Terima Kasih Anda Telah Berkunjung di Blog Obet Nego Y. Agau

Jumat, 03 Januari 2014

Liturgi Ibadah Hari Minggu Modifikasi Semi Kultural Dayak Ngaju

  1. Pengantar
Gereja memiliki peran yang amat menentukan perwujudan narasi injil Yesus Kristus kepada semua orang, – secara khusus kepada  warga jemaat dalam berbagai kesempatan peribadatan yag dikembangkan – agar diselamatkan dalam kehidupan yang kekal. Pemberitaan injil yang objektif bukan hanya melalui pengabdian diri kepada badan injil atau misi atau pun lembaga tertentu kemudian ditempatkan di daerah untuk menginjili, tetapi bisa dalam bentuk yang sederhana seperti pemantapan pola ibadah formal yang dikembangkan, seperti liturgi yang digunakan dalam setiap ibadah agar lebih up to date, kreatif, inovatif serta memberi warna baru yang mengesankan, namun tetap pada koridor semata-mata untuk memuliakan Tuhan.
            Dewasa ini, tidak sulit untuk menemukan bentuk liturgi; baik ibadah minggu di gereja maupun ibadah-ibadah kategorial yang sifatnya monoton dan membosankan warga jemaat yang dilayani. Liturgi demikian membuat jemaat menjadi kurang bergairah dalam mengikuti ibadah di tambah lagi dengan kerap kalinya petugas ibadah mekukan kesalahan dalam ibadah,[1] sehingga potensi-potensi “peralihan” warga jemaat ke gereja lain menjadi taerbuka lebar. Fakta ini tentu miris dan memprihatinkan untuk didengar, sebab yang dituju pada saat ibadah bukan “relasi vertikal”, manusia dan sesamanya (petugas ibadah dan warga jemaat) tetapi sosok ilahi yang berkuasa dan Maha Kuasa atas hidup dan kehidupan umat manusia “relasi horizontal”, karena itu Dia layak diberi puji dan sembah dengan sajian pujian dan liturgi yang baik dan sempurna. Meskipun demikian, yang menjadi proritas tentu saja bukan pada mantapnya liturgi yang dikembangkan tetapi kesungguhan dan keseriusan dalam keseluruhan ibadat yang dikembangkan bersama, sehingga sungguh-sungguh berkenan dan memuliakan Tuhgan.
            Ke-otentikkan sajian pujian kepada Tuhan bukan diukur dari jenis musik yang digunakan dalam mengiringi ibadat, sebab semua jenis musik – seharusnya – memang diciptakan untuk kepujian dan kemuliaan bagi nama Tuhan saja (bdk. Mazmur 33 : 2 - 3).  Karena itu, tidak ada pembatasan terhadap penggunaaan instrumen musik untuk mengiringi ibadat, asalkan digunakan dengan baik, tertata rapi dan indah didengar serta membantu jemaat untuk makin menumbuh-kembangkan iman kepercayaan kepada sang pencipta. Musik yang dimainkan memiliki aspek “rubah” dan mempengaruhi seseorang pada sisi psokologisnya. Karena itu, musik apapun yang digunakan dalam mengiringi ibadat di gereja diharapkan memainkan peran itu, namun tetap menyatu dengan liturgi yang disajikan agar tujuan liturgi tercapai, yaitu memuliakan Allah dengan hati yang sungguh.
            Berangkat dari pemaparan di atas, penulis akan memodifikasi suatu bentuk liturgi GKE yang digunakan pada ibadat minggu yang kemudian dikemas dengan warna budaya, pada akhirnya liturgi yang dibuat bersifat kulturalistik. Liturgi ini sengaja dibuat berbeda dari yang umum digunakan di GKE, agar lebih inovatif serta memberi kesan baru dan menantang.  Ide ini berangkat dari fakta sosio-empiris eksistensi pelayanan GKE yang hidup dan melayani di Kalimantan dengan ragam budaya di dalamnya.  Karena itu, melibatkan unsur budaya daerah dalam ibadat merupakan bentuk penghargaan terhadap budaya, sekaligus penunjukkan bahwa mengumandangkan pujian kepada Tuhan bukan hanya diiringi dan semata-mata “hak” musik-musik modern saja tetapi juga melibatkan secara objktif instrumen-instrumen musik tradisional.
            Dalam liturgi modifikasi yang dibuat, musik yang mengiringi ibadat adalah kombinasi musik modern dan tradisional. Kombinasi instrumen musik seperti alat band; drum, keyboard, gitar (musik modern) serta gong/garantung, kecapi dan seruling (tradisional) menjadi bagian integral iringan pujian maupun pada moment-moment tertentu di dalam komposisi ibadat. Berikut sajian bentuk liturgi ibadah minggu  yang dimodifikasi, yang ber-tema-kan “Hidup berkemenangan di dalam Kristus (Bdk. 2 Petrus 1 : 3-10).
           
           













Liturgi Ibadah Hari Minggu
Modifikasi Semi Kultural

Tema : Hidup berkemenangan di dalam Kristus (Bdk. 2 Petrus 1 : 3-10)

Introitus      :  Musik-musik daerah dimainkan dengan setengah suara (Instrumen kecapi mengalun lembut, sementara para petugas mempersiapkan diri)

1. Persiapan : a). Semua petugas yang bertugas memimpin ibadah menggunakan pakaian yang     bermotif kebudayaan Dayak, misalnya Pakaian Batik dan dikepala menggunakan lawung (sorban) yang dihiasi bulu burung enggang.
                        b). Doa di konsistori (para petugas mempersiapkan diri)
                         c). Salah seorang petugas memimpin sidang jemaat  menyanyikan nyanyaian pembuka uantuk mengawali peribadatan.
                       (instrument kecapi masih terus mengalun lembut/setengah suara)

2. Menyanyi dari KJ NO 292, “Tabuh Gendang”

                       (sementara itu para petugas ibadah memasuki ruang ibadah)

3. Salam Presbiter dan Penyerahan Alkitab.
(untuk memulai bagian ini, gong/garantung dipukul 3x sebagai tanda penyerahan Alkitab dari presbiter keapda pendeta yang menyampaikan firman Tuhan, sementara itu instrumen kecapi terus mengalun lembut/setengah suara, hingga selesai salam presbiter dan penyerahan Alkitab)
L         :  Bersorak-soraklah hai orang-orang benar dalam Tuhan ! bersyukurlah kepada     Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali,  nyanyikanlah baginya nyanyian baru petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai. ( Mzm 33 : 2-3 )
J         :  Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.( Mzm 33 : 21)
L + J :   Kasih setia-Mu ya Tuhan kiranya menyertai kami. Amin.

4. Menyanyi dari KJ NO 4, “Hai Mari Sembah”

5. VOTUM & SALAM :
VOTUM :
P : Terpujilah Tuhan kita, hari demi hari Ia telah  menanggung beban bagi kita; Allah adalah keselamatan kita.
SALAM :
P : Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu, oleh pengenalan akan Allah dan Tuhan kita Yesus Kristus. Amin (2 Petrus 1 : 2)
J : Amin.

6. Menyanyi dari KJ NO 29 “Dimuka Tuhan Yesus” bait 1 - 2

7. Litani Pengakuan :
L : (instrumen kecapi dan suling dimainkan setengah suara) “ Tuhan, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu, firman-Mu mengatakan, ialah setiap orang yang  berlaku tidak bercela.
J : Tetapi sesungguhnya ya Tuhan, terhadap Engkau kami telah berdosa dan melakukan apa yang sesungguhnya tak berkenan kepada-Mu (Mzm 51 : 6). Dalam keadaan yang seperti ini masihkah kami layak datang kehadapan-Mu.
P: Tuhan itu baik dan benar, sebab itu Ia menunjukkan jalan bagi orang yang sesat, (Mzm 25 : 8). Datanglah kepada Dia dan berbaliklah dari segala dosa kita ke jalan yang Ia tunjukkan.

(saat teduh, instrumen musik tetap dimainkan dengan lembut/setengah suara )

J : (sambil berdiri dalam sikap berdoa)Ya Allah kami, begitu mulia Engkau di dalam hidup kami, tetapi kami sering kali melakukan pelanggaran terhadap perintah-Mu, tetapi pada saat ini ya Tuhan, kami merendahkan diri sambil mengaku dosa kami kepada-Mu dan sesama kami, kesalahan kami tidak kami sembunyikan dari pada-Mu. Ya Allah, kasihanilah kami, sebab kami merasa sesak karena dosaku. Berpalinglah kepada kami dan kasihanilah kami. Dosa-dosa dan pelanggaran kiranya janganlah Engkau ingat, tetapi ingatlah kepada kami berdasarkan kasih setia-Mu yang telah Engkau janjikan.” 
              
(saat teduh sejenak, istrumen music kecapi dan seruling dimainkan kembali tetap dengan lembut/setengah suara, dan jemaat tetap dalam posisi berdiri dan sikap berdoa)

8. Berita Anugerah :
P : “ Selaku hamba Yesus Kristus, kami memberitakan keampunan bagi setiap orang yang telah menyesali dosanya dengan tulus dan berjanji tidak melakukannya lagi, berdasarkan Firman Tuhan yang telah Ia ucapkan “ Kuatkan dan teguhkan hatimu hai semua orang yang berharap kepada Tuhan, ( Mzm 32 : 25).

(gong dibunyikan 3 x)

J : (secara responsif) syukur kepada kepada Allah atas segala pengampunan-Nya. (jemaat duduk)

9. Menyanyi dari KJ NO 51 “Kitab Suci Hartaku” bait  1 & 2

10. PEMBACAAN ALKITAB :
L : “Yang berbahagia ialah orang yang tidak hanya mendengar, tetapi juga menjadi pelaku firman Tuhan. Amin.






11. KHOTBAH :
(Nats khotbah diambil dari Alkitab Perjanjian Baru, yaitu 2 Petrus 1 : 3 – 10, dibawah perikop, panggilan dan pilihan Allah”)
Khotbah:
“Syallom…..masih kurang semangat…Syallom……Terimakasih kepada tim ibadah yang sudah mempersiapkan diri dengan baik, demikian juga dengan warna baru yang ditawarkan dalam liurgi, sehingga nampak berbeda dari biasanya. Bagi saya ini menarik karena musik pengiring ibadah dipadukan antara musik modern dan tradisional secara seimbang, sehingga membuat hati makin penasaran….apalagi ya musik yang kemudian dimainkan? Inovasi baru ini membuat rasa penasaran, ibadah terasa santai namun tetap berfokus kepada sang kepala gereja Yesus Kristus.
Baiklah Bapak, Ibu dan saudara-saudariku yang diberkati oleh Tuhan kita Yesus Kristus, pada pagi yang berbahagia ini kita akan belajar tentang kebenaran firman Tuhan yang saya ambil dari 2 Petrus 1 : 3 – 10, dengan perikop Panggilan dan Pilihan Allah…..kita akan membacakan ayat firman Tuhan ini secara bersahut-sahutan, saya membaca ayatnya yang ganjil dan bapak, Ibu dan saudara-saudari membaca ayatnya yang genap……….
Bapa, Ibu dan saudara-saudariku yang diberkati oleh Tuhan kita Yesus Kristus, keberadaan hidup kita hingga kini tidak terlepas daripada pengorbanan Kristus di kayu salib. Pengorbanan Kristus memberikan arti baru sekaligus pemaknaan baru atas hidup kita saat ini, bahwa kita adalah milik Dia dan tanpa Dia kita tidak ada artinya dan bukan apa-apa. Ada pertanyaan yang bagi saya menarik untuk direnungkan bersama! hidup kita saat ini ada dan menjadi ada, apakah karena kebetulan atau memang karena panggilan Kristus? dan kita ada dan menjadi ada di gedung gereja ini untuk beribadat suatu kebetulankah atau sesungguhnya karena pilihan Kristus dan anugerah-Nya? Pertanyaan ini mengantar kita kepada renungan atas keterpilihan dan panggilan kita sebagai umat Allah. Terkadang kita tidak menyadari atau pun pura-pura tidak menyadari bahwa kita ini adalah “hasil” pengorbanan seorang Anak Manusia sorgawi, yang merelakan hidup dan kehidupan-Nya hanya untuk membersihkan lumuran kenajisan dan dosa manusia.
Pertanyaan selanjutnya yang menarik untuk kita renungkan bersama ialah, mengapa Yesus merelakan dirinya untuk menebus manusia? Kalau ia brkuasa atas segala sesuatu, kenapa Ia tidak menggunakan kekuatan-Nya yang maha dasyat itu untuk menghancurkan kuasa jahat supaya tidak menggangu dan membinasakan umat manusia? Tidak jarang kita berpikir seperti itu. Namun, yang ingin saya katakan bahwa kita (manusia) sungguh amat berharga melebihi segala jenis ciptaan yang ada di jagat ini. Kitab Kejadian mencatat bahwa kesempurnaan segala ciptaan itu mencapai puncaknya ketika Allah menciptakan manusia pada hari yang keenam, dan semua hal itu dilihat Allah sungguh amat baik (lih. Kejadian 1 : 1 – 2 : 1 - 7). Namun, kejatuhan manusia ke dalam dosa, menghancurkan segala hal yang baik yang direncanakan Allah atas hidup manusia, kemuliaan Allah menjadi tidak nampak dalam kehidupan manusia. Realita kubangan dosa manusia dan untuk mengahapusnyalah Allah merelakan putra yang amat dikasihi-Nya mati di kayu salib (lih. Yohanes 3 : 16). Semua itu dilakukan Allah agar manusia tidak hidup dalam kenajisan dan dosa yang membinasakan, namun memancarkan kemuliaan Allah dan beroleh kehidupan yang kekal.
Bapak, Ibu dan Saudara-saudariku yang diberkati oleh Tuhan Yesus Kristus, sekarang kita sudah ditebus, kitapun dengan bebas berkomunikasi dengan Allah pencipta karena pengorbanan Kristus memungkinkan itu terjadi. Apa yang kita lakukan  saat ini sebagai bukti terimakasih kita yang teramat sangat atas jaminan hidup kekal yang Allah janjikan? Meskipun apa yang kita lakukan sebagai bukti tidak pernah akan cukup untuk membayar utang kita atas pengorbanan Kristus. Namun, paling tidak bukti kesetiaan dan ketaatan kepada Allah adalah hal yang bisa kita persembahkan kepada-Nya. Hal itulah yang Allah kehendaki bagi hidup kita, memuliakan Dia dalam setiap perkara kehidupan ini. Sekarang menjadi jelas bahwa kita ada dan menjadi ada saat ini adalah karena anugerah Allah, pilihan dan panggilan-Nya yang tidak terbantahkan oleh akal dan pikiran manusia. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak percaya, taat dan setia atas semua hal baik yang telah Ia lakukan atas kehidupan kita.
Bapak, Ibu dan saudara-saudariku yang dibaerkati oleh Tuhan kita Yesus Kristus, sekarang kita sudah menjadi manusia-manusia baru dan menjadi warga kerajaan Allah, yang sudah ditebus dengan darah anak sorgawi. Meskipun demikian potensi-potensi dosa akan terus ada dan mengitari perjalanan kehidupan kita. Bagaimana agar hidup kita selalu berkemenangan di dalam Kristus? Ini adalah pertanyaan menarik dan menjadi tanggung jawab kita untuk selalu tidak kenal lelah memperjuangkan itu. hidup berkemnangan di dalam Kristus adalah semata karena kita maengandalkan kuasa Kristus untuk memampukan dan menguatkan kita dalam setiap perkara kehidupan. Mempertaruhkan hidup dalam keyakinan, ketundukkan, ketaatan dan kesetiaan kepada-Nya adalah bukti “usaha” maksimal kita atas kebaikan-Nya yang teramat sangat baik. Karena itu Bapak, Ibu dan Saudara-saudariku yang diberkati oleh Tuhan kita Yesus Kristus, kunci hidup berkemenangan adalah kesungguhan dan keteguhan hati yang hanya bersandar dan mempertaruhkan segala perkara kehidupan hanya kepada Dia yang berkuasa, Dia yang kekal yaitu Dia yang mengorbankan diri-Nya untuk menebus dosa manusia, Yesus Kristus. Biarlah kebenaran firman Tuhan ini menguatkan kita menjalani hari ini dan sepekan untuk selalu bersandar kepada Kristus. Amen!  

saat teduh sejenak:

(instrumen musik kecapi dan seruling terus mengalun lembut sementara – jika ada – vocal group atau pun bentuk lain maju ke depan menyampaikan keasaksian pujian)

12. KOOR/ VOCAL GROUF  : (jika ada)

13. DOA SYAFAAT :
(jemaat berdiri, doa syafaat diucapkan secara bersahutan oleh jemaat yang laki-laki dan perempuan ).
P : “ Tuhan tidak berkarya seorang diri, Ia juga mecari teman kerja, yakni orang-orang yang mau berkorban sebagaimana Yesus mau berkorban untuk kita semua. Menyadari bahwa kita membutuhkan orang lain dalam hidup kita, maka marilah kita bersama-sama berdoa syafaat kepada Tuhan”.
JL : Kami mau berdoa Tuhan, untuk gereja-Mu yang ada dimuka bumi ini, biarlah gereja kiranya menjadi sumber kasih, penyalur berkat yang selalu berbuat dalam tindakan nyata. Untuk melayani setiap jemaat Tuhan yang ada di muka bumi ini.
JP : Bagi para pemimpin masyarakat juga ya Tuhan, kiranya Engkaulah yang menjadi penopang mereka, agar mereka selalu bertindak dalam memimpin bangsa ini dengan pengarahan himat yang dari pada-Mu sehingga mereka mampu memimpin dengan baik, adil serta mampu menjadi perpanjangan tangan-Mu di muka bumi ini.
JL : Demikian juga ya Bapa untuk saudara-saudara kami yang janda, duda dan yatim piatu serta terlantar tak ada tempat tinggal. Kasih-Mu kiranya menguatkan mereka untuk tetap tegar menjalani hidup, kasih-Mu pula yang menggerakkan hati setiap kami untuk tidak hanya berdoa bagi mereka, tetapi tergerak dan dimampukan untuk berbagi dengan mereka.
JP :  Bagi kami sendiri ya Tuhan, mampukan setiap kami yang ada ditempat ini untuk boleh menyadari bahwa dunia diluar sana memiliki banyak penghuni yang membutuhkan kami. Berilah kami kemampuan untuk berkarya dan melayani dengan setiap talenta yang telah Engkau taruh dalam diri kami sejak kami diciptakan. Hanya pada-Mu kami berdoa.
P : (diiringi instrumen kecapi) “Allah, Bapa segala hidup, nasib kami dan dunia ini hanya ada ditangan-Mu saja. Engkau telah mendengar permohonan dari umat-Mu yang telah disampaikan dengan penuh kerendahan hati.
J : (semua jemaat bersama-sama) “kabulkan kiranya permohonan umat-Mu ya Allah, sekiranya yang Engkau berikan adalah apa yang kami butuhkan, bukan apa yang menjadi keinginan duniawi semata. Amin.

14. PERSEMBAHAN SYUKUR
L : Dengarlah Firman Tuhan tentang persembahan kita “Hendaklah masing-masing memberi menurut kerelaan hatinya jangan dengan sedih atau karena paksaan (2 Kor 9 : 7). Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan, maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan yang lain, agar kelebihan yang lain juga mencukupkan kekurangan kamu ( 2 Kor 8 : 13).
( sementara pundi-pundi persembahan diedarkan )

MENYANYI KJ NO 287a “Sekarang Bersyukur”
 (sambil mengiringi lagu persembahan diperagakan juga tari-tarian sejenis tamborin oleh dua orang anak yang dilatih khusus untuk bagian ini, sampai persembahan selesai diedarkan sehimgga akhirnya kedua anak tersebut tetap berdiri memegang kantong persembahan ketika didoakan )

15. DOA PERSEMBAHAN
(doa persembahan diucapkan sercara bersama oleh jemaat dan pendeta)
P+J : “Kiranya apa yang kami persembahkan boleh berkenan dihadapan-Mu, bisa berguna untuk pelayanan gereja dan orang-orang yang membutuhkannya. Amin.

(sebelum petugas menyampaikan berita jemaat, kelembutan instrumen musik kecapi dan seruling dengan setengah suara terus mengalun)

16. BERITA JEMAAT

17. MENYANYI KJ 408 “Di Jalanku ’Ku Diiring”

16. BERKAT TUHAN : (jemaat berdiri)
P   : “Jemaat Tuhan, pulanglah dengan damai sejahtera dan terimalah berkat Tuhan.
Tuhan memberkati dan melindungi engkau, Tuhan memberikan engkau kasih karunia dan damai sejahtera.
J :  Amin, Amin, Amin. ( dilanjutkan dengan menyanyi KJ 408 bait ke 2).
Salam Presbiter dan penyerahan kembali Alkitab.

(karna berkaitan dengan metode dibuat kental taburan warna budaya dalam setiap bagian dalam komposisi ibadah, maka ketika selesai berkat Tuhan instrumen kecapi dan seruliang tetap dimainkan dengan lembut, hingga jemaat keluar meninggalkan gedung gereja dan untuk menandai selesainya ibadah, gong/garantung kembali dibunyikan sebanyak 3x)

Keterangan :
Jika dalam ibadah ada acara sakramen dll. Maka perlu diadakan penyesuaian dalam Liturgi ini. Demikian juga dengan lagu-lagu yang digunakan, disesuaikan dengan kebutuhan tentang tema yang dipakai saat kebaktian.
 P = Pendeta/ Pelayan Firman
L = Liturgos
J = Jemaat
JP = Jemaat Perempuan
JL = Jemaat Laki-laki

Demikian sebuah bentuk liturgi modifikasi yang saya buat dengan harapan untuk bisa menjadi sebuah bahan pertimbangan bagi para pekerja gereja, dan juga kita semua yang bekerja dalam pelayanan kepada Allah, hendaklah kiranya hati dan mata kita terbuka, bahwa melalui warisan budaya yang telah Allah ilhamkan kepada kita, bisa kita gunakan untuk memberitakan kemuliaan Nama-Nya dimanapun kita berada. Melalui liturgi ini saya ingin memberikan sedikit sumbangan pemikiran untuk bisa dimanfaatkan bagi kemuliaan nama Tuhan.


Created by :
Nama                   : Hendri
NIM                     :  10.15.52
Mata Kuliah        : Liturgika, Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Final Test
Dosen Pengampu : Pdt. Tahan M. Cambah M.Th






[1] Fakta tersebut merupakan pengalaman penulis yang penulis jumpai ketika mengikuti ibadah minggu di salah satu gereja di Banjarmasin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar