Terima Kasih Anda Telah Berkunjung di Blog Obet Nego Y. Agau

Rabu, 25 Desember 2013

BELAJAR MENGENAL KITAB ESTER DALAM PERJANJIAN LAMA

                                                                KITAB ESTER
Latar belakang kitab Ester
          Kitab Ester ditulis sesudah kitab Nehemia, sekitar tahun 30 tahun sebelum masa hidup Nehemia. Kitab Ester menceritakan kembali bagaimana Allah membebaskan umat-Nya pada waktu mereka terancam pembinasaan fisik. Ester, sang pahlawan disebut 52 kali, sehingga dengan mudah ia memenuhi syarat untuk dijuluki “wanita yang paling banyak dibicarakan dalam Alkitab. Orang-orang Yahudi membaca kitab Ester pada hari-hari raya, yang dinamakan hari raya purim. Kitab Ester selalu dibacakan setiap tahun sebagai bagian dari perayaan, jemaat diberi kesempatan mengambil peranan pada bagian-bagian tertentu untuk mengungkapkan kesetujuan atau ketidaksetujuan mereka atas isi bacaan itu. Pada saat itu orang Yahudi mengalami pengejaran di sepanjang masa, kitab ini selalu menopang harapan akan kelepasan terakhir dan kehidupan seterusnya, dan menghidupkan juga pengharapan nasional. Asal kata ‘Purim’ berasal dari kata ibrani ‘Pura’ “yang berarti pemeras anggur” pemeras anggur menunjukan kemurkaan Allah. Kitab Ester adalah kitab ke-12 dari kitab sejarah, dan kitab ke-17 dari perjanjian lama. Kitab Ester lebih mendasarkan pada suatu penilaian subjektip mengenai dapat tidaknya diperayai daripada mendasarkannya atas pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa Persia pada abad 5 sm. Kitab Ester juga termasuk dalam 5 megillot dan dibaca pada saat pesta Purim, yaitu pada tanggal 14-15 adar, yaitu bulan terakhir dari tahun Yahudi pada bulan februari. Ada  5 sumber utama mempunyai penjelasan yang tidak berkaitan satu sama lain  dalam  kitab Ester.
1.      The Histories (sejarah) karya ahli sejarah yunani, Herodotus. Setelah mengadakan perjalanan yang  panjang dan luas dia menulis pada parohan ke-2 abad ke-5 SM. Herodotus menelusuri kejadian-kejadian yang membawa Persia bertentangan dengan Yunani. Pada pasal 7-9 berkaitan dengan periode ketika itu dalam mana Ester termasuk.
2.      Prasasti dari raja Ahasyweros yang ditemukan di Persepolis dan diterjemahkan dalam Anet dan kita dapat mengetahui kesaksian raja Ahasyweros”saya Ahasyweros, raja agung satu-satunya raja dari semua negara yang memakai segala macam bahasa, raja dari bumi raya.
3.      Penggalian-penggalian di Susan oleh beberapa arkeolog Perancis menemukan suatu naskah yang melaporkan bagaimana raja Darius membangun istananya dengan menggunakan bahan-bahan dari semua pelosok kerajaan itu. Ahasyweros menyelesaikan apa yang di mulai oleh bapanya. Seluruh kompleks istana itu dikelilingi tembok bata yang tinggi, terletak di luar sebelah barat  kota, diantara kota dengan sungai khoaspes. Sungai itu mengalirkan air ‘Paradiso raja’ atau taman di sekitar ruangan tahta.
4.      Suatu lempengan tanah liat bertuliskan huruf baji dari Borsippa dekat babel, menyebutkan Marduka sebagai pejabat tinggi istana Susan pada permulaan pemerintahan Ahasyweros, sebagai bawahan Ustannu  wali negara dari babel dan daerah di seberang sungai. Marduka ini telah disamakan dengan Mordekhai, jika saran ini diterima, rupanya Marduka adalah  pejabat penting sebelum tampil dalam Ester.
5.      Dalam kumpulan lempengan tanah liat dari masa pemerintahan Artahsasta 1 dan Darius II, lebih dari 100 nama Yahudi timbul karean kedudukan penting dalam kerajaan itu. kita tahu bahwa Nehemia adalah juru minuman raja Artahsasta 1 (nehemia 1:11), tapi kita dapat tambahan bahwa beberapa orang Yahudi juga menjabat sebaga bupati daerah administratip. Hal demikian tidak mungkin dalam masa Darius 1, karena suatu perubahan tentu telah terjadi antara pemerintahannya dan waktu pemerintahan Artahsasta yaitu, pada masa Ahasyweros. S .H. Horn (biblical Reasearch, IX, 1964) menyarankan bahwa pengaruh Mordekhai adalah unsur penyebabnya.

Isi  Kitab Ester
1.     Orang-Orang  Yahudi Terancam
       Kejatuhan Ratu wasti (pasal 1) perjamuan besar yang diselenggarakan Ahasyweros pada kesempatan ini merupakan pertemuan perencanaan untuk mempersiapkan serangan militer terhadap Yunani. Jika memang demikian, pesta itu mengakibatkan pertempuran-pertempuran : Artemisium, Termopile, dan Salamis. Lamanya perjamuan itu tidak hanya memperlihatkan kebesaran kerajaan, tetapi secara praktis bertujuan mengizinkan penampilan para pembesar dan orang bangsawan secara bergiliran sehingga tidak terlalu mengganggu pemerintahan negara. Orang-orang Persia dikenal menggemari jamuan yang mewah, dan sejarah mencatat perjamuan itu dihadiri oleh sekitar 15.000 orang tamu di tengah-tengah keadaan yang mewah dan perbekalan yang melimpah. Perkumpulan –perkumpulan semacam itu menyediakan hiburan dan juga makanan secara cuma-cuma. Ratu Wasti telah melakukan tindakan yang salah ketika menolak untuk tampil di depan raja dan tamu-tamu yang lagi mabuk. Seklipun demikian, raja mengindahkan saran Memukan, seorang penasihat yang menganggap bahwa teladan perbuatan Wasti tidak boleh dibiarkan. Ia beranggapan bahwa Wasti, melalui tindakannya tidak memenuhi perannya secara benar sebagai wanita yang utama dalam kekaisaran. Dengan demikian, Wasti diturunkan dari tahta, dan sebuah maklumat dikirim ke seluruh kekaisaran yang menegaskan bahwa para istri harus menghormati suami mereka. Tradisi bangsa  Media dan Persia menetapkan bahwa setelah  raja mengumumkan keputusannya,maka keputusan itu pantang diubah. Karena itu meskipun raja Ahasyweros mempertimbangkan kembali perihal ratunya, ia tidak dapat membantalkan apa yang telah diputuskannya. Nama Ahasyweros adalah transsliterasi Ibrani dari nama Persia Khshayarsha, yang lebih dikenal dalam bentuk Yunani yaitu Xerxes. Dia menggantikan bapanya Darius dan memerintah tahun 486-465, 4 SM. Identitasnya yang tepat dijamin oleh catatan penulis mengenai keluasan kerajaannya, dari India yaitu daerah yang sungai-sungainya bermuara di sungai Sindhu, yang ditambahkan kepada kekuasaan Persia oleh Darius ke Etiopia atau Kash, sekarang Sudan Utara ditaklukkan oleh Kambyes Persia 530-522 seratus dua puluh tujuh daerah.  Ada seorang gadis yang Tuhan pakai untuk menyelamatkan bangsanya yaitu bangsa Yahudi dari bahaya maut. Ia tinggal dalam ibukota Susan di kerajaan media dan Persia ketika itu orang-orang Yahudi rombongan pertama sudah kembali ke negeri Yehuda gadis itu bernama Ester. Ketika  itu hamba-hamba raja mengusulkan “ baiklah kami mencari seorang permaisuri lain untuk raja kami akan mengumpulkan semua gadis cantik-cantik dari seluruh kerajaan ini, nanti raja yang akan memilih mana yang paling cantik untuk dijadikan permaisuri pegganti Wasti”. Di kota Susan tinggal seorang Yahudi yang sudah tua, namanya Mordekhai dan bersama dia ada seoranag gadis cantik Ester. Mordekhai adalah bapak angkatnya, orang tuanya sudah meninggal dan dia dijadikan anak angkat oleh orang tua yang baik hati itu .Kedua orang itu saling mengasihi, ketika hamba-hamba raja mencari gadis-gadis sebagai calon permaisuri, mereka bertemu dengan Ester yang cantik itu lalu dibawa ke istana.  Tidak lama kemudian Mordekhai mendengar bahwa raja Ahasyweros telah memilih Ester. Daya tarik alamiahnya Ester membangkitkan kekaguman raja, siasatnya berhasil sepenuhnya sehingga “ Ester dikasihi oleh baginda lebih daripada perempuan lain dan baginda mengenakan mahkota kerajaan ke atas kepalanya dan mengangkat dia menjadi ratu”. Wali Ester Mordekhai, saudara sepupu ayahnya memelihara hubungan yang akrab sekalipun Ester mempunyai kedudukan yang tinggi. Kunjungan yang dilakukannya setiap hari bersamaan dengan pelaksanaan tugas-tugas resmi atas nama raja. Karena itu Mordekhai, sanggup turun tangan ketika menemukan bahwa dua orang staf istana berkomplot hendak membunuh raja mereka. Satu teori yang masuk akal beranggapan bahwa orang-orang ini berusaha membalas dendam atas penolakan Wasti. Melalui laporan Mordekhailah orang-orang berkomplotan itu dihukum. Dalam peristiwa itu sifat Ester nampaknya samakali tidak berubah meskipun kedudukannya yang mulia, sekalipun keturunannya disembunyikannya dari orang-orang yang berada di sekelilingnya
·         Komplotan Haman
      Pengangkatan Haman sebagai perdana menteri merupakan bukti bahwa raja dan istananya sangat meghargainya. Karena Haman didorong oleh kecongkakan pribadi yang sangat, ia memperbesar persoalan-persoalan melebihi proporsi yang masuk akal. Oleh karena itu Haman secara licik membujuk Ahasyweros untuk mengeluarkan sebuah dekrit yang mengumumkan pemusnahan orang-orang Yahudi. Jikalau Haman seorang keturunan Agag orang Amalek (bnd 1 samuel 15:33), seperti tampaknya ditunjukkan (ayat 1). Maka permusuhan antara Haman dan Mordekhai  hanya merupakan suatu pegabadian perorangan dari pertikaian yang sudah berabad-abad lamanya. Prosedur yang ditempuh Haman ketika membuang undi (pur) adalah hal yang lazim di antara orang-orang Media-Persia dan rekan-rekan sebaya mereka bila mereka ingin mendapat tuntunan dan  dalam keputusan-keputusan yang penting . dengan cara inilah Haman apa yang diyakininya sebagai hari terbaik bagi pembinasaan orang Israel. Imbalan yang ditawarkan Haman kepada Ahasyweros untuk mendapatkan hak membinasakan bangsa Israel ditawarkan setara dengan empat puluh miliar rupiah dalam nilai mata uang sekarang. Tidak dapat diragukan bahwa Haman berharap memperoleh jumlah uang sebanyak itu dari harta milik yang akan disitanya dari para korbannya. Sifat tidak beperasaan yang kejam dari hati Haman dinyatakan dalam tindakannya-tindakanya setelaah dektrit itu dikeluarkan. “Sementara itu raja serta Haman duduk minum-minum.
·         Reaksi orang-oarang Yahudi
       Reaksi orang-orang Yahudi terhadap dekrit itu tadi dinyatakan dengan keluh-kesah yang bersifat menyeluruh, disertai perkabungan, puasa, dan ratap tangis. Mordekhai secara mencolok bergabung dengan orang-orang yang berkabung, dan ia menolak menanggalkan kain kabungnya sekalipun Ester mengirimkan pakaian yang kepadanya. Rupanya, hanya Mordekhai yang menyadari bahwa ratu yang cantik itu, adalah seorang wanita Yahudi, dan karena itu termasuk dalam dektrit tersebut. Secara manusiawi, Mordekhai menganggapnya sebagai satu-satunya pengharapan bangsa itu dalam saat yang menbahayakan mereka. Atas desakan Mordekhailah, Ester menyetujui untuk menjadi penengah atas nama umatnya. Mordekhai telah memohon pada Ester, “siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu”. Dengan berani Ester menanggapi, “Aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati”. Dengan memohon dilakukannya puasa selama tiga hari, Ester hampir pasti memahami bahwa ia sedang meminta bantuan ilahi. Ia melihat dirinya memulai suatu tugas yang diutamakannya di atas kesenangan dan kesejahteraan pribadinya, dan bahkan nyawanya sendiri. Sekalipun ia seorang ratu yang mulia, Ester tetap menaruh perhatian kepada kebutuhan bangsanya dan patuh kepada wilayah.
·         Perantaraan Ester
       Raja mengulurkan tongkatnya kepada sewaktu ia muncul dihadapan raja, dan nyawanya selamat. Keramahan yang ditunjukkan raja, sedikit-dikitnya secara diam-diam, menyatakan persetujuan permulaan raja terhadap permohonan yang disampaikannya apa pun juga isinnya. Dengan bijaksana Ester menahan diri dan hanya meminta agar Haman menghadiri suatu jamuan yang diadakannya. Ester hanya memperbaharui undangannya untuk jamuan yang kedua. Kitab Ester secara efektif menggambarkan prinsip peranan yang penting sekali dari para peserta manusiawi yang bijaksana dan terampil dalam penyingkapan rencana Allah yang abadi. Haman sangat gembira dapat hadir pada jamuan ratu, Haman menceritakan penghormatan yang diterimanya kepada kelurga dan para sahabatnaya lalu kemudian mengatakan “Akan tetapi semua itu tidak berguna bagiku, selama aku masih melihat si Mordekhai si Yahudi itu duduk di pintu gerbang istana raja”. Atas nasihat istrinya Zeresy, Haman terus mengatur pendirian sebuah tiang gantung yang tinggi sambil mengharapkan segera akan menggunakannya untuk menggantung Mordekhai.
·         Haman menghormati Mordekhai
      Kecongkakkan Haman sangat mencolok, karena tidak terbayangkan olehnya bahwa raja ingin menghormati orang lain selain dirinya. Kekuatiran dan frustasi hebat dialami Haman ketika mengetahui bahwa ia sendiri ditugaskan untuk menghormati Mordekhai adalah suatu ironi kehidupan yan terhebat dalam kesusastraan sepanjang masa. Perubahan status yang tiba-tiba sudah pasti menyakinkan Mordekhai bahwa tangan Allah menyertainya. Kitab suci secara khusus mencatat hikmat rekan-rekan Haman dalam hubungan hal-hal ini , “maka kata para orang arif bijaksana dan Zeresy, istrinya kepadanya jikalau Modekhai yang di depannya engkau sudah mulai jatuh, adalah keturunan Yahudi maka engkau akan sanggup melawan dia, malahan engkau akan jatuh benar-benar didepannya”. Para arif bijaksana harus mengakui bahwa tangan Allah melindungi orang-orang Yahudi dan tak satu pun usaha untuk menghancurkan mereka sebagai suatu bangsa dapat berhasil. Haman harus belajar mendapat pelajaran ini dengan mengorbankan nyawanya, sama seperti setiap pengatur komplotan yang diilhami iblis pada generasi-generasi berikutnya.
·         Jamuan terakhir Haman digantung
       Pada perjamuan kedua yang diadakannya, akhirnya Ester membeberkan keadaan buruk yang menimpanya kepada Ahasyweros. Karena telah terbujuk oleh kecantikan dan kemurahan hati Ester, serta juga oleh peristiwa pada malam yang lalu, Ahasyweros dengan cepat mendukung maksud Ester. Perilaku Haman yang pengecut dan tak pantas pada saat ini membawa pelaksanaan hukuman yang cepat terhadapnya di tiang gantungan yang telah disiapkannya bagi Mordekhai. Haman adalah sebuah contoh yang mencolok dari  orang fasik yang terjebak dalam perangkap yang dibuatnya sendiri. Terdapat dasar sejarah tertentu untuk menganggap bahwa tiang gantungan pada zaman Persia hanyalah sebuah pancang yang runcing yang digunakan untuk menyulakan korban.  
2.     Orang-Orang Yahudi Diselamatakan
·        Dekrit Kedua Dari Raja
       Sesudah kematian Haman, raja Ahasyweros terus melimpahkan kepada Ester tidak hanya harta milik Haman, tetapi juga wewenangnya sebagai perdana menteri. Sebaliknya, Ester melimpahkan semuanya  kepada Mordekhai. Demikianlah, Mordekhai dapat memiliki cincin stempel raja. Kebiasaan pada masa itu menetapkan bahwa seorang raja akan mengesahkan dokumen-dokumen resmi dengan menanamkan rancangan cincin stempelnya ke dalam segel lilin pada dokumen itu. Memiliki cincin stempel raja berarti mengambil bagian pada tingkat tertinggi dalam pemerintahan negeri. Sekalipun orang-orang Persia yakin akan keilahian para penguasaan mereka dan beranggapan bahwa tak satu pun dekrit raja dapat dibatalkan, Mordekhai diberi wewenang untuk berusaha sedapat-dapatnya untuk meluputkan orang-orang Yahudi dari hukuman yang mula-mula telah ditetap bagi mereka. Dengan petunjuk khusus dari raja Ahasyweros, Mordekhai mempersiapkan sebuah dekrit resmi agar orang-orang Yahudi dapat bertahan hidup. Pada tanggal yang ditetapkan untuk pemusnahan, mereka diizinkan untuk berkumpul dan membentuk rombongan bersenjata dan bebas untuk melindungi diri mereka serta melakukan pembalasa dendam terhadap musuh-musuh sebagaimana mereka anggap perlu. Sewaktu dekrit ini mencapai masyarakat Yahudi, perkabungan yang pahit segera berubah menjadi sukacita yang riang gembira, dan pengaruhnya telah dibandingkan dengan pemberitahuan keselamatan kepada orang-orang berdosa yang patut dihukum. Mordekhai meninggalkan istana raja dengan berpakaian menjadi penganut agama Yahudi.

·         Pembunuhan Besar-Besaran Musuh Orang-Orang Yahudi
     Orang-orang Yahudi tidak hanya berhasil melindungi diri mereka pada hari malapetaka yang telah diumumkan, tetapi mereka juga berhasil dalam melancarkan perang yang menyerang dan mampu membinasakan sejumlah besar musuh mereka. Di provinsi-provinsi, orang-orang Yahudi menggunakan hari yang ketiga belas bulan Adar untuk bertempur dan hari yang keempat belas maupun hari keempat belas untuk bertempur dan baru pada hari kelima belas mereka beristirahat. Pada hari kedua pertempuran di Susan orang-orang Yahudi membinasakan 300 orang musuh mereka lagi lalu mempertontonkan tubuh kesepuluh anak laki-laki Haman pada sebuah tiang gantungan. Rupanya musuh orang Yahudi yang dibunuh berjumlah 75.000 orang yang terorganisasi secara militer, sekalipun tidak ada barang rampasan yang diambil. Melalui rangkaian peristiwa-peritiwa yang agak tegas ini, orang-orang Yahudi terjamin bebas dari penganiayaan dan menikmati perdamaian nasional selama tahun-tahun mendatang mendatang.
·         Mordekhai Perdana Mentari
       Kebesaran Ahasyweros dan kekaisaran Persia benar-benar mempertinggi status Mordekhai dalam peranannya sebagai perdana menteri. Baik dalam kata-kata maupun dalam perbuatan, selama hari-hari yang sangat kelam, Mordekhai telah mengusahakan hanya kebajikan dan kemakmuran  untuk kaumnya. Pengharapannya, dan pasti doa-doanya, telah dibenarkan dan demikianlah ia dinyatakan sebagai seorang pelepas agung dari kaumnya. Bahwa hamba Allah yang saleh ini telah ke suatu kedudukan yang demikian penting dalam sebuah kekaisaran yang bukan Yahudi sesungguhnya merupakan suatu kesaksian terhadap cara-cara Allah yang diliputi misteri. Dalam penyingkapan rencana Allah yang ilahi sepanjang zaman, jari Allah senantiasa menjamah orang-orang pilihan-Nya untuk mengisi peranan yang penting sekali, dan jelas bahwa Ester dan Mordekhai bersamanya, hanyalah orang-orang pilihan semacam itu.
Ø Latar Belakang Sosial
       Berpesta adalah kehidupan sosial yang penting untuk raja-raja Persia, raja sering membuat perjamuan atau pesta makan besar untuk pejabatnya dan kadang-kadang juga untuk masyarakat umum. Kalau banyak orang diundang, pesta itu diadakan di luar taman halaman yang dihiasi khusus untuk pesta itu. Kitab Ester ada beberapa pesta yaitu:
o   Pada tahun yang  ketiga dalam pemerintahannya, diadakanlah oleh baginda perjamuan bagi semua pembesar dan pegawainya, tentara Persia dan Media, kaum bangsawan dan pembesar daerah hadir di hadapan baginda ( Ester 1:3 ).
o   Ratu Wasti mengadakan perjamuan bagi semua perempuan di dalam istana raja Ahasyweros ( Ester 1:9 ).
o   Permohonan Ester kepada raja untuk menyelamatkan bangsa orang Yahudi ( Ester 7:2-4 )keduanya terjadi pada waktu pesta.

Ø Latar Belakang Budaya
       Pada perayan purim ( sekitar bulan maret ) lalu Ester, sang ratu anak Abihail, menulis surat bersama-sama dengan Mordekhai orang Yahudi itu. Surat yang kedua tentang hari raya purim dituliskannya dengan segala ketegasan untuk menguatkannya. Lalu dikirimkanlah surat-surat kepada semua orang Yahudi didalam keseratus dua puluh tujuh daerah kerajaan Ahasyweros, dengan kata-kata salam dan setia. Supaya hari-hari  purim itu dirayakan pada waktu yang ditentukan, seperti yang diwajibkan kepada mereka oleh Mordekhai, orang Yahudi itu dan oleh Ester sang ratu dan seperti yang diwajibkan mereka kepada dirinya sendiri serta keturunan mereka mengenai hal berpuasaan dan meratap-ratap. Demikianlah perintah Ester menetapkan perihal Purim, kemudian dituliskan didalam kitab ( Ester 9:29-32 ).
Ø Latar Belakang Ekonomi
       Kerajaan Persia sangat luas, jadi raja mempunyai istana di semua tiga kota terbesar. Pada waktu kisah ini, raja tinggal di kota Susan. Istana raja yang Susan itu sangat luas, kompleks istana dibangun di atas tanah yang atau berbukit yang sedikit jauh dari kota Susan dan dikelilingi benteng. Kompleks istana, atau “benteng istana” itu. sekitar 120 hektar luasnya, ribuan pelayan, pejabat, tentara, dan orang lain di dalam kompleks istana itu.
·        Hal-hal Yang Khusus
1)      Kitab Ester memperlihatkan betapa takhyul adalah tanpa nilai pedoman hidup. Bahkan Haman tidak pernah hidup untuk melihat “nasib baiknya” karena ada Allahlah dan suatu takdir mutlak yang berdaulat penuh mengatur tujuan hidup manusia.
2)      Kitab Ester menyampaikan sesuatu yang penting kepada orang-orang kristen yang percaya. Allah terlihat bertindak memberikan perlindungan kepada umat perjanjian-Nya agar ia boleh menguatkan janji-janji-Nya bahwa Mesias harus lahir benih Abraham.
3)      Tujuan penulis kitab Ester untuk memberitakan keajaiban pelepasan orang Yahudi pada zaman Ahasyweros, supaya kenangan akan itu tetap hidup sepanjang generasi penerus di kemudian hari melalui pelaksanaan perayaan Purim setiap tahun. Keajaiban citra Yahudi yang dipertahankan di tengah-tengah begitu banyak kebudayan lain, adalah suatu fakta sejarah yang tidak dapat disangkal. Demikian juga keajaiban ketahanan Yahudi, kendati semua usaha untuk melenyapkannya berupa pemburuan, penganiayaan. Allah tidak mengenyahkan umat pilihan-Nya pada zaman purba itu, tapi meneruskan memeliharanya dengan rahmat karena Dia setia memegang teguh janji pemeliharaan-Nya untuk selama-lama.
·        Penulisan dan Tanggal
       Tidak diketahui siapa yang menulis kitab Ester ini, tetapi diperkirakan seorang Yahudi yang tinggal di kerajaan Persia, karena jelas si penulis itu tahu adat dan kebiasaan Persia. Tidak disebut sama sekali tentang tanah Yudea atau kota Yerusalem, kitab ini ditulis sekitar tahun 460 SM. Tidak lama sesudah peristiwa-peristiwa yang terjadi.
·        Pokok-pokok Utama Isi Kitab Ester
1)      Pasal 1 : Raja Ahasyweros menceraikan istrinya, ratu Wasti.
2)      Pasal 2 : Ester, seorang gadis Yahudi menggantikan wasti sebagai ratu. Kemudian Mordekhai raja dari suatu musibah.
3)      Pasal 3 : Haman berniat untuk membunuh semua orang Yahudi yang ada di dalam kerajaan Persia.
4)      Pasal 4-5 : Atas desakan Mordekhai, Ester bersedia menolong bangsanya dan menyelamtkan mereka dari dari rencana Haman. Haman menyediakan sebuah tiang sula untuk Mordekhai.
5)      Pasal 6 : rencana Haman gagal, sebab raja menghormati Mordekhai karena jasa-jasanya untuk menyelamatkan raja.
6)      Pasal 7 : Ester menuduh Haman di depan raja karena niatnya untuk membunuh semua orang Yahudi. Atas perintah raja, Haman dihukum sula dan semua orang Yahudi diberi izin untuk membela diri dari musuh-musuhnya ( ayat 1-9:17 ).
7)      Pasal 8 : Wali negara baru dan maklumat baru.
8)      Pasal 9 : Penetapan hari perayaan Purim.
9)      Pasal 10 : Kebesaran Mordekhai














                                                            Daftar Pustaka
1)       Siahaan-Nababan. Ny. J. Cerita-Cerita Alkitab Perjanjian Lama. Pt Bpk Gunung Mulia, 2007.
2)       Blankenbaker. Francos. Inti Alkitab Untuk Para Pemuda. Jakarta, Gunung Mulia, 2004.
3)      Dr. Soedarmo. Tafsiran Alkitab Masa Kini 1. Jakarta, Bpk Gunung Mulia, 1980.
4)      Holdcroft. L. Thomas.  Kitab-Kitab Sejarah. Gandum Mas cetakan pertama 1992, cetakan kedua 1996.
5)      Dr. J. Blommendaal. Pengantar Kepada Perjanjian Lama. Pt Bpk Gunung Mulia. 1996.

6)      Kitab Ester-Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia bebas. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar