- Pengantar
Gereja memiliki
peran yang amat menentukan perwujudan narasi injil Yesus Kristus kepada semua
orang, – secara khusus kepada warga
jemaat dalam berbagai kesempatan peribadatan yag dikembangkan – agar
diselamatkan dalam kehidupan yang kekal. Pemberitaan injil yang objektif bukan
hanya melalui pengabdian diri kepada badan injil atau misi atau pun lembaga tertentu
kemudian ditempatkan di daerah untuk menginjili, tetapi bisa dalam bentuk yang
sederhana seperti pemantapan pola ibadah formal yang dikembangkan, seperti
liturgi yang digunakan dalam setiap ibadah agar lebih up to date, kreatif, inovatif serta memberi warna baru yang mengesankan, namun tetap pada koridor
semata-mata untuk memuliakan Tuhan.
Dewasa ini, tidak sulit untuk
menemukan bentuk liturgi; baik ibadah minggu di gereja maupun ibadah-ibadah kategorial
yang sifatnya monoton dan membosankan warga jemaat yang dilayani. Liturgi
demikian membuat jemaat menjadi kurang bergairah dalam mengikuti ibadah di
tambah lagi dengan kerap kalinya petugas ibadah mekukan kesalahan dalam ibadah,[1] sehingga potensi-potensi
“peralihan” warga jemaat ke gereja lain menjadi taerbuka lebar. Fakta ini tentu
miris dan memprihatinkan untuk didengar, sebab yang dituju pada saat ibadah
bukan “relasi vertikal”, manusia dan sesamanya (petugas ibadah dan warga
jemaat) tetapi sosok ilahi yang berkuasa dan Maha Kuasa atas hidup dan
kehidupan umat manusia “relasi horizontal”, karena itu Dia layak diberi puji
dan sembah dengan sajian pujian dan liturgi yang baik dan sempurna. Meskipun
demikian, yang menjadi proritas tentu saja bukan pada mantapnya liturgi yang
dikembangkan tetapi kesungguhan dan keseriusan dalam keseluruhan ibadat yang
dikembangkan bersama, sehingga sungguh-sungguh berkenan dan memuliakan Tuhgan.
Ke-otentikkan sajian pujian kepada
Tuhan bukan diukur dari jenis musik yang digunakan dalam mengiringi ibadat,
sebab semua jenis musik – seharusnya – memang diciptakan untuk kepujian dan
kemuliaan bagi nama Tuhan saja (bdk. Mazmur 33 : 2 - 3). Karena itu, tidak ada pembatasan terhadap
penggunaaan instrumen musik untuk mengiringi ibadat, asalkan digunakan dengan
baik, tertata rapi dan indah didengar serta membantu jemaat untuk makin
menumbuh-kembangkan iman kepercayaan kepada sang pencipta. Musik yang dimainkan
memiliki aspek “rubah” dan mempengaruhi seseorang pada sisi psokologisnya.
Karena itu, musik apapun yang digunakan dalam mengiringi ibadat di gereja
diharapkan memainkan peran itu, namun tetap menyatu dengan liturgi yang
disajikan agar tujuan liturgi tercapai, yaitu memuliakan Allah dengan hati yang
sungguh.
Berangkat dari pemaparan di atas,
penulis akan memodifikasi suatu bentuk liturgi GKE yang digunakan pada ibadat
minggu yang kemudian dikemas dengan warna budaya, pada akhirnya liturgi yang
dibuat bersifat kulturalistik. Liturgi ini sengaja dibuat berbeda dari yang
umum digunakan di GKE, agar lebih inovatif serta memberi kesan baru dan
menantang. Ide ini berangkat dari fakta
sosio-empiris eksistensi pelayanan GKE yang hidup dan melayani di Kalimantan
dengan ragam budaya di dalamnya. Karena
itu, melibatkan unsur budaya daerah dalam ibadat merupakan bentuk penghargaan
terhadap budaya, sekaligus penunjukkan bahwa mengumandangkan pujian kepada
Tuhan bukan hanya diiringi dan semata-mata “hak” musik-musik modern saja tetapi
juga melibatkan secara objktif instrumen-instrumen musik tradisional.
Dalam liturgi modifikasi yang
dibuat, musik yang mengiringi ibadat adalah kombinasi musik modern dan
tradisional. Kombinasi instrumen musik seperti alat band; drum, keyboard, gitar
(musik modern) serta gong/garantung, kecapi dan seruling (tradisional) menjadi
bagian integral iringan pujian maupun pada moment-moment tertentu di dalam
komposisi ibadat. Berikut sajian bentuk liturgi ibadah minggu yang dimodifikasi, yang ber-tema-kan “Hidup
berkemenangan di dalam Kristus”
(Bdk. 2 Petrus 1 : 3-10).
Liturgi
Ibadah Hari Minggu
Modifikasi
Semi Kultural
Tema : Hidup berkemenangan di dalam
Kristus (Bdk. 2 Petrus 1 : 3-10)
Introitus
: Musik-musik daerah
dimainkan dengan setengah suara (Instrumen kecapi mengalun lembut, sementara
para petugas mempersiapkan diri)
1.
Persiapan : a). Semua petugas yang bertugas memimpin
ibadah menggunakan pakaian yang bermotif
kebudayaan Dayak, misalnya Pakaian Batik dan dikepala menggunakan lawung
(sorban) yang dihiasi bulu burung enggang.
b). Doa di konsistori (para petugas
mempersiapkan diri)
c). Salah seorang petugas
memimpin sidang jemaat menyanyikan nyanyaian
pembuka uantuk mengawali peribadatan.
(instrument
kecapi masih terus mengalun lembut/setengah suara)
2.
Menyanyi dari KJ NO 292, “Tabuh Gendang”
(sementara itu para petugas ibadah
memasuki ruang ibadah)
3.
Salam Presbiter dan Penyerahan Alkitab.
(untuk
memulai bagian ini, gong/garantung dipukul 3x sebagai tanda penyerahan Alkitab
dari presbiter keapda pendeta yang menyampaikan firman Tuhan, sementara itu
instrumen kecapi terus mengalun lembut/setengah suara, hingga selesai salam
presbiter dan penyerahan Alkitab)
L
: Bersorak-soraklah hai orang-orang benar dalam Tuhan !
bersyukurlah kepada Tuhan dengan
kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali, nyanyikanlah baginya nyanyian baru petiklah
kecapi baik-baik dengan sorak-sorai. (
Mzm 33 : 2-3 )
J : Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab
kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.(
Mzm 33 : 21)
L
+ J : Kasih
setia-Mu ya Tuhan kiranya menyertai kami. Amin.
4.
Menyanyi dari KJ NO 4, “Hai Mari Sembah”
5.
VOTUM & SALAM :
VOTUM
:
P
: Terpujilah
Tuhan kita, hari demi hari Ia telah menanggung beban bagi kita; Allah adalah
keselamatan kita.
SALAM
:
P
: Kasih
karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu, oleh pengenalan akan Allah dan
Tuhan kita Yesus Kristus. Amin (2 Petrus 1 : 2)
J
: Amin.
6.
Menyanyi dari KJ NO 29 “Dimuka Tuhan Yesus” bait 1 - 2
7.
Litani Pengakuan :
L
: (instrumen kecapi dan suling dimainkan
setengah suara) “ Tuhan, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu,
firman-Mu mengatakan, ialah setiap orang yang berlaku tidak bercela.
J
: Tetapi
sesungguhnya ya Tuhan, terhadap Engkau kami telah berdosa dan melakukan apa
yang sesungguhnya tak berkenan kepada-Mu (Mzm 51 : 6). Dalam keadaan yang seperti ini masihkah kami layak datang
kehadapan-Mu.
P:
Tuhan itu baik dan benar, sebab itu Ia menunjukkan jalan bagi orang yang sesat,
(Mzm 25 : 8). Datanglah kepada Dia dan berbaliklah dari segala dosa kita ke jalan
yang Ia tunjukkan.
(saat teduh, instrumen musik tetap dimainkan
dengan lembut/setengah suara )
J
: (sambil berdiri dalam
sikap berdoa) “Ya
Allah kami, begitu mulia Engkau di dalam hidup kami, tetapi kami sering kali
melakukan pelanggaran terhadap perintah-Mu,
tetapi pada saat ini ya Tuhan, kami merendahkan diri sambil mengaku dosa
kami kepada-Mu dan sesama kami, kesalahan kami tidak kami sembunyikan dari
pada-Mu. Ya Allah, kasihanilah kami, sebab kami merasa sesak karena dosaku.
Berpalinglah kepada kami dan kasihanilah kami. Dosa-dosa dan pelanggaran
kiranya janganlah Engkau ingat, tetapi ingatlah kepada kami berdasarkan kasih
setia-Mu yang telah Engkau janjikan.”
(saat
teduh sejenak, istrumen music kecapi dan seruling dimainkan kembali tetap
dengan lembut/setengah suara, dan jemaat tetap dalam posisi berdiri dan sikap
berdoa)
8.
Berita Anugerah :
P
: “
Selaku hamba Yesus Kristus, kami memberitakan keampunan bagi setiap orang yang telah menyesali dosanya dengan
tulus dan berjanji tidak melakukannya lagi, berdasarkan Firman Tuhan yang
telah Ia ucapkan “ Kuatkan dan teguhkan
hatimu hai semua orang yang berharap kepada Tuhan, ( Mzm 32 : 25).
(gong dibunyikan 3 x)
J
: (secara responsif) syukur kepada kepada
Allah atas segala pengampunan-Nya. (jemaat
duduk)
9.
Menyanyi dari KJ NO 51 “Kitab Suci Hartaku” bait 1 & 2
10.
PEMBACAAN ALKITAB :
L
: “Yang
berbahagia ialah orang yang tidak hanya mendengar, tetapi juga menjadi pelaku
firman Tuhan. Amin.
11.
KHOTBAH :
(Nats khotbah diambil
dari Alkitab Perjanjian Baru, yaitu 2 Petrus 1 : 3 – 10, dibawah perikop, “panggilan
dan pilihan Allah”)
Khotbah:
“Syallom…..masih kurang semangat…Syallom……Terimakasih
kepada tim ibadah yang sudah mempersiapkan diri dengan baik, demikian juga
dengan warna baru yang ditawarkan dalam liurgi, sehingga nampak berbeda dari
biasanya. Bagi saya ini menarik karena musik pengiring ibadah dipadukan antara
musik modern dan tradisional secara seimbang, sehingga membuat hati makin
penasaran….apalagi ya musik yang kemudian dimainkan? Inovasi baru ini membuat
rasa penasaran, ibadah terasa santai namun tetap berfokus kepada sang kepala
gereja Yesus Kristus.
Baiklah Bapak, Ibu dan saudara-saudariku yang
diberkati oleh Tuhan kita Yesus Kristus,
pada pagi yang berbahagia ini kita akan belajar tentang kebenaran firman Tuhan
yang saya ambil dari 2 Petrus 1 : 3 – 10, dengan perikop Panggilan dan Pilihan Allah…..kita akan membacakan ayat firman
Tuhan ini secara bersahut-sahutan, saya membaca ayatnya yang ganjil dan bapak,
Ibu dan saudara-saudari membaca ayatnya yang genap……….
Bapa, Ibu dan saudara-saudariku yang diberkati oleh
Tuhan kita Yesus Kristus, keberadaan
hidup kita hingga kini tidak terlepas daripada pengorbanan Kristus di kayu
salib. Pengorbanan Kristus memberikan arti baru sekaligus pemaknaan baru atas
hidup kita saat ini, bahwa kita adalah milik Dia dan tanpa Dia kita tidak ada
artinya dan bukan apa-apa. Ada pertanyaan yang bagi saya menarik untuk direnungkan
bersama! hidup kita saat ini ada dan menjadi ada, apakah karena kebetulan atau
memang karena panggilan Kristus? dan kita ada dan menjadi ada di gedung gereja
ini untuk beribadat suatu kebetulankah atau sesungguhnya karena pilihan Kristus
dan anugerah-Nya? Pertanyaan ini mengantar kita kepada renungan atas
keterpilihan dan panggilan kita sebagai umat Allah. Terkadang kita tidak
menyadari atau pun pura-pura tidak menyadari bahwa kita ini adalah “hasil”
pengorbanan seorang Anak Manusia sorgawi, yang merelakan hidup dan
kehidupan-Nya hanya untuk membersihkan lumuran kenajisan dan dosa manusia.
Pertanyaan selanjutnya
yang menarik untuk kita renungkan bersama ialah, mengapa Yesus merelakan
dirinya untuk menebus manusia? Kalau ia brkuasa atas segala sesuatu, kenapa Ia
tidak menggunakan kekuatan-Nya yang maha dasyat itu untuk menghancurkan kuasa
jahat supaya tidak menggangu dan membinasakan umat manusia? Tidak jarang kita
berpikir seperti itu. Namun, yang ingin saya katakan bahwa kita (manusia)
sungguh amat berharga melebihi segala jenis ciptaan yang ada di jagat ini.
Kitab Kejadian mencatat bahwa kesempurnaan segala ciptaan itu mencapai
puncaknya ketika Allah menciptakan manusia pada hari yang keenam, dan semua hal
itu dilihat Allah sungguh amat baik
(lih. Kejadian 1 : 1 – 2 : 1 - 7). Namun, kejatuhan manusia ke dalam dosa,
menghancurkan segala hal yang baik yang direncanakan Allah atas hidup manusia,
kemuliaan Allah menjadi tidak nampak dalam kehidupan manusia. Realita kubangan
dosa manusia dan untuk mengahapusnyalah Allah merelakan putra yang amat
dikasihi-Nya mati di kayu salib (lih. Yohanes 3 : 16). Semua itu dilakukan
Allah agar manusia tidak hidup dalam kenajisan dan dosa yang membinasakan,
namun memancarkan kemuliaan Allah dan beroleh kehidupan yang kekal.
Bapak, Ibu dan Saudara-saudariku yang diberkati oleh
Tuhan Yesus Kristus, sekarang kita
sudah ditebus, kitapun dengan bebas berkomunikasi dengan Allah pencipta karena
pengorbanan Kristus memungkinkan itu terjadi. Apa yang kita lakukan saat ini sebagai bukti terimakasih kita yang
teramat sangat atas jaminan hidup kekal yang Allah janjikan? Meskipun apa yang
kita lakukan sebagai bukti tidak pernah akan cukup untuk membayar utang kita
atas pengorbanan Kristus. Namun, paling tidak bukti kesetiaan dan ketaatan
kepada Allah adalah hal yang bisa kita persembahkan kepada-Nya. Hal itulah yang
Allah kehendaki bagi hidup kita, memuliakan Dia dalam setiap perkara kehidupan
ini. Sekarang menjadi jelas bahwa kita ada dan menjadi ada saat ini adalah
karena anugerah Allah, pilihan dan panggilan-Nya yang tidak terbantahkan oleh
akal dan pikiran manusia. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak percaya, taat
dan setia atas semua hal baik yang telah Ia lakukan atas kehidupan kita.
Bapak, Ibu dan saudara-saudariku yang dibaerkati
oleh Tuhan kita Yesus Kristus, sekarang
kita sudah menjadi manusia-manusia baru dan menjadi warga kerajaan Allah, yang
sudah ditebus dengan darah anak sorgawi. Meskipun demikian potensi-potensi dosa
akan terus ada dan mengitari perjalanan kehidupan kita. Bagaimana agar hidup
kita selalu berkemenangan di dalam Kristus? Ini adalah pertanyaan menarik dan
menjadi tanggung jawab kita untuk selalu tidak kenal lelah memperjuangkan itu.
hidup berkemnangan di dalam Kristus adalah semata karena kita maengandalkan
kuasa Kristus untuk memampukan dan menguatkan kita dalam setiap perkara
kehidupan. Mempertaruhkan hidup dalam keyakinan, ketundukkan, ketaatan dan
kesetiaan kepada-Nya adalah bukti “usaha” maksimal kita atas kebaikan-Nya yang
teramat sangat baik. Karena itu Bapak, Ibu dan Saudara-saudariku yang diberkati
oleh Tuhan kita Yesus Kristus, kunci hidup berkemenangan adalah kesungguhan dan
keteguhan hati yang hanya bersandar dan mempertaruhkan segala perkara kehidupan
hanya kepada Dia yang berkuasa, Dia yang kekal yaitu Dia yang mengorbankan
diri-Nya untuk menebus dosa manusia, Yesus Kristus. Biarlah kebenaran firman
Tuhan ini menguatkan kita menjalani hari ini dan sepekan untuk selalu bersandar
kepada Kristus. Amen!
saat
teduh sejenak:
(instrumen
musik kecapi dan seruling terus mengalun lembut sementara – jika ada – vocal
group atau pun bentuk lain maju ke depan menyampaikan keasaksian pujian)
12.
KOOR/ VOCAL GROUF : (jika ada)
13.
DOA SYAFAAT :
(jemaat
berdiri, doa syafaat diucapkan secara bersahutan oleh jemaat yang laki-laki dan
perempuan ).
P
: “
Tuhan tidak berkarya seorang diri, Ia juga mecari teman kerja, yakni
orang-orang yang mau berkorban sebagaimana Yesus mau berkorban untuk kita
semua. Menyadari bahwa kita membutuhkan orang lain dalam hidup kita, maka
marilah kita bersama-sama berdoa syafaat kepada Tuhan”.
JL
:
Kami mau berdoa Tuhan, untuk gereja-Mu yang ada dimuka bumi ini, biarlah gereja
kiranya menjadi sumber kasih, penyalur berkat yang selalu berbuat dalam
tindakan nyata. Untuk melayani setiap jemaat Tuhan yang ada di muka bumi ini.
JP
:
Bagi para pemimpin masyarakat juga ya Tuhan, kiranya Engkaulah yang menjadi
penopang mereka, agar mereka selalu bertindak dalam memimpin bangsa ini dengan
pengarahan himat yang dari pada-Mu sehingga mereka mampu memimpin dengan baik,
adil serta mampu menjadi perpanjangan tangan-Mu di muka bumi ini.
JL
: Demikian
juga ya Bapa untuk saudara-saudara kami yang janda, duda dan yatim piatu serta
terlantar tak ada tempat tinggal. Kasih-Mu kiranya menguatkan mereka untuk
tetap tegar menjalani hidup, kasih-Mu pula yang menggerakkan hati setiap kami
untuk tidak hanya berdoa bagi mereka, tetapi tergerak dan dimampukan untuk
berbagi dengan mereka.
JP
: Bagi kami sendiri
ya Tuhan, mampukan setiap kami yang ada ditempat ini untuk boleh menyadari
bahwa dunia diluar sana memiliki banyak penghuni yang membutuhkan kami. Berilah
kami kemampuan untuk berkarya dan melayani dengan setiap talenta yang telah
Engkau taruh dalam diri kami sejak kami diciptakan. Hanya pada-Mu kami berdoa.
P
:
(diiringi instrumen kecapi) “Allah,
Bapa segala hidup, nasib kami dan dunia ini hanya ada ditangan-Mu saja. Engkau
telah mendengar permohonan dari umat-Mu yang telah disampaikan dengan penuh kerendahan
hati.
J
: (semua jemaat
bersama-sama)
“kabulkan kiranya permohonan umat-Mu ya Allah, sekiranya yang Engkau berikan
adalah apa yang kami butuhkan, bukan apa yang menjadi keinginan duniawi semata.
Amin.
14.
PERSEMBAHAN SYUKUR
L
: Dengarlah
Firman Tuhan tentang persembahan kita “Hendaklah masing-masing memberi menurut
kerelaan hatinya jangan dengan sedih atau karena paksaan (2 Kor 9 : 7). Sebab
kamu dibebani bukanlah supaya orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada
keseimbangan, maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan
yang lain, agar kelebihan yang lain juga mencukupkan kekurangan kamu ( 2 Kor 8
: 13).
(
sementara pundi-pundi persembahan diedarkan )
MENYANYI
KJ NO 287a “Sekarang Bersyukur”
(sambil mengiringi lagu persembahan
diperagakan juga tari-tarian sejenis tamborin oleh dua orang anak yang dilatih
khusus untuk bagian ini, sampai persembahan selesai diedarkan sehimgga akhirnya
kedua anak tersebut tetap berdiri memegang kantong persembahan ketika didoakan )
15.
DOA PERSEMBAHAN
(doa
persembahan diucapkan sercara bersama oleh jemaat dan pendeta)
P+J
: “Kiranya
apa yang kami persembahkan boleh berkenan dihadapan-Mu, bisa berguna untuk
pelayanan gereja dan orang-orang yang membutuhkannya. Amin.
(sebelum
petugas menyampaikan berita jemaat, kelembutan instrumen musik kecapi dan
seruling dengan setengah suara terus mengalun)
16.
BERITA JEMAAT
17.
MENYANYI KJ 408 “Di Jalanku ’Ku Diiring”
16.
BERKAT TUHAN : (jemaat berdiri)
P : “Jemaat Tuhan,
pulanglah dengan damai sejahtera dan terimalah berkat Tuhan.
Tuhan memberkati dan melindungi engkau, Tuhan
memberikan engkau kasih karunia dan damai sejahtera.
J
: Amin, Amin,
Amin. ( dilanjutkan dengan menyanyi KJ
408 bait ke 2).
Salam Presbiter dan penyerahan kembali Alkitab.
(karna
berkaitan dengan metode dibuat kental taburan warna budaya dalam setiap bagian
dalam komposisi ibadah, maka ketika selesai berkat Tuhan instrumen kecapi dan
seruliang tetap dimainkan dengan lembut, hingga jemaat keluar meninggalkan
gedung gereja dan untuk menandai selesainya ibadah, gong/garantung kembali
dibunyikan sebanyak 3x)
Keterangan
:
Jika dalam ibadah ada acara sakramen dll. Maka perlu
diadakan penyesuaian dalam Liturgi ini. Demikian juga dengan lagu-lagu yang
digunakan, disesuaikan dengan kebutuhan tentang tema yang dipakai saat
kebaktian.
P = Pendeta/ Pelayan Firman
L = Liturgos
J = Jemaat
JP = Jemaat
Perempuan
JL = Jemaat
Laki-laki
Demikian sebuah bentuk liturgi modifikasi yang saya
buat dengan harapan untuk bisa menjadi sebuah bahan pertimbangan bagi para
pekerja gereja, dan juga kita semua yang bekerja dalam pelayanan kepada Allah,
hendaklah kiranya hati dan mata kita terbuka, bahwa melalui warisan budaya yang
telah Allah ilhamkan kepada kita, bisa kita gunakan untuk memberitakan
kemuliaan Nama-Nya dimanapun kita berada. Melalui liturgi ini saya ingin
memberikan sedikit sumbangan pemikiran untuk bisa dimanfaatkan bagi kemuliaan
nama Tuhan.
Created by :
Nama : Hendri
NIM :
10.15.52
Mata Kuliah :
Liturgika, Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Final Test
Dosen Pengampu :
Pdt. Tahan M. Cambah M.Th
[1] Fakta tersebut merupakan
pengalaman penulis yang penulis jumpai ketika mengikuti ibadah minggu di salah
satu gereja di Banjarmasin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar