KITAB ESTER
Latar
belakang kitab Ester
Kitab
Ester ditulis sesudah kitab Nehemia, sekitar tahun 30 tahun sebelum masa hidup Nehemia. Kitab Ester menceritakan
kembali bagaimana Allah membebaskan umat-Nya pada waktu mereka terancam
pembinasaan fisik. Ester, sang pahlawan disebut 52 kali, sehingga dengan mudah
ia memenuhi syarat untuk dijuluki “wanita yang paling banyak dibicarakan dalam
Alkitab. Orang-orang Yahudi membaca kitab Ester pada hari-hari raya, yang
dinamakan hari raya purim. Kitab Ester selalu dibacakan setiap tahun sebagai
bagian dari perayaan, jemaat diberi kesempatan mengambil peranan pada
bagian-bagian tertentu untuk mengungkapkan kesetujuan atau ketidaksetujuan
mereka atas isi bacaan itu. Pada saat itu orang Yahudi mengalami pengejaran di
sepanjang masa, kitab ini selalu menopang harapan akan kelepasan terakhir dan
kehidupan seterusnya, dan menghidupkan juga pengharapan nasional. Asal kata ‘Purim’
berasal dari kata ibrani ‘Pura’ “yang berarti pemeras anggur” pemeras anggur
menunjukan kemurkaan Allah. Kitab Ester adalah kitab ke-12 dari kitab sejarah,
dan kitab ke-17 dari perjanjian lama. Kitab Ester lebih mendasarkan pada suatu
penilaian subjektip mengenai dapat tidaknya diperayai daripada mendasarkannya
atas pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa Persia pada abad 5 sm. Kitab Ester
juga termasuk dalam 5 megillot dan dibaca pada saat pesta Purim, yaitu pada
tanggal 14-15 adar, yaitu bulan terakhir dari tahun Yahudi pada bulan februari.
Ada 5 sumber utama mempunyai penjelasan
yang tidak berkaitan satu sama lain
dalam kitab Ester.
1. The
Histories (sejarah) karya ahli sejarah yunani, Herodotus. Setelah mengadakan
perjalanan yang panjang dan luas dia
menulis pada parohan ke-2 abad ke-5 SM. Herodotus menelusuri kejadian-kejadian
yang membawa Persia bertentangan dengan Yunani. Pada pasal 7-9 berkaitan dengan
periode ketika itu dalam mana Ester termasuk.
2. Prasasti
dari raja Ahasyweros yang ditemukan di Persepolis dan diterjemahkan dalam Anet
dan kita dapat mengetahui kesaksian raja Ahasyweros”saya Ahasyweros, raja agung
satu-satunya raja dari semua negara yang memakai segala macam bahasa, raja dari
bumi raya.
3. Penggalian-penggalian
di Susan oleh beberapa arkeolog Perancis menemukan suatu naskah yang melaporkan
bagaimana raja Darius membangun istananya dengan menggunakan bahan-bahan dari
semua pelosok kerajaan itu. Ahasyweros menyelesaikan apa yang di mulai oleh bapanya.
Seluruh kompleks istana itu dikelilingi tembok bata yang tinggi, terletak di
luar sebelah barat kota, diantara kota
dengan sungai khoaspes. Sungai itu mengalirkan air ‘Paradiso raja’ atau taman
di sekitar ruangan tahta.
4. Suatu
lempengan tanah liat bertuliskan huruf baji dari Borsippa dekat babel,
menyebutkan Marduka sebagai pejabat tinggi istana Susan pada permulaan
pemerintahan Ahasyweros, sebagai bawahan Ustannu wali negara dari babel dan daerah di seberang
sungai. Marduka ini telah disamakan dengan Mordekhai, jika saran ini diterima,
rupanya Marduka adalah pejabat penting
sebelum tampil dalam Ester.
5. Dalam
kumpulan lempengan tanah liat dari masa pemerintahan Artahsasta 1 dan Darius II,
lebih dari 100 nama Yahudi timbul karean kedudukan penting dalam kerajaan itu.
kita tahu bahwa Nehemia adalah juru minuman raja Artahsasta 1 (nehemia 1:11),
tapi kita dapat tambahan bahwa beberapa orang Yahudi juga menjabat sebaga
bupati daerah administratip. Hal demikian tidak mungkin dalam masa Darius 1,
karena suatu perubahan tentu telah terjadi antara pemerintahannya dan waktu
pemerintahan Artahsasta yaitu, pada masa Ahasyweros. S .H. Horn (biblical
Reasearch, IX, 1964) menyarankan bahwa pengaruh Mordekhai adalah unsur
penyebabnya.
Isi
Kitab Ester
1.
Orang-Orang Yahudi Terancam
Kejatuhan Ratu wasti (pasal 1) perjamuan
besar yang diselenggarakan Ahasyweros pada kesempatan ini merupakan pertemuan
perencanaan untuk mempersiapkan serangan militer terhadap Yunani. Jika memang
demikian, pesta itu mengakibatkan pertempuran-pertempuran : Artemisium,
Termopile, dan Salamis. Lamanya perjamuan itu tidak hanya memperlihatkan
kebesaran kerajaan, tetapi secara praktis bertujuan mengizinkan penampilan para
pembesar dan orang bangsawan secara bergiliran sehingga tidak terlalu
mengganggu pemerintahan negara. Orang-orang Persia dikenal menggemari jamuan
yang mewah, dan sejarah mencatat perjamuan itu dihadiri oleh sekitar 15.000
orang tamu di tengah-tengah keadaan yang mewah dan perbekalan yang melimpah.
Perkumpulan –perkumpulan semacam itu menyediakan hiburan dan juga makanan
secara cuma-cuma. Ratu Wasti telah melakukan tindakan yang salah ketika menolak
untuk tampil di depan raja dan tamu-tamu yang lagi mabuk. Seklipun demikian,
raja mengindahkan saran Memukan, seorang penasihat yang menganggap bahwa
teladan perbuatan Wasti tidak boleh dibiarkan. Ia beranggapan bahwa Wasti,
melalui tindakannya tidak memenuhi perannya secara benar sebagai wanita yang
utama dalam kekaisaran. Dengan demikian, Wasti diturunkan dari tahta, dan
sebuah maklumat dikirim ke seluruh kekaisaran yang menegaskan bahwa para istri
harus menghormati suami mereka. Tradisi bangsa
Media dan Persia menetapkan bahwa setelah raja mengumumkan keputusannya,maka keputusan
itu pantang diubah. Karena itu meskipun raja Ahasyweros mempertimbangkan
kembali perihal ratunya, ia tidak dapat membantalkan apa yang telah
diputuskannya. Nama Ahasyweros adalah transsliterasi Ibrani dari nama Persia
Khshayarsha, yang lebih dikenal dalam bentuk Yunani yaitu Xerxes. Dia
menggantikan bapanya Darius dan memerintah tahun 486-465, 4 SM. Identitasnya
yang tepat dijamin oleh catatan penulis mengenai keluasan kerajaannya, dari
India yaitu daerah yang sungai-sungainya bermuara di sungai Sindhu, yang
ditambahkan kepada kekuasaan Persia oleh Darius ke Etiopia atau Kash, sekarang
Sudan Utara ditaklukkan oleh Kambyes Persia 530-522 seratus dua puluh tujuh
daerah. Ada seorang gadis yang Tuhan
pakai untuk menyelamatkan bangsanya yaitu bangsa Yahudi dari bahaya maut. Ia
tinggal dalam ibukota Susan di kerajaan media dan Persia ketika itu orang-orang
Yahudi rombongan pertama sudah kembali ke negeri Yehuda gadis itu bernama
Ester. Ketika itu hamba-hamba raja
mengusulkan “ baiklah kami mencari seorang permaisuri lain untuk raja kami akan
mengumpulkan semua gadis cantik-cantik dari seluruh kerajaan ini, nanti raja
yang akan memilih mana yang paling cantik untuk dijadikan permaisuri pegganti
Wasti”. Di kota Susan tinggal seorang Yahudi yang sudah tua, namanya Mordekhai
dan bersama dia ada seoranag gadis cantik Ester. Mordekhai adalah bapak
angkatnya, orang tuanya sudah meninggal dan dia dijadikan anak angkat oleh orang
tua yang baik hati itu .Kedua orang itu saling mengasihi, ketika hamba-hamba
raja mencari gadis-gadis sebagai calon permaisuri, mereka bertemu dengan Ester
yang cantik itu lalu dibawa ke istana.
Tidak lama kemudian Mordekhai mendengar bahwa raja Ahasyweros telah
memilih Ester. Daya tarik alamiahnya Ester membangkitkan kekaguman raja,
siasatnya berhasil sepenuhnya sehingga “ Ester dikasihi oleh baginda lebih
daripada perempuan lain dan baginda mengenakan mahkota kerajaan ke atas
kepalanya dan mengangkat dia menjadi ratu”. Wali Ester Mordekhai, saudara
sepupu ayahnya memelihara hubungan yang akrab sekalipun Ester mempunyai
kedudukan yang tinggi. Kunjungan yang dilakukannya setiap hari bersamaan dengan
pelaksanaan tugas-tugas resmi atas nama raja. Karena itu Mordekhai, sanggup
turun tangan ketika menemukan bahwa dua orang staf istana berkomplot hendak
membunuh raja mereka. Satu teori yang masuk akal beranggapan bahwa orang-orang
ini berusaha membalas dendam atas penolakan Wasti. Melalui laporan Mordekhailah
orang-orang berkomplotan itu dihukum. Dalam peristiwa itu sifat Ester nampaknya
samakali tidak berubah meskipun kedudukannya yang mulia, sekalipun keturunannya
disembunyikannya dari orang-orang yang berada di sekelilingnya
·
Komplotan Haman
Pengangkatan Haman sebagai perdana menteri
merupakan bukti bahwa raja dan istananya sangat meghargainya. Karena Haman
didorong oleh kecongkakan pribadi yang sangat, ia memperbesar
persoalan-persoalan melebihi proporsi yang masuk akal. Oleh karena itu Haman
secara licik membujuk Ahasyweros untuk mengeluarkan sebuah dekrit yang
mengumumkan pemusnahan orang-orang Yahudi. Jikalau Haman seorang keturunan Agag
orang Amalek (bnd 1 samuel 15:33), seperti tampaknya ditunjukkan (ayat 1). Maka
permusuhan antara Haman dan Mordekhai
hanya merupakan suatu pegabadian perorangan dari pertikaian yang sudah
berabad-abad lamanya. Prosedur yang ditempuh Haman ketika membuang undi (pur)
adalah hal yang lazim di antara orang-orang Media-Persia dan rekan-rekan sebaya
mereka bila mereka ingin mendapat tuntunan dan dalam keputusan-keputusan yang penting .
dengan cara inilah Haman apa yang diyakininya sebagai hari terbaik bagi
pembinasaan orang Israel. Imbalan yang ditawarkan Haman kepada Ahasyweros untuk
mendapatkan hak membinasakan bangsa Israel ditawarkan setara dengan empat puluh
miliar rupiah dalam nilai mata uang sekarang. Tidak dapat diragukan bahwa Haman
berharap memperoleh jumlah uang sebanyak itu dari harta milik yang akan
disitanya dari para korbannya. Sifat tidak beperasaan yang kejam dari hati
Haman dinyatakan dalam tindakannya-tindakanya setelaah dektrit itu dikeluarkan.
“Sementara itu raja serta Haman duduk minum-minum.
·
Reaksi orang-oarang Yahudi
Reaksi orang-orang Yahudi terhadap dekrit
itu tadi dinyatakan dengan keluh-kesah yang bersifat menyeluruh, disertai
perkabungan, puasa, dan ratap tangis. Mordekhai secara mencolok bergabung
dengan orang-orang yang berkabung, dan ia menolak menanggalkan kain kabungnya
sekalipun Ester mengirimkan pakaian yang kepadanya. Rupanya, hanya Mordekhai
yang menyadari bahwa ratu yang cantik itu, adalah seorang wanita Yahudi, dan karena
itu termasuk dalam dektrit tersebut. Secara manusiawi, Mordekhai menganggapnya
sebagai satu-satunya pengharapan bangsa itu dalam saat yang menbahayakan
mereka. Atas desakan Mordekhailah, Ester menyetujui untuk menjadi penengah atas
nama umatnya. Mordekhai telah memohon pada Ester, “siapa tahu, mungkin justru
untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu”. Dengan
berani Ester menanggapi, “Aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan
dengan undang-undang kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati”. Dengan memohon
dilakukannya puasa selama tiga hari, Ester hampir pasti memahami bahwa ia
sedang meminta bantuan ilahi. Ia melihat dirinya memulai suatu tugas yang
diutamakannya di atas kesenangan dan kesejahteraan pribadinya, dan bahkan
nyawanya sendiri. Sekalipun ia seorang ratu yang mulia, Ester tetap menaruh
perhatian kepada kebutuhan bangsanya dan patuh kepada wilayah.
·
Perantaraan Ester
Raja mengulurkan tongkatnya kepada
sewaktu ia muncul dihadapan raja, dan nyawanya selamat. Keramahan yang
ditunjukkan raja, sedikit-dikitnya secara diam-diam, menyatakan persetujuan
permulaan raja terhadap permohonan yang disampaikannya apa pun juga isinnya.
Dengan bijaksana Ester menahan diri dan hanya meminta agar Haman menghadiri
suatu jamuan yang diadakannya. Ester hanya memperbaharui undangannya untuk
jamuan yang kedua. Kitab Ester secara efektif menggambarkan prinsip peranan
yang penting sekali dari para peserta manusiawi yang bijaksana dan terampil
dalam penyingkapan rencana Allah yang abadi. Haman sangat gembira dapat hadir
pada jamuan ratu, Haman menceritakan penghormatan yang diterimanya kepada
kelurga dan para sahabatnaya lalu kemudian mengatakan “Akan tetapi semua itu
tidak berguna bagiku, selama aku masih melihat si Mordekhai si Yahudi itu duduk
di pintu gerbang istana raja”. Atas nasihat istrinya Zeresy, Haman terus
mengatur pendirian sebuah tiang gantung yang tinggi sambil mengharapkan segera
akan menggunakannya untuk menggantung Mordekhai.
·
Haman menghormati Mordekhai
Kecongkakkan Haman sangat mencolok, karena
tidak terbayangkan olehnya bahwa raja ingin menghormati orang lain selain
dirinya. Kekuatiran dan frustasi hebat dialami Haman ketika mengetahui bahwa ia
sendiri ditugaskan untuk menghormati Mordekhai adalah suatu ironi kehidupan yan
terhebat dalam kesusastraan sepanjang masa. Perubahan status yang tiba-tiba
sudah pasti menyakinkan Mordekhai bahwa tangan Allah menyertainya. Kitab suci
secara khusus mencatat hikmat rekan-rekan Haman dalam hubungan hal-hal ini ,
“maka kata para orang arif bijaksana dan Zeresy, istrinya kepadanya jikalau
Modekhai yang di depannya engkau sudah mulai jatuh, adalah keturunan Yahudi
maka engkau akan sanggup melawan dia, malahan engkau akan jatuh benar-benar
didepannya”. Para arif bijaksana harus mengakui bahwa tangan Allah melindungi
orang-orang Yahudi dan tak satu pun usaha untuk menghancurkan mereka sebagai
suatu bangsa dapat berhasil. Haman harus belajar mendapat pelajaran ini dengan
mengorbankan nyawanya, sama seperti setiap pengatur komplotan yang diilhami iblis
pada generasi-generasi berikutnya.
·
Jamuan terakhir Haman digantung
Pada perjamuan kedua yang diadakannya,
akhirnya Ester membeberkan keadaan buruk yang menimpanya kepada Ahasyweros.
Karena telah terbujuk oleh kecantikan dan kemurahan hati Ester, serta juga oleh
peristiwa pada malam yang lalu, Ahasyweros dengan cepat mendukung maksud Ester.
Perilaku Haman yang pengecut dan tak pantas pada saat ini membawa pelaksanaan
hukuman yang cepat terhadapnya di tiang gantungan yang telah disiapkannya bagi
Mordekhai. Haman adalah sebuah contoh yang mencolok dari orang fasik yang terjebak dalam perangkap
yang dibuatnya sendiri. Terdapat dasar sejarah tertentu untuk menganggap bahwa tiang
gantungan pada zaman Persia hanyalah sebuah pancang yang runcing yang digunakan
untuk menyulakan korban.
2.
Orang-Orang
Yahudi Diselamatakan
·
Dekrit
Kedua Dari Raja
Sesudah kematian Haman, raja Ahasyweros
terus melimpahkan kepada Ester tidak hanya harta milik Haman, tetapi juga
wewenangnya sebagai perdana menteri. Sebaliknya, Ester melimpahkan
semuanya kepada Mordekhai. Demikianlah,
Mordekhai dapat memiliki cincin stempel raja. Kebiasaan pada masa itu
menetapkan bahwa seorang raja akan mengesahkan dokumen-dokumen resmi dengan
menanamkan rancangan cincin stempelnya ke dalam segel lilin pada dokumen itu.
Memiliki cincin stempel raja berarti mengambil bagian pada tingkat tertinggi
dalam pemerintahan negeri. Sekalipun orang-orang Persia yakin akan keilahian
para penguasaan mereka dan beranggapan bahwa tak satu pun dekrit raja dapat
dibatalkan, Mordekhai diberi wewenang untuk berusaha sedapat-dapatnya untuk
meluputkan orang-orang Yahudi dari hukuman yang mula-mula telah ditetap bagi
mereka. Dengan petunjuk khusus dari raja Ahasyweros, Mordekhai mempersiapkan
sebuah dekrit resmi agar orang-orang Yahudi dapat bertahan hidup. Pada tanggal
yang ditetapkan untuk pemusnahan, mereka diizinkan untuk berkumpul dan
membentuk rombongan bersenjata dan bebas untuk melindungi diri mereka serta melakukan
pembalasa dendam terhadap musuh-musuh sebagaimana mereka anggap perlu. Sewaktu
dekrit ini mencapai masyarakat Yahudi, perkabungan yang pahit segera berubah
menjadi sukacita yang riang gembira, dan pengaruhnya telah dibandingkan dengan
pemberitahuan keselamatan kepada orang-orang berdosa yang patut dihukum.
Mordekhai meninggalkan istana raja dengan berpakaian menjadi penganut agama
Yahudi.
·
Pembunuhan
Besar-Besaran Musuh Orang-Orang Yahudi
Orang-orang
Yahudi tidak hanya berhasil melindungi diri mereka pada hari malapetaka yang
telah diumumkan, tetapi mereka juga berhasil dalam melancarkan perang yang
menyerang dan mampu membinasakan sejumlah besar musuh mereka. Di
provinsi-provinsi, orang-orang Yahudi menggunakan hari yang ketiga belas bulan
Adar untuk bertempur dan hari yang keempat belas maupun hari keempat belas
untuk bertempur dan baru pada hari kelima belas mereka beristirahat. Pada hari
kedua pertempuran di Susan orang-orang Yahudi membinasakan 300 orang musuh mereka
lagi lalu mempertontonkan tubuh kesepuluh anak laki-laki Haman pada sebuah
tiang gantungan. Rupanya musuh orang Yahudi yang dibunuh berjumlah 75.000 orang
yang terorganisasi secara militer, sekalipun tidak ada barang rampasan yang
diambil. Melalui rangkaian peristiwa-peritiwa yang agak tegas ini, orang-orang
Yahudi terjamin bebas dari penganiayaan dan menikmati perdamaian nasional
selama tahun-tahun mendatang mendatang.
·
Mordekhai
Perdana Mentari
Kebesaran Ahasyweros dan kekaisaran
Persia benar-benar mempertinggi status Mordekhai dalam peranannya sebagai
perdana menteri. Baik dalam kata-kata maupun dalam perbuatan, selama hari-hari
yang sangat kelam, Mordekhai telah mengusahakan hanya kebajikan dan
kemakmuran untuk kaumnya.
Pengharapannya, dan pasti doa-doanya, telah dibenarkan dan demikianlah ia
dinyatakan sebagai seorang pelepas agung dari kaumnya. Bahwa hamba Allah yang
saleh ini telah ke suatu kedudukan yang demikian penting dalam sebuah
kekaisaran yang bukan Yahudi sesungguhnya merupakan suatu kesaksian terhadap
cara-cara Allah yang diliputi misteri. Dalam penyingkapan rencana Allah yang
ilahi sepanjang zaman, jari Allah senantiasa menjamah orang-orang pilihan-Nya
untuk mengisi peranan yang penting sekali, dan jelas bahwa Ester dan Mordekhai
bersamanya, hanyalah orang-orang pilihan semacam itu.
Ø Latar Belakang Sosial
Berpesta
adalah kehidupan sosial yang penting untuk raja-raja Persia, raja sering
membuat perjamuan atau pesta makan besar untuk pejabatnya dan kadang-kadang
juga untuk masyarakat umum. Kalau banyak orang diundang, pesta itu diadakan di
luar taman halaman yang dihiasi khusus untuk pesta itu. Kitab Ester ada
beberapa pesta yaitu:
o
Pada tahun yang ketiga dalam pemerintahannya, diadakanlah
oleh baginda perjamuan bagi semua pembesar dan pegawainya, tentara Persia dan
Media, kaum bangsawan dan pembesar daerah hadir di hadapan baginda ( Ester 1:3
).
o
Ratu Wasti mengadakan perjamuan bagi
semua perempuan di dalam istana raja Ahasyweros ( Ester 1:9 ).
o
Permohonan Ester kepada raja untuk menyelamatkan
bangsa orang Yahudi ( Ester 7:2-4 )keduanya terjadi pada waktu pesta.
Ø
Latar
Belakang Budaya
Pada perayan purim ( sekitar bulan maret
) lalu Ester, sang ratu anak Abihail, menulis surat bersama-sama dengan
Mordekhai orang Yahudi itu. Surat yang kedua tentang hari raya purim
dituliskannya dengan segala ketegasan untuk menguatkannya. Lalu dikirimkanlah surat-surat
kepada semua orang Yahudi didalam keseratus dua puluh tujuh daerah kerajaan
Ahasyweros, dengan kata-kata salam dan setia. Supaya hari-hari purim itu dirayakan pada waktu yang
ditentukan, seperti yang diwajibkan kepada mereka oleh Mordekhai, orang Yahudi
itu dan oleh Ester sang ratu dan seperti yang diwajibkan mereka kepada dirinya
sendiri serta keturunan mereka mengenai hal berpuasaan dan meratap-ratap.
Demikianlah perintah Ester menetapkan perihal Purim, kemudian dituliskan
didalam kitab ( Ester 9:29-32 ).
Ø Latar Belakang Ekonomi
Kerajaan
Persia sangat luas, jadi raja mempunyai istana di semua tiga kota terbesar.
Pada waktu kisah ini, raja tinggal di kota Susan. Istana raja yang Susan itu
sangat luas, kompleks istana dibangun di atas tanah yang atau berbukit yang
sedikit jauh dari kota Susan dan dikelilingi benteng. Kompleks istana, atau
“benteng istana” itu. sekitar 120 hektar luasnya, ribuan pelayan, pejabat,
tentara, dan orang lain di dalam kompleks istana itu.
·
Hal-hal
Yang Khusus
1) Kitab
Ester memperlihatkan betapa takhyul adalah tanpa nilai pedoman hidup. Bahkan
Haman tidak pernah hidup untuk melihat “nasib baiknya” karena ada Allahlah dan
suatu takdir mutlak yang berdaulat penuh mengatur tujuan hidup manusia.
2) Kitab
Ester menyampaikan sesuatu yang penting kepada orang-orang kristen yang
percaya. Allah terlihat bertindak memberikan perlindungan kepada umat
perjanjian-Nya agar ia boleh menguatkan janji-janji-Nya bahwa Mesias harus
lahir benih Abraham.
3) Tujuan
penulis kitab Ester untuk memberitakan keajaiban pelepasan orang Yahudi pada
zaman Ahasyweros, supaya kenangan akan itu tetap hidup sepanjang generasi
penerus di kemudian hari melalui pelaksanaan perayaan Purim setiap tahun.
Keajaiban citra Yahudi yang dipertahankan di tengah-tengah begitu banyak
kebudayan lain, adalah suatu fakta sejarah yang tidak dapat disangkal. Demikian
juga keajaiban ketahanan Yahudi, kendati semua usaha untuk melenyapkannya
berupa pemburuan, penganiayaan. Allah tidak mengenyahkan umat pilihan-Nya pada
zaman purba itu, tapi meneruskan memeliharanya dengan rahmat karena Dia setia
memegang teguh janji pemeliharaan-Nya untuk selama-lama.
·
Penulisan
dan Tanggal
Tidak diketahui siapa yang menulis kitab
Ester ini, tetapi diperkirakan seorang Yahudi yang tinggal di kerajaan Persia,
karena jelas si penulis itu tahu adat dan kebiasaan Persia. Tidak disebut sama
sekali tentang tanah Yudea atau kota Yerusalem, kitab ini ditulis sekitar tahun
460 SM. Tidak lama sesudah peristiwa-peristiwa yang terjadi.
·
Pokok-pokok
Utama Isi Kitab Ester
1) Pasal
1 : Raja Ahasyweros menceraikan istrinya, ratu Wasti.
2) Pasal
2 : Ester, seorang gadis Yahudi menggantikan wasti sebagai ratu. Kemudian
Mordekhai raja dari suatu musibah.
3) Pasal
3 : Haman berniat untuk membunuh semua orang Yahudi yang ada di dalam kerajaan
Persia.
4) Pasal
4-5 : Atas desakan Mordekhai, Ester bersedia menolong bangsanya dan
menyelamtkan mereka dari dari rencana Haman. Haman menyediakan sebuah tiang
sula untuk Mordekhai.
5) Pasal
6 : rencana Haman gagal, sebab raja menghormati Mordekhai karena jasa-jasanya
untuk menyelamatkan raja.
6) Pasal
7 : Ester menuduh Haman di depan raja karena niatnya untuk membunuh semua orang
Yahudi. Atas perintah raja, Haman dihukum sula dan semua orang Yahudi diberi
izin untuk membela diri dari musuh-musuhnya ( ayat 1-9:17 ).
7) Pasal
8 : Wali negara baru dan maklumat baru.
8) Pasal
9 : Penetapan hari perayaan Purim.
9) Pasal
10 : Kebesaran Mordekhai
Daftar
Pustaka
1) Siahaan-Nababan. Ny. J. Cerita-Cerita Alkitab
Perjanjian Lama. Pt Bpk Gunung Mulia, 2007.
2) Blankenbaker. Francos. Inti Alkitab Untuk Para
Pemuda. Jakarta, Gunung Mulia, 2004.
3) Dr.
Soedarmo. Tafsiran Alkitab Masa Kini 1. Jakarta, Bpk Gunung Mulia, 1980.
4) Holdcroft.
L. Thomas. Kitab-Kitab Sejarah. Gandum
Mas cetakan pertama 1992, cetakan kedua 1996.
5) Dr.
J. Blommendaal. Pengantar Kepada Perjanjian Lama. Pt Bpk Gunung Mulia. 1996.
6) Kitab
Ester-Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia bebas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar