Langkah-Iangkah Pengambilan Keputusan Etis
Apabila menghadapi situasi problematik, seseorang
harus mengerti teori dasar pengambilan keputusan yang berkisar 6 langkah,
yakni:
a.
identifikasi masalah dan membuat definisinya;
b.
Mengumpulkan dan mengolah data, sehingga tersedia
informasi yang terakhir, lengkap, dapat dipercaya, tersimpan baik sehingga
mudah ditelusuri kembali apabila diperlukan;
c.
identifikasi berbagai alternatif yang mungkin
ditempuh;
d.
menganalisa dan mengkaji setiap altematif yang
nampak terbaik dalam arti mendatangkan manfaat yang paling besar sesuai dengan
asas maksimal atau yang mengakibatkan kerugian yang paling kecil sesuai dengan
asas minimal;
e.
melaksanakan keputusan yang diambil
f.
menilai apakah hasil yang diperoleh sesuai dengan
harapan dari rencana atau tidak.
Hal-hal
yang Harus Ditempuh dalam Pengambilan Keputusan Etis
a.
Pendekatan Interdisipliner
seseorang memanfaatkan berbagai ragam keterampilan
dan pengetahuan.
b. Proses
Sistematik
Artinya, dalam pengambilan keputusan etis harus
menempuh langkah-langkah secara unit, terperinci, atomis (sekecil-kecilnya) dan
holistik (meliputi keseluruhan).
c. Proses
Berdasarkan Informasi
Artinya memanfaatkan perkembangan informatika
dengan 3 segi yakni, perangkat keras, perangkat lunak dan perangkat insani.
Kita harus dapat membedakan antara data dengan informasi. Data adalah
bahan-bahan masukan yang masih harus diolah sehingga berubah sifatnya menjadi
informasi. Data tidak mempunyai nilai intrinsik atau hakiki dalam proses
pengambilan keputusan, tetapi informasi dapat memberi sumbangan dan mempermudah
pengambilan keputusan.
d.
Memperhitungkan Faktor-faktor Ketidakpastian
Artinya berusaha menekan risiko yang merugikan atau
ketidakpastian. Itulah sebabnya, proses pengambilan keputusan selalu dihadapkan
kepada situasi probabilitas.
e.
Perhatian pada Tindakan Nyata
Artinya tindakan itu menjembatani antara pemecahan
masalah dengan pengambilan keputusan.
5. Beberapa Model Pengambilan Keputusan Etis
a. Model
Optimasi
mempertimbangkan keterbatasan yang ada, kemudian
berusaha memperoleh hasil terbaik yang paling mungkin dicapai. Untuk itu harus
didasarkan atas kriteria maksimal, minimal, melewatkan kesempatan tertentu,
probabilitas nilai materi yang diharapkan dan manfaat.
b. Model
Satisficing
Model ini merupakan pengambilan keputusan yang
didasarkan pada hasil yang diharapkan atau memadai (cukup dan memuaskan) meski
dalam standar minimal. Dalam model ini, usaha ditujukan pada apa yang mungkin
di-lakukan "kini" dan "di sini" dan tidak mengejar yang
optimal yang tidak mungkin dicapai.
c. Model
Mix Scanning
Model ini adalah gabungan antara pendekatan yang
berdasarkan rasionalitas yang tinggi dengan inkremental (mengingat kemampuan
yang ada dan memusat pada pengurangan dampak kelemahan yang nyata dan harus
segera dihadapi) yang praktis. Gabungan ini diharapakan saling mengisi.
d. Model
Heuristik
Model ini berkaitan dengan keputusan-keputusan yang
tidak terprogram, tetapi merupakan kajian tentang interrelasi antara teknik
dengan inteligensia buatan, dalam menangani masalah yang tidak dirumuskan
secara tepat. Model ini berdasarkan rasionalitas, yang mana faktor-faktor
internal yakni subjektifitas seseorang sangat berpengaruh dalam mengambil
keputusan. Faktor-faktor internal itu antara lain konsep-konsep yang dimiliki
berdasarkan persepsi sendiri tentang situasi problema yang dihadapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar