MAKALAH
DIBUAT
UNTUK MEMENUHI TUGAS
PENGANTAR
HERMENEUTIKA PERJANJIAN LAMA II
Dosen
pengampu :
Pdt.
Bimbing Kalvari M.Th
Oleh:
Pransiska
11.16.27
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI
GEREJA KALIMANTAN EVANGELIS
BANJARMASIN 2012
Ø PEMBAHASAN
KITAB NAHUM
v Latar Belakang
Namun memasuki zaman nabi nahum,
semuanya berubah, kehidupan orang-orang Niniwe kembali seperti saat mereka
belum bertobat. Mereka mulai menentang Tuhan dan melakukan kejahatan terhadap
Tuhan. Melihat gelagat yang tidak berkenan tersebut, melalui Nahum, Tuhan
menyatakan ketidaksenangan-Nya. Allah murka terhadap cara hidup orang-orang
Niniwe. Intinya Pada zaman Nabi Yunus, penduduk Niniwe bertobat. Tetapa lama
kelamaan mereka terjerumus lagi ke dalam kejahatan yang lebih besar. Dalam
Kitab Yunus ditunjukkan kesabaran Allah. Dalam kitab nahum ditunjukkan
kemarahan Allah.
Kitab Nahum tentang malapetaka untuk
Asyur dan menghibur bangsa-bangsa yang diancam dan dirugikan oleh bangsa Asyur
termasuk Yehuda. Kitab Nahum memiliki keunikan sekaligus
kesamaan dengan kitab Para Nabi yang lain. Sebagian besar Nabi adalah Pengkhotbah
dan nubuat-nubuat mereka yang semula disampaikan secara lisan selanjutnya
dituliskan dalam sebuah Kitab. Hal ini berbeda dengan Nahum. Ia lebih sebagai
seorang penulis daripada pengkhotbah.
Kitab Nahum juga memiliki kesamaan
dengan kitab lain. Kesamaan ini terutama berhubungan dengan Kitab Yunus. Nubuat
dalam kitab ini sama-sama ditujukan secara eksklusif pada satu bangsa kafir,
yaitu penduduk Niniwe (Yun 1:2;Nah 1:1). Perbedaannya terletak pada respon
terhadap berita penghukuman yang dibawa oleh dua Nabi Allah ini. Kalau pada
abad ke-8 SM Yunus berkhotbah dengan enggan tetapi penduduk Niniwe berkabung
dan bertobat sehingga diselamatkan dari murka Allah, sekitar satu abad
sesudahnya Nahum memberitakan penghukuman tetapi Niniwe akhirnya benar-benar
dimusnahkan oleh Allah.
v Tentang Nabi Nahum
Nahum adalah salah satu Nabi Perjanjian
Lama yang berkarya sebelum bangsa israel (Yehuda) ditaklukkan dan penduduknya
dibuang ke Babel. Nahum adalah pengarang sastra yang sangat baik, hanya sedikit
penyair dalam Perjanjian Lama yang menyainginya.[2] Penulis Kitab Nahum ialah Nabi Nahum. Ia hidup
pada masa yang sama dengan Nabi Yeremia. Nahum seorang nabi yang memperkenalkan
dirinya orang Elkosh atau Elkosy (Nah 1:1). Dalam bahasa ibrani Nahum berarti “penghiburan”
atau “dihibur oleh Tuhan”. Nahum mempunyai misi untuk memberitakan penghakiman
Allah yang akan datang melawan Niniwe dan penghiburan Allah atas Israel. Tidak diketahui apa-apa tentang nabi ini
kecuali ia berasal dari elkosy (nah 1:1), sebuah kota kecil yang tempatnya
tidak diketahui.[3]
Nahum memberitakan nubuatnya sebelum kejatuhan Niniwe. Melalui Nabi Nahum,
Allah telah mengumumkan rencana penghancuran kota Niniwe.
Nabi Nahum menubuatkan kejatuhan
kerajaan Asyur dan Niniwe, ibukotanya. Asyur yang sangat berkuasa telah membuat
sejumlah bangsa lain menderita, termasuk umat israel. Asyur memang telah menyerang
dan mengalahkan Kerajaan Israel Utara
pada tahun 722 SM, menawan banyak penduduknya ke pembuangan. Selama
seratus tahun berikutnya, Asyur menjadi ancaman bagi Kerajaan Selatan (Yehuda).
Namun, Nahum menenangkan penduduk Yehuda bahwa Allah segera akan membebaskan
mereka dari belenggu-belenggu Asyur, sehingga mereka bisa menikmati damai dan
merayakan hari-hari keagamaan mereka.
Nahum bernubuat setelah jatuhnya
kota Tebe, di Mesir, pada tahun 662 sM (bdk Nahum 3:8), dan sebelum jatuhnya
kota Niniwe pada tahun 612 sM. Di mana Kota Tebe adalah ibu Kota Mesir yang
kaya dan makmur selama lebih dari seribu tahun hingga tahun 663 SM,ketika raja
Asyurbanipal merebutnya. Nahum bernubuat pada masa antara dua peristiwa, yakni
jatuhnya Kota Tebe ketangan pasukan Asyur dibawah pimpinan Asyurbanipal pada
tahun 663 sM (Nah 3:8-10) dan hancurnya kota besar Niniwe pada tahun 612 sM.
Nahum melaksanakan tugasnya sebagai nabi sekitar tahun 615 SM. Pada saat ia
berkarya, israel berada dalam kekuasaan bangsa Asyur.
Berbeda dengan warta Nabi pada
umumnya, pewartaan Nahum menekankan pada kecongkakan, kesombongan, kekejian dan
penindasan yang dilakukan oleh bangsa Asyur. Ia mewartakan penghukuman Yahwe
akan segera datang bagi kota yang jahat itu. Wartanya merupakan harapan, doa
dan pujian dari umat israel (Yehuda) kepada Allah.
Nahum mempunyai dua tujuan dalam
kitab nubuat ini:
1.
Allah memakai dia untuk
memberitakan datangnya kebinasaan ibu kota Asyur, Niniwe, yang kejam dan jahat.
Tidak ada bangsa sekejam Asyur yang dapat berharap akan lolos dari hukuman
Allah.
2.
Pada saat yang bersamaan, Nahum
memberitakan penghiburan untuk umat Allah sendiri. Hiburan ini tidak diperoleh
karena melihat darah musuh yang tertumpah, tetapi karena mengetahui bahwa Allah
sedang menegakkan keadilan di dunia dan suatu hari akan mendirikan kerajaan
damai-Nya.
v Mengenai Kota Niniwe
dan Pemerintahannya
Kota kuno Niniwe terletak di dekat
Sungai Tigris, di Mesopotamia Utara. Mungkin orang sudah mendiami Niniwe
sebelum tahun 3000 SM. Niniwe dibangun dan didiami kembali berkali-kali pada
abad-abad sebelum sanherib menjadikannya sebagai ibu kota kerajaan Asyur yang
sedang berkembang tahun 705 SM.
Penelitian arkeologis selama lebih
dari seabad di Niniwe telah menunjukkan kemegahan ibukota Asyur selama masa
kejayaan Asyur di bawah pemerintahan Sanherib (kira-kira 705-681 sM), Esardon (kira-kira
681-669 sM) dan Asyurbanipal (kira-kira 669-633 sM). Di bawah Raja Esarhadon
dan Asyurbanipal, kekuatan Asyur terus bertumbuh dan menancapkan pengaruhnya
sampai ke Mesir. Selama masa itu, Niniwe merupakan kota yang paling berpengaruh
di dunia dan menjadi sebuah pusat perdagangan dan kebudayaan.
Saat itu, Niniwe adalah kota terkuat di dunia
yang dikelilingi oleh tembok setinggi 100 kaki (lebih dari 30 m) yang lebarnya
bisa memuat empat kereta kuda dikendarai secara berjajar. Di beberapa tembok
tersebut, terdapat menara yang tingginya 100 kaki di atas tembok kota sebanyak
200 menara.[4]
Lagipula tembok tersebut di kelilingi oleh parit yang lebarnya 150 kaki (lebih
dari 45 m) dan dalamnya 60 kaki (lebih dari 18 m).
Kemegahan-kemegahan lain diantaranya
termasuk tembok besar sepanjang 13 km yang didirikan oleh Sanherib, sistem
pengairannya termasuk salah satu saluran buatan yang terkuno dan istana
Asyurbanipal serta perpustakaan kerajaannya yang menampung lebih dari 20.000
lempengan tanah liat yang dijemur untuk membuat batu bata yang digunakan untuk
membuat tembok. Perpustakaan yang sangat besar ini ditemukan oleh para arkeolog
2500 tahun sesudah masa hidupnya. Begitu pula halnya dengan Asyurbanipal yang
menjadikan Niniwe tempat tinggalnya yang utama. Pahatan gambar-gambar timbul di
istananya. Dimana pada saat itu Asyur yang sedang berada dalam puncak kejayaan
pemerintahnya, yang memancarkan kesombongan, kemakmuran dan kekuasaannya. Dengan
kondisi kota semacam itu, pada zaman nabi nahum, tidak terbayangkan bagaimana
kota Niniwe bisa dihancurkan oleh musuh. Bangsa Niniwe mengira bahwa kota
mereka tidak akan terkalahkan oleh apapun juga. Namun, kekayaan serta kekuatan
yang hebat itu tidak dapat menyelamatkan mereka.
Di zaman dahulu bangsa Asyur terkenal
sangat kejam, bengis, congkak dan tidak bermoral terhadap para tawanan perang
mereka. Setelah menyerbu sebuah kota, mereka tanpa mengenal ampun akan
membantai ratusan orang dan mengangkut sisanya ke berbagai bagian kerajaan
mereka. Ketika menuju ke tempat pembuangan makin banyak lagi yang tewas akibat
perjalanan berat dan sangat melelahkan (bdk Nah 3:3). Para pemimpin kota dan
bangsa yang dikalahkan disiksa tanpa belas kasihan dan akhirnya di bunuh. Allah
memakai orang Asyur yang jahat ini sebagai pelaksana hukuman untuk membinasakan
ibu kota Israel, samaria dan mengangkut kerajaan utara ke dalam pembuangan.
Asyur melakukan banyak kekacauan di
seluruh wilayah kekuasaannya, termasuk di wilayah Yehuda. Raja-raja Asyur
adalah raja-raja yang suka berperang. Dengan kejam mereka memusnahkan
bangsa-bangsa yang berani memberontak melawan mereka, menuntut pajak yang berat, dan tidak
berkompromi terhadap pembatalan perjanjian. Asyur memerintah dengan keras dan
kejam.
Niniwe
dikalahkan oleh bangsa Medes dan Babel sekitar 600 tahun SM. Seperti yang telah
dinubuatkan oleh Nabi Nahum bangsa yang menetang Allah akan mendapat hukuman.
Nubuat Nabi Nahum digenapi saat banjir yang membuat sungai tigris meluap dan
menghancurkan sebagian tembok kota Niniwe, sehingga bangsa Babel bisa menyerbu
masuk melalui tembok-tembok yang runtuh, lalu bangsa itu menjarah dan juga
sebagian kota itu dihanguskan oleh api. Banjir merupakan hukuman Allah atas
Asyur bagaikan air bah yang tidak dapat dihentikan. Kejahatan penduduk kota
Niniwe yang luar biasa membuat rencana hukuman kali ini tidak ditunda lagi.
Keadilan Allah tidak ragu-ragu untuk menjatuhkan hukuman. Allah berkuasa untuk
melaksanakan apa yang Ia janjikan (baik berkat maupun hukuman) dan Dia setia
memegang janjiNya. Tidak ada yang bisa menghalangi Allah untuk menghukum bangsa
yang tidak taat, tidak tembok-tembok kota, tidak juga sungai yang
mengelilinginya, tidak juga pasukan Asyur. Penghancuran kota Niniwe begitu
tandas tidak bersisa sama sekali. Tahun 1945 para arkeolog menggali puing-puing
kota besar Niniwe itu. Mereka menemukan sisa-sisa istana yang dahulu begitu
indah, juga ribuan prasasti yang mengisahkan sejarah Asyur. Niniwe menjadi
timbunan puing yang sunyi sampai sekarang, pada masa ini menjadi padang rumput
bagi kawanan ternak.
v Tema
Di dalam Kitab Nahum
-
Allah itu sabar dan
mengasihi.
-
Baik pujian bibir
maupun karya tangan, bersama-sam memampukan kita untuk menyembah Allah.
-
Satu orang yang
dipimpin Allah adalah mayoritas.
-
Janji Allah adalah past
baik berkat maupun penghukuman.
-
Kita tidak seharusnya
bersandar pada kekuatan kita tetapi pada Dia Allah yang luarbiasa.
-
Pembalasan adalah hak
yang disimpan dan diperuntukkan bagi Allah saja.
v Isi Kitab Nahum
Gambaran isinya secara garis besar
adalah:
1. Gambaran
tentang kedatangan Tuhan yang akan melaksanakan hukumanNya ditengah-tengah
bangsa-bangsa (Nah 1)
2. Gambaran
tentang keruntuhan Niniwe (Nah 2-3)
Secara
sederhana, kitab ini dapat dibagi ke dalam tiga bagian tema besar yakni:
Nahum 1:2-8 : menonjolkan
aspek dari sifat YHWH
Nahum 1:9-2:2 : restorasi atau pemulihan Israel dan Yehuda dari
penyerbuan yang mereka alami
Nahum 2:3-3:19 : kehancuran kota Niniwe, ibukota kerajaan Asiria
Versi
lain menggambarkan struktur kitab ini sebagai berikut:
Nahum 1:2-14 : Pemberitahuan umum akan penghukuman Niniwe. Nubuat
yang tegas dari Allah melalui Nahum untuk melawan dan menghukum Niniwe
memastikan kedaulatan Allah. Niniwe akan mengalami keganasan murka Allah
sehingga penindasan terhadap kota itu akan dirasakan dengan segera.
Nahum 2:1-14 : Gambaran penghakiman Allah atas Niniwe. Penghakiman
Allah ini digambarkan dengan realitas luka dan darah yang jauh lebih buruk dari
rasa sakit, panik, atau malapetaka yang disebabkan oleh
gerombolan perampok bersenjata. Murka atau amarah digambarkan dengan hebat.
Nahum 3:1-19 : Kepastian penghakiman atau penghukuman Niniwe. Dengan
sebuah pertanyaan retoris (bdk. 3:7), Nahum menegaskan akan kepastian datangnya
penghukuman Allah. Kepastian akan penghukuman Allah ini disebabkan oleh dosa
mereka dan sebuah seruan kejatuhan dan kelemahan Niniwe.
Secara rinci, bagian-bagian dalam kitab Nahum dapat
dilihat dalam skema sebagai berikut:
Judul (Nahum 1:1)
Mazmur pujian terhadap Allah (Nahum 1:2-8)
Yahwe-sebagai Allah yang pencemburu (Nahum 1:2-3a)
Yahwe-Allah sang pencipta (Nahum 1:3b-5)
Yahwe-Allah sang pengasih dan hakim (Nahum 1:6-8)
Tanggapan atau jawaban atas nubuat (Nahum
1:9-2:3)
Kata-kata perdebatan dan ramalan penghakiman atas Asiria
(Nahum 1:9-11)
Sabda
keselamatan bagi yehuda (Nahum 1:12-13)
Sabda penghakiman atas Raja Asiria (Nahum 1:14)
Sabda keselamatan bagi Yehuda (Nahum 2:1,3)
Kata-kata penghakiman terhadap Niniwe (Nahum 2:2,
4-11)
Nyanyian sindiran melawan Niniwe (Nahum 2:12-14)
Sabda penghakiman melawan Niniwe (Nahum 3:1-7)
Perbandingan kejatuhan Niniwe dengan Tebe (Nahum
3:8-13)
Peringatan bagi Niniwe (Nahum 3:14-17)
Kesukacitaan atas takluknya Niniwe (Nahum 3:18-19)
v Nilai-nilai sastra
Nahum
menggunakan banyak kiasan yang wajar dan singkat, misalnya dayang-dayang istana
yang:
“mengaduh
seperti suara merpati
Sambil memukul-mukul
dada,”(Nah 2:7)
Benteng-benteng
Asyur disamakan dengan pohon-pohon ara yang berbuah:
“jika diayunkan, maka jatuhlah
buahnya
ke
dalam mulut orang yang hendak memakannya.”(Nah 3:12)
Nahum
juga memakai sekurang-kurangnya dua kiasan panjang:
§ Niniwe
disamakan dengan tempat persembunyian di mana singa betina dan anak-anaknya
mondar-mandir dengan gelisah sementara menunggu singa jantan pulang dengan
mangsanya (Nah 2:11-12). Yang menggambarkan Asyur yang mempertahankan diri
dengan menaklukkan bangsa-bangsa asing setiap tahun;
§ Niniwe
bukan lagi pelacur cantik yang menggoda bangsa-bangsa menuju kehancuran; Niniwe
sekarang menjadi tontonan dunia, ketelanjangannya tidak tertutupi, ia dilempari
dengan sampah oleh orang-orang yang lewat dan tidak seorangpun memperdulikannya
(Nah 3:4-7).
Walaupun
Nahum ahli sastra, namun Kitab Nahum tidak termasuk tulisan Perjanjian Lama
yang terbesar, oleh karena jenis temanya.
v Penggenapan Dalam Perjanjian
Baru
Perjanjian
Baru secara langsung memakai kitab ini. Satu-satunya ayat yang mungkin dikutip
dalam Perjanjian Baru ialah Nah 1:15; sebuat ayat yang dipinjam Nahun dari Yes
52:7. Paulus memakai kiasan “eloknya kaki” untuk menekankan bahwa sama seperti
seorang pembawa berita dalam Perjanjian lama diterima dengan penuh sukacita
oleh umat Allah ketika menyampaikan kabar baik damai sejahtera dan pembebasan
dari musuh mereka, yaitu Asyur (Nahu 1:15) dan Babel (Yes 52:7), demikian pula
pengkhotbah perjanjian yang baru membawa kabar baik pembebasan dari belenggu
dosa dan kuasa iblis melalui Yesus Kristus (Rom 10:15). Kitab Nahum juga
menggarisbawahi amanat Perjanjian Baru bahwa Allah tidak akan membiarkan
orang-orang berdosa bebas dari hukuman (Nah 1:3).
v Ajaran-Ajaran Utama
Dalam Kitab Nahum:
ü Nahum
memberitakan hukuman atas bangsa niniwe dan hal itu justru merupakan pembebasan
bangsa yehuda dari penindasan. Nahum melukiskan kebesaran Allah sebagai raja
yang sabar dan berkuasa atas seluruh dunia, tetapi Allah jiga adil dan suci
sehingga Ia menghukum kejahatan. Allah yang mahakuasa membalas perbuatan yang
jahat dengan penghukuman yang keras.
ü Gambaran
tentang hukuman atas bangsa niniwe yang tidak mau bertobat. Nabi nahum
menggambarkan bahwa kota niniwe akan direbut, dikepung, dijajah, dan
dihancurkan sehingga tidak ada lagi orang yang membangunnya (nah 2:1-13).
ü Sebab-sebab
hukuman atas kota niniwe. Di sini nabi nahum menjelaskan bahwa pemusnahan kota
niniwe disebabkan karena bangsa itu tidak mau bertobat dari keserakahan serta
kejahatan-kejahatan. Dan sebagai hukuman Allah terhdap dosa bangsa itu maka
kota niniwe dihancurkan.
Kesimpulan:
1)
Kitab nahum mengajarkan
bahwa Allah adalah Allah yang mahapengampun dan panjang sabar, tetapi Ia juga
adalah Allah yang penuh kemurkaan terhadap bangsa atau orang yang tidak mau
bertobat dari dosa-dosanya.
2)
Kehancuran kota niniwe
merupakan peringatan terhadap bangsa-bangsa yang tidak mau mengenal Allah.
3)
Allah membalaskan
perbuatan manusia sesuai dengan perbuatannya.
v Pokok Ajaran Teologis Kitab Nahum
Ada beberapa pkok ajaran teologis singkat yang dapat ditemui dalam kitab nahum yakni sebagai berikut:
1. Syair
pertama dari kitab ini menggambarkan Allah sebagai hakim untuk seisi dunia
sekaligus Allah yang pencemburu, pembalas dan pendendam bagi mereka yang
bersalah. Allah yang maha adil sangat menentang tindakan ketidakadilan dan
ketidakberkemanusiaan. Dengan menjalani kehidupan yang beriman, yang ditentukan
oleh Allah, maka orang dapat lepas dari kemarahan Allah.
2. Suatu
konsep tabur-tuai yang mana barangsiapa hidup dengan ketidakadilan, ia mati
dalam ketidakadilan; barangsiapa hidup dalam kejahatan akan dirangkul oleh
kejahatannya sendiri; barangsiapa hidup dalam perang akan jatuh oleh perang;
barangsiapa hidup dengan pedang akan mati oleh pedang. Dengan ini, kitab Nahum
berusaha menekankan akan adanya kesamaan hak dan keadilan bagi semua manusia.
3. Hubungan
antara Allah dengan kehidupan manusia nyata digambarkan dengan jelas melalui
penggambaran hubungan antara Allah dengan bangsa Israel dan Yehuda. Gambaran
Allah mengasihi umat-Nya menunjukkan bahwa terjadi patokan-patokan etis serta
sikap moral sebagai bentuk nyata dari hubungan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Kramer,
A. Th. Singa Telah Mengaum Nabi Sebagai
Penyambung lidah tuhan. Kupang: BPK Gunung Mulia, 1997.
Blankerbaker,
Frances. Inti Alkitab Untuk Para Pemula, terj.
Ny. D. Susilaradeya. Jakarta: BPK Gunung Mulia, Cetakan ke-4, 2004.
Alkitab
Edisi Studi. Jakarta : LAI,
2010.
Ensiklopedi
Alkitab Masa Kini. Jakarta :
Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jilid II, 1995.
Pringgodigdo, A. G. Ensiklopedi Umum. Yogyakarta : Kanisius, 1990.
W. S. Lasor &
F. W Bush, Pengantar Perjanjian Lama,
Jakarta: BPK Gunung Mulia, Cetakan Ke-2, 1996
www.
SABDAwebpengantarfulllife-Nahum.org
http//www. Ajaran Utama Alkitab-Nahum. Com
http//www. GEMA,
Santapan Harian jumat 2 maret 2012. Com
I .Snoek. Sejarah Suci. Kwintang, Jakarta pusat:
BPK Gunung Mulia. 1955
[1] http//www. Suhartanatanael@gmail.com
on January 8, 2011 in Alkitab di download pada hari kamis tanggal 25 pukul
12.13 wita
[2] Menurut von Rad (1965: hal. 188) syair Nahum “luar biasa indahnya”
[3] Kampung halamannya, elkosy, juga tidak diketahui tempatnya walaupun
ada yang mengusulkan beberapa tempat di Asyur, Galilea dan Yehuda.
[4] http//www. Suhartanatanael@gmail.com
on January 8, 2011 in Alkitab