keuangan perkuliahan saya. Orang tua saya tidak tahu hal ini. Saya tidak berani
untuk mengatakan masalah ini keorang tua saya.
Konseli :
Menurut anda bagaimana?(ia menayakan saya bagaimana menyelesaikan masalah ini)
Konselor :
Hm .. masalah mu sangatlah berat ? anda ingin bagaimana?
Konseli :Yah..
saya sangat bersalah. Membiarkan diri saya masuk dalam jebakan yang saya buat
sendiri. Saya pastinya ingin secepatnya
membayar uang perkuliahan saya ini. Tapi saya bingung? Ingin rasanya jujur
menceritakan masalah ini kepada orang tua saya.
Konselor :
Hm.. sudah kah anda mencobanya teman untuk jujur menceritakan masalah ini
kepada orang tua mu?
Konseli :
Belum, sama sekali saya belum bercerita masalah ini kepada mereka.
Konselor :
Saya melihat kamu sudah jujur kepada dirimu sendiri.
Konseli :
Jujur bagaimana maksudmu? ( Ia bingung dan bertanya kepada saya )
Konselor :
Ya kamu sudah mau jujur pada dirimu, kamu mengatakan bahwa kamu melakukan
tindakan yang salah dengan tidak
mengelola keuangan dengan baik itu adalah hal yang sangat baik. Dan kamu juga
sudah sangat berani untuk menceritakan masalahmu ini kepada saya.
Konseli :
Saya jadi bingung.
Konselor :
Bukankah berkata jujur itu penting?
Konseli :
Ia berkata jujur sangat penting bagi saya.
Konselor :
kamu adalah orang yang berani dan.sangat jujur. Saya kagum pada kamu.
Konseli :Ah
biasa saja teman.hehehe
Konselor :Itu
benar kamu mau membuka hati untuk menceritakan masalahmu ini. Hal apa yang
ingin ada perbuat saat ini?
Konseli :Sepertinya
hal yang terakhir yang harus saya akan lakukan adalah mencoba bercerita tentang
masalah ini ke orangtua saya dan berkata jujur dengan kepada mereka. Semoga
saja mereka bisa mengerti dan memahami saya bahkan tetap membantu saya untuk membayar
uang kuliah saya
Konselor :Hal ini sangatlah baik, jujur
sepertinya kunci untuk menjawab pergumulan masalahmu.
Konseli :Terima
kasih ya teman. Sudah membantu saya untuk mencari jawaban jalan keluar bagi
masalah saya. kamu pendengar curhat yang baik.
Konselor : Haha. Sama-sama teman. Sebagai manusia
apalagi teman seiman kita wajib saling mengasihi sesama.
Konselor :
Ada kah lagi yang menganjal di hatimu ?
Konseli :Aku
takut dimarahi nantinya.
Konselor :
Hm.. Mari kita berdoa memohon kepada
Tuhan untuk menolong kamu. ( saya membawa ia untuk berdoa menyerahkan menjawab
permasalahnya )
Konseli :
Saya berterima kasih sekali lagi Kepadamu teman. (kali ini dia memeluk saya)
Konselor :
Sama-sama teman. Oh ya sudah agak malam saya mohon pamit untuk pulang ya.(segera
pergi meningalkan pemuda itu)
Konseli :
Ouh ia.. terimakasih sudah berkunjung. Hati-hati di jalan ya.
Konselor :ia selamat malam
Konseli : malam.juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar