Periode Skolastik (200 Masehi –
Sekarang)
Lasiyo
dan Yuwono menegaskan bahwa periode ini sukar sekali dipisahkan dengan periode
sutra-sutra. Tetapi di sini muncul tokoh-tokoh besar seperti Kumarila, Sankara,
Syridhara, Ramanuja, Madhwa, Wacaspasti, Lidayana, Bhaskara, Jayanta,
Wijnana-bhiksu, dan Rangkuna. Kesusasteraan yang terdapat di dalam periode ini
pada umumnya berbentuk pertengkaran pena. Radhakhrishna mengungkap bahwa pada
periode ini banyak dijumpai guru filsafat yang berselisih paham karena
masing-masing mempunyai teori yang cukup mantap, dengan mengajukan alasan yang
tersusun rapi. Mereka dengan penuh semangat dan penuh harapan saling
berargumentasi dengan menetapkan sifat-sifat umum atas dasar logika. Banyak
sarjana India takut membuka buku mereka ini, karena buku-buku itu tidak memberi
penjelasan, melainkan acapkali justru membingungkan. Tidak seorang pun
menyangkal bahwa mereka cerdik dan penuh semangat, akan tetapi dari mereka kita
hanya menerima kata-kata saja, bukan sesuatu jalan pikiran. Kita tidak
menjumpai filsafat, melainkan pertengkaran dengan kata-kata logis. Periode ini
menampilkan logika di dalam bentuk kata-kata yang tersusun rapi, sedang mereka
bersikap tidak sabar terhadap pihak lawan. Sudah barang tentu muncul pada para
komentator-komentator dari jenis yang lebih baik dan nilainya sama tingginya
dengan ahli-ahli pikir kuno yang dikomentarinya. Komentator-komentator Sankara
dan Ramanuja kembali menandaskan ajaran-ajaran lama dan pernyataan mereka
adalah sama nilainya dengan suatu pendapat baru di dalam lapangan kejiwaan atau
kerohanian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar