Terima Kasih Anda Telah Berkunjung di Blog Obet Nego Y. Agau

Senin, 25 November 2013

Karya Penyelamatan Allah melalui Hizkia Raja Yehuda (Obet Nego)

DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS FINAL TEST
MATA KULIAH
SOTERIOLOGI
Tentang Karya Penyelamatan Allah melalui Hizkia Raja Yehuda

DOSEN PENGAMPU :
Pdt. DR Keloso S. Ugak
NAMA
OBET NEGO Y. AGAU
11.16.23
SEMESTER
V (LIMA)


SEKOLAH TINGGI TEOLOGI
BANJARMASIN-KALIMANTAN SELATAN
NOVEMBER 2013
BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang kondisi yang terjadi
            Yoas melupakan Tuhan sama sekali. Orang-orang besar Yehuda turut melupakan dan berhianat kepada Tuhan. Dengan sendirinya orang banyak atau rakyat mengikuti perbuatan dan kelakuan pemimpin-pemimpinnya. Rumah Allah ditinggalkan. Ibadat yang benar ditinggalkan sebab hatinya tidak ingin lagi. Firman yang benar disia-siakan, kata-kata dunia yang lebih ditonjolkan dikupingnya. Tuhan ditinggal sama sekali. Tuhan sendiri? Tuhan tak mungkin lupa. Seorang nabi berkata: “mungkinkah seorang ibu lupa pada akan anaknya? Nah ingatlah ! Tuhan Allah itu lebih dari seorang ibu”. Jika umatNya makin menjauh darinya, Tuhan menahannya supaya janganlah hilang sabdaNya, yang harus disampaikan kepada seluruh dunia dan kepada segenap orang.[1]
            Setelah Yoas, yang menjadi raja inilah nama-namanya. Amazia yang memerintah selama 29 tahun; Uzzia,52 tahunYotam 16 tahun, Ahas 16 tahun, lalu Raja Hizkia. Yehuda melupakan Tuhan sama sekali. Rumah yang suci bukan hanya di tinggalkan, tetapi sengaja dan sungguh ditutup. Sebelum itu kebaktian didalam Bait Allah sengaja diganti dengan kebaktian dengan berhala. Amat durhaka perbuatan itu! diluar rumah suci itu penuh mesbah-mesbah untuk dewa-dewa, sengaja diperbuat begitu akan menentang Tuhan dan ibadatnya. Dan yang berani berbuat begitu ialah Raja Ahas ayahnya Hizkia.[2]


BAB II        
ISI    
RAJA HIZKIA DARI YEHUDA

            Hizkia berlainan dengan hati ayahnya. Hizkia menyesal sekali perbuatan-perbuatan ayahnya, sebab hatinya takut dan cinta akan Allah. Untunglah! Pekerjaannya yang utama semenjak ia dinaikan menjadi raja, mengenai ibadat dan kerajaan Allah. Disadarkannya, bahwa Israel seluruhnya umatNya.  [3]
            Karya penyelamatan Allah melalui karya-Nya terhadap pemerintahan Raja Hizkia. Melalui setiap penyataan Allah untuk menolong umatnya dari serbuan Sanherib. Allah dengan penuh kasih menyertai Raja Hizkia untuk memimpin pemerintahannya di Yehuda. 
Hizkia memerintah sebagai Raja Yehuda. Sanherib menyerbu (Pasal 18; II Tawarikh 29:1-32:16)
            Hizkia, putra Ahas, naik tahta Yehuda pada usia 25 tahun. Pada permulaan pemerintahannya ia mengadakan pembaharuan rohani yang luas dengan menyelapkan berhala kafir dari negeri itu, dan membersihkan serta mentahbiskan kembali bait suci kepada peribadatan dengan Yahwe. Ia menintahkan perayaan Paskah serta mengundang oarng-orang Israel. Ia menugaskan imam-imam menurut rombongan mereka, menegakkan kembali pemberian persepuluhan, dan membangun serta mengisi lumbung-lumbung dan perbendaharaan kerajaan. Alkitab memberi laporan yang baik sekali mengenai kebangaunan rohani yang diadakan Hizkia,”. . . para imam Lewi bangun berdiri dan memberkati rakyatnya. . . dan doa mereka sampai ke kediaman-Nya yang kudus disorga”( II tawarikh30-27) “maka besarlah kesukaan di Yerusalem, karena sejak Salomo. . . tidak pernah terjadi peristiwa semacam itu di Yerusalem(II tawarikh 30-26). Dua kemungkinan diusulkan guna menerangkan kehadiran orang Israel pada Paskah yang di Hizkia: 1. Peristiwa itu berlangsung pada tahun-tahun terakhir pemerintahan Hosea dan di hadapan pembinasaan yang akan datang banyak yang nenentang pelangaran Hosea untuk mengadakan ziarah, atau 2. Peristiwa itu berlangsung sesudah pembuangan, tetapi melibatkan orang Israel yang tertinggal [4]
            Dikemukakan bahwa kesalehan Hizkia yang patut dipuji secara khusus adalah akibat ibunya, Abi yang disebut secara khusus di Alkitab. Pembaharuan-pembaharuan  yang dilakukannya dengan cepat mendapatkan tanggapan dari rakyat, sehingga mengakibatkan rasa kesatuan yang laur biasa dan sukacita yang besar. Minatnya adalah melibatkan Tuhan dalam kebutuhan-kebutuhan yang ada pada masa itu dan ketika ular tembaga buatan Musa yang dimuliakan itu merintangi hal ini, tidak segan-segan menghancurkanya(ay 4). Alkitab memcatat bahwa bait suci begitu kotor dengan puing-puing pada masa ini sehingan dibutuhkan waktu seminggu penuh bagi para imam dan kaum Lewi untuk membersikannya. Lembah Kidron digunakan sebagai tempat pembuangan.[5]
            Setelah selesai pekerjaan itu. Tidak ditunggu lama, sesudah selesai pembersihan bait suci. Berkorban dimulai. Hizkia yang memberi contoh : orang-oarng lain mengikuti perbuatan itu dengan suka hati, tidak ada paksaan. Sambil membakar dan menunjukan korban-borban itu, di pasangnya juga bunyi-bunyian untuk memeriahkan upacara yang berlaku itu, subuk dan ramai! Binatang-binatang dan orang-orang Lewi yang bergiliran pada hari itu. Demikian banyaknya.[6]
            Jitu benar tindakan Raja Hizkia! Hatinya yang terbuka akan Tuhannya membangun juga rakyatnya. Katanya kepada sekalian orang : “ sekarang kamu sudah mempersembahkan dirimu kembali kepada Tuhan; marilah, bawalah olehmu segala korban dan persembahkan puji-pujian ke Rumah Tuhan !” indah benar kebaktian sukarela  itu ! Tuhan berkenan akan melihat dan menerimanya. Tetapi juga yang menyenangkan Allah ialah, bahwa umatNya kembali kejalan yang benar. Merdu bagiNya puji-pujian yang terbit dari dalam hati tiap-tiap orang yang banyak itu. Pujian dengan bisik-bisikan, pujian dengan suara maupun bunyi dendang, sebab asalnya dari hati, maka Tuhan amat suka menyambutnya[7]
            Upacara yang bersih dan murni ! upacara seluruh umat Tuhan ?. Belum semuanya yang dekat-dekat dan yang kebetulan mengetahuinya. Oleh kerena itu bangunlah pikiran Raja Hizkia akan mengundang segenap Israel akan mengadakan Paskah. Tiada yang penting lagi, bahwa Israel terpecah menjadi dua bagian/ kerajaan. Yang sering berkelahi dan berperang-memerangi. Hizkia memikir: Bagi Tuhan tak ada bangsa yang terpecah-pecah; umatNya satu, biarpun namanya berlain-lainan. Pengormatan dan ibadat bagiNya tak layak pecah-pecah.[8]
            Berangkatlah seluruh suratnya kepada seluruh Israel. Diajaknya supaya bersama-sama merayakan Paskah di Bait Allah di Yerusalem. Terang sekali perkerjaannya, tiap-tiap orang Israel dapat mengertinya. “ Hai, segala kamu, bani Israel, kembalilah kamu kepada Tuhan, Allah Abraham, Isak, dan Israel” bunyi kiriman itu “untuk menunjukan tanganmu kepada Tuhan dan datanglah kepada kesucianNya, dan buatlah ibadat kepadaNya maka murkaNya akan undur daripada kelak”  [9]
            Memang Israel sudah bekali-kali dinganggu bangsa-bangsa lain. Karena ditinggalkan TuhanNya. Tuhan itu menyerahkannya kepada orang-orang asing. Hizkia berkata seperti itu, karena Allah dipercayainya. Orang kebanyakan sudah terlalu jauh hatinya dari Tuhan. Mereka itu mempermain-mainkan dan memperolok-olokkan undangan itu. Tetapi yang mau mengerti, datanglah dengan hati yang rendah. Diakuinya kesalahannya. Bukan berhala dan dewa-dewa, tetap Allah semesta alam yang benar. Allah yang maha cinta melepaskan nenek moyangnya dari belengu orang Mesir dan Firaun. Israel dimerdekakan dan dijadikan umatNya. Paskah itu mengingatkan mereka pada kejadian yang maha besar itu. Pertama kalinya didalam tiap-tiap rumah disembelih seekor anak domba. Malamnya sebelum berangkat meninggalkan Mesir, dimakanlah daging ternak itu dengan roti tidak beragi. Paskah yang pertama. Semalam Malaikat  Tuhan mengerlilingi seluruh tanah Mesir. Didalam rumah yang tiada menyapukan darah domba di ambang pintunya, dibunuh anak sulungnya. Segenap Mesir terkena siksa itu, hanya Israel yang bebas. Dirumah-rumah orang Mesir kedengaran ratap-tangis, tetapi itengah-tengah Israel tempik-sorak: Tuhan melepaskan umatNya! Israel merdeka.[10] 
            Paskah itu perayaan yang sangat penting, yang selanjutnya diperingati bersama-sama di rumah Tuhan di Yerusalem. Kini dirayakan lagi. Korban paskah untuk mengampuni dosa di unjukkan. Seekor anak domba dipotong; darahnya dipecikkan oleh Imam Besar pada Peti Suci, yang tersimpan didalam Kaaba. Korban-korban lain disampaikan, setelah upacara yang utama itu berakhir. Pestanya mulailah. Pesta yang besar dan mulia; sejak Raja Sulaiman karena gembira dan kesukaan yang uar biasa diperpanjang dengan tujuh hari lagi. Melulu untuk bersukaria? Ya, tapi bersuka-suka untuk TuhanNya.[11]
            Hizkia memberi teladan didalam kesukaan yang besar itu. Supaya rakyat bersuka penuht, dikaruniakanya kepada umum sejumlah seribu ekor lembu muda dan tujuh ribu ekor kambing domba, orang-orang besar dan orang mampu member sumbangan: 1000 ekor lembu dan sepuluh ribu ekor kambing domba ! kesudahanNya berbangkilah segala imam, lalu diberkatiNya seluruh orang banyak itu. Dengan tunduk kepala disambutlah berkat Tuhan itu. Masing-masing memuji Tuhan serta mengungkapkan doanya. Puian dan doa itu sungguhlah sampai pada tempat kedudukan yang suci didalam surga. Barulah pulang halayak yang besar itu kerumahnya masing-masing. Raja Hizkia teladan yang baik. Segenap bangsanya memandang kepadaNya dengan hormatnya. Tuhan dan firmanNya diikutinya, tiada ia menyimpang sebentarpun juga. Oleh karena itu disertai Tuhan akan baginda; segala musuh-musuhnya orang Filistin dan bangsa gagah berani itu, yakni Asyur dan kota-kotanya Ninewe dan Babel. [12]
            Betapa kekuatan Hizkia di Yerusalem sampai-sampai bangsa-bangsa di tundukanya begitu saja. Sanherib raja Asyur datang dengan senjata besar-besaran kearah Yerusalem. Mulai dari tapal batas negerinya yang dikembangkan kekuasaanya diatas negeri yang belum ditaklukinya. Negeri-negeri yang telah dirajainya, dikunjunginya akan meneguhkan kekuasaannya. Asyur mau menguasai seluruh dunia ! di tintahkan panglima untuk datang terlebih dahulu. Rabsake ! seorang juara perang dan juara bicara! Lebih dulu digunakan kata-kata yang lancer akan membujuk lawannya. Kalu belum berhasil, dimuntahkannya bahasa yang geram dan dahysat kepada Raja Hizkiapun dibuatnya demikian. Tetapi Yerusalem sudah diperkuat, maka sukar untuk diserang.  [13]
            Hizkia menunjukan keyakinannya akan berkat dan bantuan ilahi dengan penolakannya untuk membayar upeti kepada Asyur. Tidaklah mengherankan bahwa tindakannya diikuti oleh usaha Sanherib untuk mendapatkan upeti itu dengan kekuatan bersenjata.[14]
            Sanherib adalah putra Sargon II, ia menjadi penguasa Asyur sesudah kematian Ayahnya. Ia menyerang Yehuda hanya sesudah menaklukan Mesir. Tanggal penyerbuan yang dilakukan Sanherib diperdebatkan oleh ahli kerena kesulitan dalam menetapkan tanggal awal Hizkia memerintah. Sistem-sistem yang sekarang digunakan, termasuk Thiele, memerlukan perubahan naskah yang drastis. Tetapi, sekalipun kronologis itu, jelaslah Senherib menaklukkan dan manjarah Yehuda, serta menarik upeti yang memberatkan Hizkia. Bahkan meskipun Hizkia patuh menyerahkan harta benda bait suci untuk membayar upeti yang dikenakan. Sanherib terus mengepung Yerusalem dan pada umunya tetap bersikap suka menguasai dan mengajukan banyak persyaratan. Panglima angkatan bersenjata Senherib(sebuah gelar, bukan sebuah nama), berusaha dengan berpidato-pidato yang diteriakan dengan nyaring untuk menakut-nakuti para penjaa tembok Yerusalem. Siasat demikian gagal karena prajurit-prajurit Hizkia setia sekali.[15]
            Pengalian di Lakhis (ayat 4) sesungguhnya mempertegas bahwa kota ini menanggung bagian yang terberat dari serbuan yang dilakukan Sanherib. Sebaliknya di Niniwe, Sanherib mempersiapkan sebuah batu peringatan dengan gambar timbul yang menunjukan bagaimana ia merebut kota itu dan menaklukan semua pembelanya. Lakhis pada waktu itu merupakan sebuah kota besar, yang luasnya sekitar 8,36 ha. Sisa-sisa kota itu mencakup bukti-bukti dari istana besar dengan lumbung-lumbung kerajaan yang luas yang dihubungkan dengannya. Sebuah kuburan besar di Lakhis berisi kumpulan tulang-tulang itu member kesan bahwa tubuh-tubuh yang sudah menjadi busuk dikumpulkan lalu dilemparkan kedalam lubang yang sama.[16]
            Rujukan sambil lalu kepada bahasa Aram(Ayat 26) merupakan hal yang menarik sekali bagi para ahli. Terlihat bahwa duta-duta yang diutus Hizkia mampu berbicara bahasa Aram, tetapi mereka menganggap bahwa bahasa itu tidak dimengerti oleh rakyat biasa. Pada zaman Kristus, bahasa Aram merupakan bahasa sehati-hari, dalam bahasa Ibrani dipakai untuk upacara-upacara keagamaan yang khusus saja. Selama masa ini, termasuk hari-hari suram dari pengepungan Yerusalem, Nabi Yesaya. Ia melayani Hizkia sebagi penasihat dan pembimbing rohani, kemungkinan juga Nabi Mikha berada di Yerusalem pada masa ini, dan bahwa ia menulis kitabnya selama kota itu terkepung.[17]
Nasib pasukan-pasukan Sanherib ( Pasal 19; II Tawarikh 32:17-23; band. Yes 37)
            Pengepungan Yerusalem oleh Sanhrib sebenarnya berkembang menjadi suatu perang suci bagi Yehuda karena Asyur menantang Yahwe. Pada waktu Sanherib mengirimkan sehelai surat ancaman kepada Hizkia, raja menyerahkan situasi itu kepada Allah dengan membawa surat itu ke bait suci dan membentangkannya kehadapan Tuhan. Setelah itu, Yesaya menjanjikan campur tangan ilahi dan pembebasan bagi Yehuda.  Malam itu, Allah mengutus malaikat kematian keseluruh perkemahan Asyur, dan pagi hari itu terdapat 185.000 prajurit Asyur yang gugur.” Malaikat Tuhan” disebut dengan cara yang sama seperti malaikat maut yang mengunjugi orang-orang Mesir sewaktu sepuluh tulah itu. Sanherib meninggalkan Palestina dengan sangat tergesa-gesa, karena ayat 36 secara harafiah berbunyi, ”ia membongkar kemah, berangkat, dan pulang”. Ditempat lain, Alkitab mengatakan tentang Sanherib, “ia kemalu-maluan kembali ke negerinya”( II Tawarikh 32:21).[18] 
            Sanherib hidup selama beberapa waktu lagi sesudah kekalahahnya di Yehuda, tetapi Alkitab menjelaskan bahwa ia tidak lagi berusaha menyerang orang-orang Yahudi. Pukulan Allah yang berakhir terhadap Sanherib datang kemudian ketika putra-putranya sendiri dibunuhnya. Dewa Asyur, Nisrokh, yang dalam kuil Sanherib sedang beribadah sewaktu pembunuhannya, adalah dewa rajawali yang kerap kali digambarkan pada monument-monumen Asyur. Kematian Sanherib yang memalukan sesudah kekalahannya yang sangat merugikan tampaknya semakin mencemarkan dewa kafir yang dihormatinya.[19]
            Sebuah laporan tentang berbagai penaklukan yang dilakukan Sanherib. Silinder tanah liat yang dipanggang ini terpelihara dengan baik sekali dan bertuliskan bentuk baji pada enam sisinya. Silinder ini menyatakan bahwa rakyat yang ditahlukkannya menyetujui untuk menjadi budak dan membayar upeti. Sumber-sumber dari Mesir menyebutkan kekalahan yang dialami Sanherib dalam pertikaian Yehuda, tetapi menyatakan bahwa kemenangan itu tercapai karena Mesir. Dilaporkan bahwa dewa orang Mesir mengirim tikus-tikus ke perkemahan orang Asyur untuk mengerat tali busur mereka sehingga menghalagi mereka bertempur [20]
Penyakit dan kemudian kematian Hizkia (pasal 20; II Tawarikh 32:23:24-33; band.Yes 28)
            Beberapa ahli berkesempulan bahwa penykit yang di alami Hizkia bukanlah suatu peristiwa kemudian, tetapi sebenarnya terjadi setelah masa pengempungan Yerusalem oleh Sanherib. Pandangan ini didasarkan pada ayat ke 6 yang agak masuk akal “aku melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur” dalam kejadian ini, penyakit yang diidapkan Hizkia agaknya digambarkan sebagi cambuk Allah agar mengakibatkan raja itu sekali lagi mengadakan hubungan doa yang memadai dengan Allah, dengan penyakit ini, dan melalui pelayanan Nabi Yesaya, Allah menyampaikan pelajaran yang perlu. Melalui perantaraan Nabi Yesaya, dan dalam suatu ujian ketaatan yang melibatkan segumpal buah ara, Allah memberi kesembuhan pada Hizkia. Sebagai bukti dari kenyataan kesembuhan itu, Allah menyebabkan alat penunjuka waktu dengan bantuan sinar matahari itu mendur sepuluh derajat. Makna yang yang tepat dari kejadian ini diperdebatkan oleh para ahli, tetapi hasil keseluruhanya cukup jelas. Di antara sebagian ahli, pembalikan alat penunjuk waktu tadi dikaitkan dalam kronologi bumi dengan hari yang diperpanjang zaman Yosua. Sungguh menarik untuk dilihat bahwa sekalipun Alkitab tidak mencatat doa Hizkia pada kesempatan ini, tanggapan Allah telah dicatatnya, “ Telah kudengar doamu dan telah kulihat air matamu”(ayat 5)[21]    
            Sekalipun Raja Hizkia berhasil menghadapi tantangan rohani dan militer yang diakibatkan oleh permusuhan yang dasyat dari orang-orang Asyur, tanggapannya terhadap persetujuaan yang hangat dari orang-orang Babel dapat dinyatakan suatu kegagalan. Rupanya, orang-orang Babel sangat terkesan dengan mujizat alat penunjuk waktu dengan bantuan matahari itu, sehingga mereka mengadakan perjalanan ke Yehuda. Alkitab mencatat “Demikian juga utusan-utusan raja Babel datang kepadanya untuk menanyakan tanda gaib yang terjadi di negeri ketika itu Allah meninggalkan dia untuk mencobainya, supaya mengetahui isi hatinya” (II Tawarikh 32:31). Dengan  demikian kurang bijaksanaan Hizkia menunjukan harta bendanya kepada tamu-tamunya itu.[22]  
            Raja Hizkia digoda bisul yang berbahaya sekali. Bisul yang berbisa, sehingga terancam benar keselamatannya. Tiada berapa lama datanglah Nabi Yesaya mengatakan, bahwa ini sudah takdir Tuhan, Hizkia akan meninggal. Ini merupakan kehendak yang Maha Kuasa. Allah tak akan membiarkanya lama lagi dalam hidupnya. Permohonan Hizkia dengan Allah oleh perantaraan Yesaya diberitakan bahwa Hizkia diperbolehkan hidup selama 15 tahun. Sakitnya sembuh dan diobati mengunakan segumpal buah ara yang diletakan di atas bisulnya. Sehingga Raja Hizkia menjadi sembuh kembali.
            Satu faktor dalam kegagalan Hizkia mungkin berhubungan dengan asal usul harta bendanya. Dalam serbuan yang dilakukan Sanherib, Hizkia terpaksa menyerahkan seluruh kekayaan nasional, sehingga yang ditunjukannya kepada orang-orang Babel adalah kekayaan yang baru diperoleh. Karena itu, kemungkinan Hizkia menyiratkan bahwa karena usahanya sendiri ia memperoleh segalanya yang dipertontonkannya itu. Secara keseluruhan, Allah bersikap toleran terhadap kegagalan Hizkia ini, dan Alkitab memberi kesaksian tentang orang ini “ ia percaya kepada Tuhan, Allah Israel, dan di antara semua raja-raja Yehuda, baik yang sesudah dia maupun yang sebelumnya, tidak lagi ada yang sama seperti dia. Ia terpaut kepada Tuhan, tidak menyimpang daripada mengikuti Dia”(II Raja-Raja 18:5,6).[23]



BAB III
PENUTUP
Aplikasi saat ini
            Kita harus menyadari sesungguhnya bahwa otoritas kita seluruhnya hanya dipegang oleh ALLAH. ALLAH ingin menyatakan KasihNya dalam setiap pribadi kita masing-masing. ALLAH bisa memakai siapa saja atau apa saja untuk menolong umat yang dikasihiNya. Kita melihat karya penyertaan ALLAH melalui Raja Hizkia. Raja Hizkia diberi hikmat oleh ALLAH untuk memimpin bangsa dengan sangat baik. Kita harus belajar sisi baik dari Hizkia. Bagaimana dia taat dan setia dalam kehidupannya. Menyerahkan segala permasalahan hidup kepada ALLAH sebagai sumber dari pertolongan( Penyelamatan). Ia sadar otoritas ALLAH lebih berkuasa dari segala apapun yang ada didalam kehidupan dia dan bangsanya. Penanaman nilai ini harus ada didalam diri manusia. Jangan ada manusia yang bermegahkan diri dihadapan ALLAH. Kita harus bertindak sesuai dengan bagaimana karya kehendak ALLAH. Kehidupan kita harus berfokus pada ALLAH. ALLAH lah yang menjadi kompas kehidupan atau pemberi petunjuk. Dia juga yang menyelamatkan umat-Nya.  



[1] Sabda Lama (didalam hikayat Perjanjian Lama), S. M. A Pasariboe, BPK Kwitang-Jakarta,
Hal 117.
[2] Sabda Lama (didalam hikayat Perjanjian Lama), S. M. A Pasariboe, BPK Kwitang-Jakarta,
Hal 117.
[3] Sabda Lama (didalam hikayat Perjanjian Lama), S. M. A Pasariboe, BPK Kwitang-Jakarta,
Hal 117.
[4] Kitab-Kitab Sejarah, L.Thomas Holdcrft, Yayasan Penerbit Gandum Mas,
 hal 193-194.
[5] Kitab-Kitab Sejarah, L.Thomas Holdcrft Yayasan Penerbit Gandum Mas,
 hal 194-195.
[6] Sabda Lama (didalam hikayat Perjanjian Lama), S. M. A Pasariboe, BPK Kwitang-Jakarta,
Hal 118.
[7] Sabda Lama (didalam hikayat Perjanjian Lama), S. M. A Pasariboe, BPK Kwitang-Jakarta,
Hal 118.
[8] Sabda Lama (didalam hikayat Perjanjian Lama), S. M. A Pasariboe, BPK Kwitang-Jakarta,
Hal 118-119.
[9] Sabda Lama (didalam hikayat Perjanjian Lama), S. M. A Pasariboe, BPK Kwitang-Jakarta,
Hal 119.

[10] Sabda Lama (didalam hikayat Perjanjian Lama), S. M. A Pasariboe, BPK Kwitang-Jakarta,
Hal 119.

[11] Sabda Lama (didalam hikayat Perjanjian Lama), S. M. A Pasariboe, BPK Kwitang-Jakarta,
Hal 120.

[12] Sabda Lama (didalam hikayat Perjanjian Lama), S. M. A Pasariboe, BPK Kwitang-Jakarta,
Hal 120.

[13] Sabda Lama (didalam hikayat Perjanjian Lama), S. M. A Pasariboe, BPK Kwitang-Jakarta,
Hal 120.

[14]Kitab-Kitab Sejarah, L.Thomas Holdcrft Yayasan Penerbit Gandum Mas,
 hal 195.
[15] Kitab-Kitab Sejarah, L.Thomas Holdcrft Yayasan Penerbit Gandum Mas,
 hal 195.
[16] Kitab-Kitab Sejarah, L.Thomas Holdcrft Yayasan Penerbit Gandum Mas,
 hal 195.
[17] Kitab-Kitab Sejarah, L.Thomas Holdcrft Yayasan Penerbit Gandum Mas,
 hal 195-156.
[18] Kitab-Kitab Sejarah, L.Thomas Holdcrft Yayasan Penerbit Gandum Mas,
 hal 196.
[19] Kitab-Kitab Sejarah, L.Thomas Holdcrft Yayasan Penerbit Gandum Mas,
 hal 195.
[20] Kitab-Kitab Sejarah, L.Thomas Holdcrft Yayasan Penerbit Gandum Mas,
 hal 196.
[21] Kitab-Kitab Sejarah, L.Thomas Holdcrft Yayasan Penerbit Gandum Mas,
 hal 197.
[22] Kitab-Kitab Sejarah, L.Thomas Holdcrft Yayasan Penerbit Gandum Mas,
 hal 197.
[23] Kitab-Kitab Sejarah, L.Thomas Holdcrft Yayasan Penerbit Gandum Mas,
 hal 198.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar